Axton segera menghampiri Reina yang tergeletak di lantai dengan penuh luka lebam. Bahkan bekas jahitan akibat peluru yang menggores lengannya kembali terbuka.
“Aku tidak percaya Keluarga ini benar-benar kejam bahkan menyiksa tanpa merasa bersalah sedikitpun!” Kata Axton menatap tajam Nyonya Jane yang ada didepannya.
“Siapa kau, berani sekali masuk ke Kediaman kami tanpa sopan santun. Apa kau salah satu majikan wanita sialan ini?”. Kata Nyonya Jane, dia berkata dengan nada tinggi tanpa mengetahui siapa lawan bicaranya.
“Diam kau!”. Brahmantya menunjuk Nyonya Jane. “Apa kau tidak tahu beliau adalah Tuan Axton salah satu pemegang saham terbesar di Eropa?”.
“Benarkah?”.
Nyonya Jane terbelalak, seketika wajahnya pucat pasih. Tidak terkecuali orang lain yang berada di dalam rumah. Mereka mulai memikirkan nasib mereka jika Axton sampai mengambil tindakan.
“Pantas Reina terlihat kurus kering, keluarganya sendiri bahkan memperlakukan Reina lebih kejam dari b***k. Dengar! Jika dalam 1x24 jam kalian tidak memberi penjelasan yang memuaskan, maka aku tidak akan segan untuk MELENYAPKAN Perusahaan Brahmantya!”. Ancam Axton.
“Tuan Axton, anda pasti salah lihat. Istri saya tidak mungkin menyiksa putrinya seperti ini, ini pasti ada kesalah pahaman”.
“Sudah cukup aku melihat drama kalian, aku akan membawa Reina pergi dari sini. Orang seperti kalian tidak pantas di anggap sebagai Keluarga!”. Segera Axton mengangkat Reina dan membawanya keluar dari Kediaman Brahmantya.
“Ken.. Ke Rumah Sakit terdekat. Setelah ini segera putuskan kerja sama dengan Brahmantya Grup. Hancurkan dan lenyapkan hingga tidak tersisa sedikitpun!”.
“Baik Tuan, saya pastikan Brahmantya Grup akan lenyap dalam 2 malam!”.
Ken yang menunggu di depan segera membukakan pintu mobil dan mengantar mereka ke Rumah Sakit terdekat.
Di awal perjalanan, Axton tidak merasakan hawa membunuh seseorang. Tapi begitu laju mobil sampai di tempat yang begitu sunyi, tiba-tiba mobil di hadang oleh sekelompok orang tak di kenal dengan senjata api di tangan mereka.
Bang.. Bang..
Prank..!
Srrrakk!
Tembakan yang di arahkan ke mobil berhasil membuat kaca dan Ban mobil pecah hingga mengakibatkan Mobil kehilangan kendali. Untuk menghindari kecelakaan fatal, Ken membanting setir ke arah samping hingga menabrak sebuah pohon besar. Beruntung Ken berhasil mengendalikan mobil hingga tidak sampai jatuh kejurang.
“Tuan, kita di serang!”. Kata Ken memperingatkan. Dia mengambil 2 senjata api revolver di laci depan mobil dan memberikannya pada Axton.
“Kurang ajar, siapa yang berani bermain-main denganku di saat seperti ini?”. Axton merebahkan Reina di kursi mobil dan berencana keluar untuk menghadang mereka. Axton mengambil headset dan mengaktifkan koneksinya untuk menghubungkannya dengan Ken. Axton membuka pintu, begitu dia keluar beberapa dari mereka menampakkan diri dan mulai menyerang.
Bang.. Bang..
Axton melompat kesamping dan bersembunyi di balik pohon, Kondisi jalan sunyi yang terdapat di dalam hutan membuat musuh mudah untuk bergerak. Axton mulai mengamati keadaan, dia melihat 3 orang di sebelah selatan dan barat laut. Dengan cepat Axton menyerang balik
Bang.. Bang.. Bang..
Peluru yang di tembakkan tepat mengenai sasaran, seketika ke tiga orang tersebut tewas.
“Ken, kau tetaplah di samping mobil, Jangan biarkan mereka menargetkan Reina. Masih ada 7 orang yang tersisa, aku akan menghabisi mereka sekaligus!”.
Ken bersiap keluar dari mobil untuk menyerang balik dan menghentikan Axton mengambil alih semuanya.
“Tuan, Tahan sebentar. Barusaja Alex (tangan kanan Axton yang bekerja menjaga Markas Dragon Knight) mengatakan Shadow Guard (Penjaga bayangan) sudah sampai di Indonesia lebih cepat dari perkiraan, karena beberapa saat setelah anda pergi, Alex mendapat informasi dari Pusat Pembunuh bayaran bahwa ada seseorang yang menargetkan anda. Aku sudah menghubungi mereka, sebentar lagi Shadow Guard akan sampai”.
Dari atas terdengar suara baling baling helikopter, karena kondisi medan yang berbahaya. 5 anggota Shadow Guard melompat dari atas untuk menghindari serangan dadakan.
“Oh.. Sepertinya kita tertolong hari ini. Aku memang tidak dalam mood baik untuk bermain-main dengan mereka. Ken, setelah ini bawa mereka ke Markas untuk di interogasi. Aku akan membawa Reina ke Rumah Sakit”.
Salah satu dari Shadow Guard menghampiri Axton untuk melapor “Tuan, kami akan mengambil alih area disini. Helikoter telah di persiapkan untuk mengantar Tuan keluar dari area ini”.
Tidak perlu waktu lama bagi Penjaga bayangan untuk membalikkan keadaan. Ke tujuh pembunuh bayaran yang tersisa tergeletak dengan bersimbah darah, dua dari mereka pinsan dan sudah dalam pengamanan.
Helikopter berhasil mendarat tidak jauh dari tempat kejadian. Axton kembali ke mobil dan membawa Reina keluar dari tempat tersebut menggunakan Helikopter menuju Rumah Sakit.
“Kondisi Reina semakin menurun, Sweety girls bertahanlah!”.
Tiba tidak jauh dari Rumah Sakit Medika terdapat sebuah lapangan luas dan helikopter mendarat disana. Axton keluar membawa Reina memasuki Rumah Sakit dan mengantarnya hingga ruang IGD. Tidak lama suster dan Dokter datang untuk memeriksa keadaan Reina dan meminta Axton menunggu di luar.
(。・ω・。)
Seharian penuh Reina masih terbaring pinsan di ruang rawat setelah di pindahkan dari ruang IGD. Reina perlahan menggerakkan jari dan kelopak matanya. Dia mengeryitkan kening seakan tengah dilanda mimpi buruk.
“Huft.. Huft.. Apa yang terjadi padaku, sebenarnya mimpi apa yang tadi kulihat? Seakan itu nyata dan masih terasa menyakitkan”. Gumam Reina dia beranjak dari tidurnya dengan tangan memegang dadanya yang terasa sesak.
Reina memimpikan wanita yang sama dengan wanita yang ada dalam ingatannya sebelum dia pinsan. Namun perbedaannya adalah wanita yang pernah memeluk Reina dalam kondisi terbunuh dengan tubuh berlumuran darah dan Reina hanya bisa melihatnya dari kejauhan.
Reina memperhatikan keadaan sekitar, dia baru menyadari bahwa dia sedang berada di Rumah Sakit dengan seorang pria yang pernah menolongnya tengah tertidur bersandar di kasurnya.
“Hmm.. Ternyata si Tuan murah hati Axton yang menolongku. Melihat dari bagaimana dia bisa membawaku pergi dari Kediaman Brahmantya, sepertinya si Axton ini memiliki latar belakang yang tidak biasa. Dengan bantuannya mungkin aku bisa menyelidiki siapa diriku yang sebenarnya”.
“Sweety girl, akhirnya kau bangun juga. Tidakkah kau ingin mengucapkan selamat pagi pada suamimu ini?”. Kata Axton dengan jahilnya.
“Sejak kapan kau bangun? Apa kau sengaja mencuri dengar perkataanku?. Dasar tukang menguping!”.
“Kejam sekali perkataanmu Sayang, kita ini sudah menikah loh!”.
Mendengar perkataan konyol Axton, membuat Reina menatap tajam Axton. “Hei Tuan.. Aku tahu kau orang kaya. Tapi tidakkah kau berfikir bercandaanmu itu keterlaluan!”.
“Sayang, apa kau lihat aku tengah bercanda?”. Axton mengeluarkan sepasang buku nikah lengkap dengan cap jari dari Reina.
Reina yang tidak percaya mengambil paksa dan melihat dengan mata kepalanya sendiri isi dari surat nikah tersebut.
“Apah!! Bagaimana kau mendapatkan surat-surat milikku untuk mendaftarkan pernikahan?”. Reina membanting kedua surat nikah tersebut.
“Tentu saja aku mengambilnya dari Kediaman Brahmantya. Aku meminta pada pihak catatan sipil untuk menikahkan kita dengan alasan kau dalam keadaan kritis dan tidak memiliki banyak waktu untuk mengurus hal lainnya”.
“Axton, kurang ajar kau! Kau memanfaatkan ketidak sadaranku untuk mengesahkan surat pernikahan ini. Axton.. Kau benar-benar licik!”. Reina melayangkan tangannya ke arah Axton, namun tangan Axton berhasil mencekal pergelangan tangan Reina dan menarik Reina dalam pelukannya.
“Dengarkan aku Sayang, aku sudah menyelidiki apa yang terjadi padamu. Jadilah wanitaku, maka aku akan melindungimu seumur hidupku”.
“Simpan omong kosongmu untuk dirimu sendiri, aku sudah terlalu kenyang memakan janji palsu. Kau tidak ada bedanya dengan pria lain yang mengumbar janji dan berakhir dengan pengkhianatan. Hnng.. Sungguh aku telah bodoh mempercayai kalian!”.
“Reina, aku tahu apa yang sedang kau rasakan dan aku tidak akan mengelak semua tuduhan dan amarah yang kau lampiaskan padaku. Tapi aku telah JATUH CINTA padamu dari saat pertama kali melihatmu pinsan di jalan. Bagaimana kalau kita buat kesepakatan?”.
“Trik apalagi yang akan kau mainkan Axton?. Aku pasti tidak akan jatuh ke lubang yang sama”.
“Terserah kau mau menganggapku apa. Kesepakatannya adalah jika dalam setengah tahun aku berhasil membuatmu mencintaiku, maka kau harus menerima statusmu sebagai Nyonya Axton. Tapi jika aku gagal, aku akan melepaskanmu pergi dan tidak akan mengganggu kehidupanmu”. Papar Axton.
Reina terdiam sejenak, dia memikirkan kembali perkataan Axton. “Baiklah! Aku terima taruhan ini. Ingatlah untuk menjauh dari kehidupanku swtelah setengah tahun berakhir!”.
“Kau memang wanitaku!”. Kata Axton. Tanpa Reina sadari, Axton tiba-tiba mencium Reina dengan lembut.
Meski Reina ingin menolak tapi bagian lain hatinya mengiyakan. ‘Ah.. Anggap saja ini sebagai konpensasi pernikahan ini. Setelah setengah tahun berlalu maka ini hanya akan menjadi mimpi belaka!’