Suara tangisan bayi yang berasal dari baby box berwarna abu-abu di pojok kanan kamar membangunkan Daffa dari tidur yang baru saja dilakukannya 1 jam yang lalu. Ia baru saja pulang setelah terbang hampir 1 Minggu ke berbagai kota.
Tangannya melepaskan rangkulan pada tubuh reya yang masih terlelap sehabis menunggu dirinya pulang tengah malam kemarin. Ia menghampiri box bayi Keagan, lalu menggendong anaknya yang menangis.
"Sstt sayang kenapa hhm?" Ia mencoba mengajak anaknya untuk berinteraksi. Meskipun ia tau anaknya tidak akan menjawab apa-apa selain menangis. Daffa menguap, tangannya meraba p****t Keagan yang basah. Laki-laki itu menepuk keningnya kala tersadar akan satu hal.
"Dedek pipis ya? Bentar ya ayah gantiin dulu,"
Daffa berjalan ke arah lemari box berwarna putih tempat ia dan istrinya menaruh baju-baju serta celana milik Keagan. Daffa mengambil celana panjang satu dan juga keranjang pelataran bedaknya. Ia menghampiri Keagan yang ia taruh di atas sofa dengan guling sebagai pembatasnya. Mula-mula ia melepaskan celana yang dipakai Keagan lalu menaruhnya dibawah, tepat di samping kakinya.
"Anak ayah kalo udah gede jangan nakal yaa. Eh, ngga papa deh nakal, asal jangan jadi orang b******k, ya?" Kata Daffa. Anaknya hanya menatap sang ayah sambil terus menghisap jempolnya.
Daffa mengambil minyak telon lalu membalurkannya di perut Keagan. Mengusapnya perlahan. Mencoba untuk mengikuti apa yang pernah Reya ajarkan ketika Radinka masih kecil. Setelah memberi Keagan minyak telon, Daffa memberinya bedak, lalu baru setelah itu Daffa memasangkan celana panjang ke kaki Keagan.
"Nah udah selesai!"
Keagan tertawa ketika Daffa menciumi perutnya. "Bobo lagi ya sayang," Daffa mulai menimang-nimang anaknya dalam lengan nya yang kekar. Sambil menyanyikan lagu twinkle-twinkle little star, Daffa juga mondar-mandi seperti sebuah gosokan di dalam kamar.
Ketika dilihatnya Keagan sudah kembali memejamkan mata, Daffa tersenyum lalu menaruh Keagan kembali ke dalam box baby-nya. Ia mencium kening Keagan dalam-dalam.
"I love you, anak ayah!" Lirihnya pelan.
Setelahnya Daffa beranjak kembali ke ranjang untuk menuntaskan tidurnya yang tertunda.