"Mbak, ayo bangun. Shalat subuh berjamaah yuk." Suara Shanum mengganggu tidur lelap Carla. Setelah semalam tidak dapat tidur karena memikirkan bagaimana kehidupannya setelah ini. Terasa nyaman hidup di desa, walau ada pengganggu dari mulut-mulut bawel. Hanya saja, kehidupan di desa terpencil ini, tetaplah jauh lebih nyaman dibandingkan dengan kehidupan Carla sebelumnya. Yang penuh dengan persaingan dan juga darah. Hidup dalam gelimang harta. Tapi, dirinya adalah penjahat sesungguhnya. Dirinya, penuh dengan perbutan jahat di masa lalu. Carla tidak ingin kembali pada masa itu. Berharap, pilihan hidup yang dijalaninya saat ini adalah hal yang terbaik. Walau harus melalui sandiwara yang tengah dilakoninya bersama Faqih. Carla juga tidah habis pikir. Bagaimana dia dengan entengnya mengajak