PART 8

1044 Words
Satu-satunya kelemahan Kyra adalah ia tidak bisa mengingat segala perkataan ataupun apa yang dilakukannya ketika mabuk. Itulah alasan mengapa Arka akan sangat marah jika melihat Kyra mabuk. Pagi ini Kyra bangun sangat terlambat dengan kepala yang pusing dan tubuh yang beraroma alkohol. Kyra yang tidak mengingat apapun tentang semalam selain meminta wine kepada Kenzo hanya bisa bersikap seperti tidak ada apa-apa yang terjadi. Kyra turun dari kamarnya dengan wajah yang berusaha baik-baik saja tanpa ada beban sama sekali. Arka dan Lian berhasil dibodohinya, tapi tidak dengan Kenzo yang sudah mengamatinya sejak awal dirinya turun dari lantai atas. Untuk mempersingkat waktu, mereka berempat segera masuk ke dalam mobil dan melaju untuk kembali ke rumah masing-masing. Selama di mobil, Kyra tidak berhenti mencari tahu apa yang terjadi kepada dirinya saat mabuk. "Lo kenapa?" Lamunan Kyra buyar karena teguran Lian yang ada di sampingnya. "Gue cuma masih ngantuk aja," jawab Kyra bohong. Sepanjang perjalanan, Kyra tidak henti berpikir. Bahkan saat ia diantarkan pertama ke tempat tinggalnya, Kyra masih berpikir. Begitu mobil yang dikendarai Arka pergi dari area tempat tinggal Kyra, perempuan itu segera mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Sally, teman kerjanya. Sally adalah teman kerja Kyra selama di penerbitan. Sally lebih tua satu tahun darinya, tapi mereka berdua dekat seperti Kyra dan Lian. Setelah meminta Sally menjemputnya, Kyra segera masuk ke dalam rumah kontrakannya untuk mengganti pakaian yang lebih bagus. Satu jam kemudian Sally datang menjemputnya. "Lo udah kasih tau Arka kalau lo nginap di apartemen gue, 'kan? Gue nggak mau dia marah ke gue karena nurutin permintaan lo ke kelab nanti malam." "Lo tenang aja, semua udah gue atur." "Oke, ayok. Mending kita diam di apartemen dulu sambil nunggu malam." Kyra langsung mengangguk. Ia segera masuk ke dalam mobil Sally dan membiarkan Sally membawanya ke apartemen mewahnya. Sally putri pejabat daerah setempat, hidupnya sejak kecil penuh glamor. Akan tetapi, Sally memilih untuk menjadi seorang editor yang memiliki gaji rendah disaat ia bisa saja mendapatkan pekerjaan yang layak atas bantuan orangtuanya. Duapuluh menit kemudian, mobil Sally berhenti di area apartemen mewah yang terletak di kota Bandung. Mereka berdua turun dari mobilnya dan segera masuk ke dalam apartemen Sally yang bernomor 305. "Gue mau nyelesaikan naskah dulu, lo tunggu di sini aja ya. Kalau mau lo bisa pilih-pilih baju yang bakal lo pake nanti malam." Sally memang yang terbaik. Kyra sangat antusias ketika Sally mengatakan hal itu. Ia pun dengan cepat berjalan ke walk-in closet milik Sally melalui pintu kedua selain pintu di kamar Sally. Saat Kyra memasuki walk-in closet tersebut, ia masih terpesona dengan pakaian minim milik Sally yang khusus untuk mereka gunakan saat ke kelab. Percayalah, Kyra dan Sally adalah teman minum yang terbaik. Meskipun Kyra tidak minum sekuat Sally, tapi mereka tetap cocok karena pola pikir mereka yang sama. Rose Gold Sequin Chain Choker Mini Dress. *** Kyra tertarik dengan dress minim tersebut yang bisa dirinya bayangkan akan sangat sexy di tubuhnya. Yah, perlu diakui, Kyra bukan perempuan baik-baik seperti yang dilihat orang lain. Kyra suka ke kelab dan ia beruntung bisa berkenalan dengan Sally yang memiliki kesukaan yang sama. Hiburan malam sudah dikenal Kyra sejak berada di sekolah menengah atas kelas dua. Saat itu, ia pergi ke kelab pertama kalinya dengan Kenzo. Sejak itu, Kyra menjadi kecanduan hingga detik ini. Kyra selalu berusaha untuk pergi di selang waktunya, entah bersama Kenzo, Lian atau bahkan sendirian. Akan tetapi, kebebasannya tersebut mulai terusik karena kehadiran Arka. Semenjak Kyra berpacaran dengan Arka, ia dapat menghitung berapa kali ia datang ke kelab. Waktu semakin berjalan dengan cepat hingga jarum panjang menunjukkan pukul 7 malam. Saat itulah Kyra dan Sally dinner bersama sebelum bersiap-siap ke kelab. Kyra mengenakan dress yang diinginkannya tadi, sedangkan Sally menggunakan Jo Pink Strappy Crushed Velvet Bodycon Dress mahal miliknya. Pakaian yang sesuai, sepatu yang indah, kulit yang bersih, aroma yang segar dan make up tipis semakin menyempurnakan penampilan Kyra dan Sally malam ini. Setelah memakan waktu satu jam, mereka segera keluar dari apartemen dan meluncur ke tempat hiburan malam yang sangat dikenal perempuan-perempuan seperti mereka dan pria kaya yang mencari hiburan. Setelah berkendara melalui jalanan yang sedikit macet, mereka akhirnya tiba di tempat tujuan. Kyra dan Sally langsung memasuki kelab dan disambut dengan suara beat khas yang tidak asing lagi di telinga mereka berdua. Meja bar menjadi perhatian mereka berdua. Kyra menarik tangan Sally dan segera duduk di depan bartender tampan yang mengenali mereka. "Cocktail?" Kyra dan Sally mengangguk. "By the way, di sini ada Impecunious Guest Student yang sering kita dengar ada di Jogja. Siapa yang duga di sini bakalan ada juga." "Lo tau darimana?" tanya Kyra saat mendadak Sally mengatakan istilah dari suatu blog mengenai mahasiswa atau pengunjung non-kaya yang datang ke kelab terkenal ini. "Gue dapat info dari teman, bahkan mereka punya komunitas sendiri. Gila, 'kan? Ke sini aja harus pakai komunitas." Memang terdengar gila karena setahunya kelab ini hanya didatangi pengunjung dari kalangan atas. Kyra saja bisa berada di sini karena namanya tertera sebagai tamu terhormat atas bantuan Sally. Mungkin jika tidak ada Sally, Kyra akan masuk dalam komunitas tersebut. "Ini minuman favorit untuk dua perempuan terhormat kami." Lamunan Kyra buyar ketika Alvian, nama bartender di sini, memberikan minuman pesanan kami. "Siapa guest DJ-nya?" tanya Kyra pada Alvian. "Eksekutif muda pastinya," jawab Alvian. Jawaban tersebut langsung membuat Sally dan Kyra mengedarkan pandangan ke stage yang ruang untuk DJ masih belum terisi. "Ingin bertaruh lagi, Ky?" tawar Sally. Kebiasaan Kyra dan Sally adalah bertaruh untuk guest DJ-nya. Mereka akan bertaruh mengenai kadar ketampanannya. "Seperti biasa, tampan yang biasa," ujar Kyra. Kyra selalu memasang taruhan tersebut dan ia selalu menang. Seolah itu adalah keberuntungan Kyra. "Gue pasti menang malam ini. Firasat gue baik, sangat tampan seperti biasanya." "Kalian melakukannya lagi?" tanya Alvian. Sally dan Kyra mengangguk. "Okeh, kita liat siapa yang menang." Beberapa detik kemudian, guest DJ yang sedang ditunggu Kyra dan Sally mulai menaiki tangga. Kedua mata Kyra teralih ke arah pria bertubuh tinggi yang menggunakan kemeja hitam dan celana jeans bewarna putih. Setelan itu terlihat sempurna di tubuhnya, terlebih dengan pundaknya yang lebar dan fantastis. Saat wajah pria itu terlihat sedikit, Kyra mulai menyipitkan mata karena merasa tidak asing dengan wajah itu. Hingga detik berikutnya, Kyra sadar bahwa guest DJ yang saat ini ada di stage adalah Kenzo Edzard.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD