PART 7

554 Words
Helena Anastasia mengubah nama dan kewarganegaraannya setelah pindah ke California. Dia mengubahnya menjadi Elena dan menikah dengan pengusaha kaya California, serta memiliki dua anak kembar. Kyra masih di ruang tengah. Sedangkan Lian, Arka dan Kenzo sudah kembali ke kamarnya. Alasan Kyra tetap berada di ruang tengah karena ia baru saja mendapatkan sebuah pesan dari Atha setelah pesta mengobrol dirinya dengan yang lain usai. Atha adalah teman kuliah Kyra. Selama kuliah, Atha cukup perhatian dengannya. Pesan yang Atha kirimkan berisi bagaimana keadaan perempuan bernama Helena. Sebelumnya Kyra memang iseng meminta Atha untuk mencari tahu bagaimana kondisinya karena Kyra tahu bahwa kekasih Atha bekerja sebagai detektif di California. Kyra hanya iseng memintanya, tapi Atha melakukannya. Kyra seketika menghela napasnya. Ia tidak tahu respon apa yang harus diberikannya setelah membaca pesan Atha. Disaat Kyra tengah sibuk akan pikirannya, Kenzo tiba-tiba datang dengan sebotol wine di tangannya. Kenzo tidak menarik perhatian Kyra, tapi apa yang ada di tangan Kenzo-lah yang membuatnya tertarik. "Gue boleh minta?" tanya Kyra. Kenzo yang melihat tatapan Kyra terpaku ke wine-nya membuat Kenzo memberikannya dengan ikhlas. Kyra mengambil wine milik Kenzo dan menuangkannya di gelas bekas air putihnya. Ia meminum wine tersebut dengan pelan dan menikmati sensasinya. Kyra terus menenggak wine-nya hingga tetes akhir. Lalu ia diam sejenak. Tatapannya terarah pada gelasnya yang kosong. Kyra menggigit bibirnya keras, lalu ia mulai menutup matanya dengan kedua tangan, mencoba menahan dirinya supaya tidak menangis hanya karena kabar perempuan yang sudah membawanya ke panti beberapa tahun yang lalu. Seharusnya Kyra tidak meminta Atha. Dengan begitu, ia tidak akan terpukul dengan kebenarannya. Kyra mencoba untuk menahan diri lagi. Ia membuka tangannya dan kembali menuangkan gelas keduanya. Lalu Kyra dengan cepat menenggak wine-nya sampai habis. Kyra berniat untuk mabuk. Dengan begitu, ia akan melupakan pesan Atha yang sudah dihapusnya ketika ia membacanya untuk pertama kali. Kyra terus menuangkan wine-nya hingga gelas kelima dan menghabiskannya dengan cepat. Perlahan, wajah Kyra memerah dan tangannya berhenti saat ia berniat menuangkan gelasnya yang keenam. "Udah cukup." Kyra menoleh ke arah Kenzo, menatap wajah Kenzo dengan matanya yang mulai berair. "Lo nggak mau Arka liat lo mabuk, 'kan?" Kyra tahu itu. Arka akan sangat marah besar jika melihatnya mabuk. "Gue benci saat gue sadar kalau gue cuma bisa mabuk di depan lo." Kyra menggigit bibirnya, melepaskan botol wine milik Kenzo dan menarik napasnya perlahan. Kyra akhirnya bangun, mencoba berdiri tegap dan berjalan dengan sempoyongan menuju anak tangga. Kyra terus menaiki anak tangga menuju pertengahan tanpa terjatuh. Akan tetapi, saat dirinya tiba di anak tangga terakhir, Kyra terpeleset dan membuatnya duduk di anak tangga bersamaan dengan rintihannya. Suara Kenzo yang berteriak membuat Kyra menarik napasnya dan mencoba untuk berdiri. Kyra tidak ingin Kenzo membantunya. "Ky...." Kyra mulai merasakan pening. Ia menoleh ke arah Kenzo dan menatap kedua mata Kenzo. "Thanks untuk wine-nya, tapi gue nggak butuh bantuan lo. Gue tahu hubungan kita nggak dalam situasi membantu." "Gue bantu lo karena lo sahabat tunangan gue, bukan yang lain." Kyra tersenyum mengejek, lalu berkata, "Jujur, gue nggak mau hubungan kita kayak gini. Gue nggak mau, Ken. Gue nggak mau kita kayak gini, tapi gue bisa apa? Lo udah terlanjur benci sama gue. Gue nggak ada pilihan lain selain ngebenci lo demi kita. Lo tau dengan jelas ... gue pernah cinta sama lo." Lalu Kyra mulai tidak sadarkan diri di pelukan Kenzo.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD