Jingga 21

2047 Words

Tok tok tok! Suara ketukan pintu dari Jingga di depan kamar Kasa. Gadis itu menunggu sejenak dan mencoba mendengarkan suara dari dalam. Namun tidak terdengar apapun. Sekali lagi Jingga mencoba untuk mengetuknya kembali. “Tu-tuan Kasa, ini Jing- ah maksud saya, ini sudah pagi. Bisa anda bangun...” suara Jingga semakin memelan pada kata terakhirnya. Gadis itu merasa bingung harus membangunkan tuannya seperti bagaimana. Jingga masih merasa begitu canggung dengan pekerjaannya sebagai pelayan ini. “Anu non Jingga, non bisa langsung masuk ke dalam saja untuk membangunkan tuan Kasa.” Celetuk bibi pelayan yang tengah membawa sapu dan juga lap di kedua tangannya. “Eh?” “Permisi non. Bibi mau bersih-bersih di ruang sebelah.” Pamit bibi itu kemudian meninggalkan Jingga sendiri di sana. Jingga ya

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD