24. Part of the Plan

1419 Words
Sudah sepekan berlalu sejak kelulusan Letty dari Avenue world school. Kedua teman Letty yaitu Brianna telah terbang ke Inggris untuk mendaftar ke Oxford, begitu pun dengan Kimmy yang telah ke Paris untuk bersekolah di sekolah perancang. Bagaimana dengan Marshall?      Oh, pria itu ternyata sudah bisa menerima keputusan Letty seminggu yang lalu. Dua hari sejak kejadian itu, Marshall berkunjung ke rumah Letty. Marshall mengajak Letty makan malam sebagai ucapan maafnya sekaligus ucapan selamat tinggalnya. Marshall akan berangkat ke German untuk mengelola perusahaan ayahnya yang baru saja di resmikan. Marshall langsung mendapat jabatan sebagai CEO di perusahaan milik ayahnya itu, Namanya langsung tercatat sebagai CEO termuda sebab di usianya yang baru 17 tahun dia sudah menjadi pimpinan perusahaan publishing ternama.        Itu semua bukan tanpa sebab. Kecerdasan Marshall memang tidak di ragukan lagi sebab Marshall mempelajari cara mengelola perusahaan sejak masih berumur 10 tahun. 5 tahun dia rutin mengikuti kelas management dan sekarang dia telah di percayakan untuk memimpin sebuah perusahaan percetakan buku ternama.       Letty sangat mendukung usaha ketiga sahabatnya untuk mewujudkan cita-cita mereka. Ironisnya Letty sendiri masih berada di rumahnya. Letty sudah membulatkan tekadnya untuk tetap mendaftarkan dirinya ke kantor CIA tanpa sepengetahuan siapapun. Letty bahkan telah menyusun sebuah rencana agar dia bisa mewujudkan impiananya sejak kecil.        Sementara itu, Fredrick pemimpin Blackglow mafia, dia masih mencari cara memperbaiki keputusan pimpinan Yakuza seminggu yang lalu. Fredrick harus memikirkan cara yang benar-benar ampuh untuk membujuk Tsukasa agar mau bergabung kembali dengannya. Yakuza adalah satu-satunya rekan bisnis istimewa bagi Blackglow, karena hanya Tsukasa-lah satu-satunya orang yang bisa bertatap muka dengan Fredrick.       Jika mitra bisnis gelap Fredrick yang lain hanya bisa mendengar suaranya yang di samarkan bersama topeng penghalang wajah Fredrick, itu tidak berlaku bagi Tsukasa. Dari awal Tsukasa telah sepakat bekerja sama dengan Blackglow hanya jika dia bisa bertemu langsung dengan Fredrick. Fredrick dengan berani memenuhi keinginan Tsukasa karena keuntungan yang Fredrick peroleh dari kerja sama mereka adalah yang terbesar dari rekan bisnis Fredrick yang lainya.        Namun, Fredrick juga tidak sebodoh dan sepolos itu. Mereka membuat sebuah perjanjian yaitu jika Tsukasa berani membongkar penyamaran Fredrick dia harus bersedia menerima ajalnya. Tsukasa harus takut, karena Fredrick memiliki sebuah senjata paling kecil dan mematikan di dunia mereka menamakannya hell poition.       Hanya butuh satu tetes obat ini untuk menyentuh kulit bahkan ujung rambut pun, maka orang yang terkena akan mati dalam hitungan detik. Obat ini adalah racun pembunuh nomor satu di Amerika menurut para dokter yang telah beberapa kali mengotopsi korban pembunuhan yang melibatkan pejabat kepemerintahan atau bahkan beberapa pengusaha dan kepala sindikat.       Obat ini telah di ilegalkan oleh pemerintah Amerika, bahkan mereka sedang mendalami kasus penyebaran racun mematikan itu. Mereka sangat ingin mengungkap siapa dalang di balik pembunuhan kalangan elit di dunia itu namun, sampai saat ini belum juga ada yang sanggup mengungkapnya. Itu karena Fredrick memiliki anak buah dengan loyalitas mereka yang tinggi. Mereka rela melepas nyawa mereka demi menutupi nama tuan mereka, untuk itu FBI bahkan CIA sangat sulit mengungkap kasus ini.     Fredrick sangat di segani dalam bisnis gelapnya. Koneksinya dengan para petinggi negara membuat kekuasaannya tak terbatas dan dia bebas.       Namun, tanpa di sadari Fredrick, Letty mulai merasa ada yang tidak beres dengan ayahnya. Kemampuan telepati milik Letty dapat merasakan sesuatu yang ganjal dari sikap ayahnya. Namun, Fredrick selalu berusaha serapat mungkin menyembunyikan identitasnya dari putrinya. Sebab waktunya belum tiba.  Fredrick masih ingin mengetahui apakah Letty masih ingin menjadi CIA.      Tanpa sepengetahuan Letty, Fredrick ternyata memasang beberapa kamera kasat mata pada barang-barang Letty agar dia bisa melacak kemana putrinya akan pergi sekalipun di luar negeri. Fredrick menyadari kemampuan telepati Letty belum sempurna. Letty harus mengasah kemampuannya jika dia ingin mempertajam telepatinya, dan untuk saat ini Fredrick memanfaatkan ketidak sempurnaan kemampuan Letty untuk memata-matainya.           • • • •       "Dad," panggil Letty. Dia berdiri di depan ruang kerja ayahnya.       Fredrick yang sedang sibuk di depan komputer sejenak menghentikan aktivitasnya. Fredrick menekan sebuah tombol untuk membuka pintu kerjanya.  "Masuklah, nak."      "Aku ingin bicara," ucap Letty.      Fredrick mengangguk sambil mempersilahkan Letty untuk duduk. Fredrick mematikan laptopnya sebelum kemudian menyimak perkataan putrinya.      "Katakan, sayang," ucap Fredrick.      "Dad, lupakan soal keinginaku menjadi CIA. Sebenarnya sekarang aku berencana mendaftarkan diriku ke New York University dan mengambil kelas bisnis," ucap Letty.      "Benarkah? Tapi NYU tidak cocok dengan anak para pengusaha. Kau yakin tidak ingin memilih universitas yang lain?" ucap Fredrick.      Dalam hati, Letty bersyukur ternyata ayahnya mulai mempercayainya.       "Aku yakin. Aku tidak ingin terlalu jauh dari New York," ucap Letty sambil memasang tampang tegas dan yakin.      "Tapi, aku butuh sebuah apartemen," lanjut Letty yang hampir terdengar seperti berbisik. Letty agak ragu apakah ayahnya akan setuju dengan yang satu ini. Namun di luar dugaan Fredrick malah menertawai perkataan Letty barusan.  "Apanya yang lucu, dad?"       Fredrick menggelengkan kepala sambil terus terkekeh. "Letty, sayang, jarak rumahmu dengan NYU hanya beberapa KM kau bahkan bisa menempunya dengan naik sepeda. Apalagi kau mempunyai ferarri f6 hanya hitungan detik dan kau bisa sampai ke NYU, kenapa harus membeli apartemen?" ucap Fredrick.       Letty menarik napas. Dia terdengar mendengus.      "Dad, aku ingin mandiri," rengeknya. Dia meraih kedua tangan ayahnya. "Kau benar, itu sebabnya kau menertawaiku. Tapi percayalah aku mulai bosan dengan rumah besar, mewah dan pelayan di mana-mana. Aku ingin hidup sendiri di sebuah kamar kecil di sertai ruang tamu mini, dapur mini bahkan balkon mini. Apartemen mini namun tetap epic, dimana aku bisa bebas mengerjakan tugasku, menerima tamu dan setidaknya aku ingin memasak untuk diriku sendiri," tutur Letty yang mulai terdengar serius.      Fredrick mencoba memahami maksud Letty yang ingin mandiri namun dia masih menaruh kecurigaan pada Letty.       "Baiklah. Aku mengijinkannya. Namum, akulah yang akan menentukan apartemen mana yang akan kau tempati-"      "Tidak!" tukas Letty. Fredrick mengerutkan dahinya. "Maksudku, aku sudah memesan sebuah apartemen di Central Park West. Aku telah membayar uang mukanya, sisanya ku serahkan padamu," lanjut Letty.        Fredrick mengulum bibirnya. Dahinya kembali mengerut namun perlahan Fredrick mulai menganggukkan kepalanya.    "Well, Dad perlu melihatnya dulu. Sebelum melunasinya Dad harus memastikan apakah tempat itu aman bagimu," ucap Fredrick.      "Baiklah." Letty tersenyum puas. "Bagaimana kalau besok saja? Aku bisa menunggu sampai Dad pulang, lalu kita akan bersama-sama ke apartemenku," ucap Letty antusias.    "Ide Bagus." Fredrick menyetujuinya. Letty begitu senang mendengarnya, dia segera berdiri dan memeluk ayahnya.      "Terima kasih, Dad. Aku menyayangimu," ucap Letty sambil memeluk ayahnya.      "Aku juga menyayangimu, nak," ucap Fredrick. "Baiklah. Kurasa aku sudah tidak memiliki keperluan lagi disini, aku juga tidak ingin terlalu banyak mengganggu waktu kerjamu. Aku harus segera mempersiapkan beberapa dokumen untuk mendaftar ke NYU, jadi selamat malam, Dad," ucap Letty sambil tersenyum pada ayahnya dia berjalan kekuar ruangan dengan wajah riang.       Namun, di dalam ruangan Fredrick melakukan hal yang berbeda. Dia meraih ponselnya dan menekan nomor seseorang.       "Selamat malam tuan," ucap seseorang di seberang telepon.       "Cyclops, cari tahu apartemen mana yang di beli Letty di 15 central park west. Jika kau sudah dapat, segera lunasi pembayarannya kemudian pasang kamera kasat di setiap sudut kamar Letty kecuali di walk in closet atau kamar mandi pasang saja penyadap suara di sana dan di seluruh sudut ruangan. Kau mengerti?"       "Baik tuan"       "Bagus. Ingat jangan sampai ada yang mengetahuinya. Pastikan hanya kau saja yang berada di kamar Letty. Katakan pada pemilik apartemen kau adalah anak buahku dan aku menyuruhmu untuk melunasi sisa p********n apartemen itu Suruh dia untuk tidak memberitahukan pada Letty bahwa apartemennya sudah lunas. Katakan aku akan berkunjung bersama puteriku besok," tutur Fredirck.      "Baik, tuan. Akan aku perbuat sesuai perkataanmu."       "Bagus. Jangan kecewakan aku," ucap Fredrick kemudian dia mematikan sambungan teleponnya.      "Maafkan aku, nak. Tapi, aku tidak bisa mengubah keputusanku. Kau anak seorang mafia maka kau juga harus menjadi mafia kau tidak boleh menjadi pemburu mafia," gumam Fredrick.         Di saat Fredrick masih terus menyusun siasat untuk bisa menjebak putrinya kedalam dunianya, di sisi lain Letty begitu senang. Dia merasa rencananya untuk bisa mengelabui ayahnya nerhasil. Sebenarnya, Letty juga merasa bersalah namun menurutnya inilah jalan terbaik yang bisa dia lakukan untuk memperjuangkan mimpinya. Dia tidak tahu bahaya apa yang menantinya jika ayahnya mengetahui yang sebenarnya dia rencanakan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD