Rahmi tidak kuliah, karena badannya merasa sangat lelah. Selesai salat subuh, Ardan menyuruh Rahmi naik lagi ke atas tempat tidur. "Di mana yang pegal?" Tanya Ardan. "Semua, Ami tidak usah kuliah ya, Bang," ujar Rahmi bersuara manja. "Iya, maaf ya, ini salah Abang." Ardan merasa bersalah karena sudah membuat Rahmi merasa sangat lelah. "Bisa panggilkan tukang pijat tidak, Bang?" Tanya Rahmi bernada pinta. "Abang saja yang pijat," sahut Ardan. "Ehm ... tidak mau. Nanti cara pijatnya beda," rengek Rahmi dengan wajah cemberut, dan bibir manyun. Ardan menahan diri untuk tidak mencium bibir manyun istrinya, ia takut kebablasan nantinya. Bukannya hilang lelah Rahmi, justru bertambah takutnya. "Cara pijat ya sama saja, ditekan begini." Ardan memijat kaki Rahmi. "Emhh ...." Rahmi memejam