“Sel, anterin ini ke meja tujuh ya,” perintah Vlara, yang tentu lebih senior dari pada Selly. “Iya, kak.” jawab Selly dengan anggukan. Selly melangkah keluar dengan nampan bulat di tangan. Langkahnya menuju ke meja nomor tujuh yang ada di pojokan samping pintu masuk. Beberapa lelaki yang asik ngobrol itu diam, memperhatikan Selly yang datang, menaruh gelas per gelas dari nampan. “Sel, masuk malam?” Lontaran pertanyaan itu membuat Selly menghentikan gerakan tangan. Ia mendongak, menatap kearah lelaki yang menyapanya. Senyum kecil terbit di bibir manisnya saat mengetahui jika ternyata itu adalah orang yang ia kenal. “Eh, kak Pasha,” sapanya, kembali menaruh gelas. “Iya, kak. Minggu ini aku jatah masuk malam. Silakan dinikmati pesanannya.” Kembali menatap kearah Pasha yang masih saja men