Tak terasa 1 minggu telah berlalu sejak Olivia merasa kalau sikap Crisstian berubah menjadi lebih dingin hanya padanya.
Awalnya Olivia ingin mencari tahu, apa alasan Crisstian berubah? Namun setelah Olivia pikirkan lagi, Olivia memilih untuk mengabaikan perubahan sikap Crisstian padanya. Saat itu Olivia berpikir kalau justru perubahan sikap Crisstian padanya adalah hal yang baik, karena sebenarnya itulah yang Olivia inginkan. Namun sayanganya, hati Olivia tidak bisa diajak kerja sama.
Olivia sudah mendoktrin dirinya sendiri untuk tidak memikirkan perubahan sikap Crisstian, tapi hati kecilnya terus bertanya-tanya, apa alasan Crisstian tiba-tiba berubah menjadi dingin padanya? Crisstian yang tadinya sangat perhatian tiba-tiba berubah menjadi sangat acuh padanya.
"Akh!" Erang Olivia sambil mengacak kasar rambutnya sebelum akhirnya membenamkan wajahnya di meja makan. "Sebenarnya pria menyebalkan itu kenapa sih?" gumamnya dengan raut wajah masam.
Tanpa sadar, Olivia melamun, terus memikirkan Crisstian.
"Olivia!"
Panggilan dari Felix mengejutkan Olivia, membuat semua lamunan Olivia tentang Crisstian buyar.
Olivia menoleh ke arah Felix yang saat ini berdiri di ambang pintu dengan kedua tangan yang berada di dalam saku celana.
Olivia sama sekali tidak merasa antusias ketika bertatapan langsung dengan Felix, padahal biasanya Olivia akan terlihat sekali sangat bahagia, apalagi tadi Felix terlebih dahulu memanggilnya. Hal yang sangat jarang terjadi.
"Ada apa?" Olivia merubah posisi duduknya menjadi tegak, tapi tidak berniat untuk beranjak bangun dari duduknya.
"Luangkan waktu kamu malam ini, kita akan pergi menghadiri privat party Damian."
"Ok," sahut lirih Olivia. Setelah menanggapi ucapan Felix, Olivia kembali menyandarakan kepalanya di meja dengan posisi membelakangi Felix.
"Sial! Kenapa gue terus memikirkan pria menyebalkan itu sih?" Keluh Olivia pada dirinya sendiri.
"Kenapa dia?" gumam Felix, menatap bingung Olivia yang saat ini sedang menggerutu.
Sejak beberapa hari belakangan ini, Felix merasa kalau Olivia jauh lebih murung, tapi Felix sama sekali tidak berniat untuk mencari tahu, apa yang sebenarnya terhsurtidak peduli
Jarak antara Felix dan Olivia cukup jauh, jadi Felix tidak bisa mendengar dengan jelas gerutuan Olivia.
Felix pergi meninggalkan ruang makan, meninggalkan Olivia yang saat ini kembali memikirkan Crisstian.
Seandainya saja Felix tidak ada, sejak tadi, Olivia pasti sudah berteriak guna melampiaskan kekesalannya. Kesal pada dirinya sendiri yang tak bisa berhenti memikirkan Crisstian.
Olivia ingin menghilangkan Crisstian dari pikirannya, jadi Olivia memutuskan untuk berolahraga.
***
Biasanya, jika akan menghadiri acara berdua dengan Felix, Olivia akan terlihat sangat antusias sekaligus bahagia, tapi hari ini Olivia sama sekali tidak antusias apalagi bahagia.
Olivia ingin sekali menolak ajakan Felix untuk menghadiri acara privat party ulang tahun Damian, tapi Olivia merasa tak enak, pada Felix juga Damian dan istrinya.
Olivia juga harus pura-pura terlihat bahagia, karena Olivia tidak mau orang-orang sadar kalau suasana hatinya saat ini sedang buruk.
Felix dan Olivia sudah berada di mansion Damian, rekan bisnis Felix yang malam ini mengadakan acara ulang tahun.
Acara ulang tahun Damian memang di adakan di mansion, karena Damian hanya mengundang orang-orang terdekatnya.
Setelah menyapa pemilik acara, Felix dan Olivia lantas berbaur dengan para tamu undangan yang sudah datang. Sebelum akhirnya bergabung kembali dengan Damian dan Celine, selaku istri Damian.
Felix sedang mengobrol dengan salah satu rekan bisnisnya, sedangkan Olivia sibuk memperhatikan suasana di sekitarnya yang ramai.
"Apa Crisstian juga diundang?" Olivia membatin, tiba-tiba berharap kalau Crisstian juga di undang ke acara ulang tahun Damian.
Suara bisik-bisik dari para tamu undangan yang berada di dekat pintu masuk langsung menarik perhatian Olivia. Bukan hanya menarik perhatian Olivia, tapi juga menarik perhatian Felix juga yang lainnya, termasuk Damian.
Mereka semua dengan kompak menoleh ke arah pintu masuk mansion.
"Akhirnya dia datang juga," gumam Damian yang bisa didengar oleh Felix dan juga Olivia. Beberapa hari yang lalu, ketika dirinya mengundang Crisstian untuk menghadiri acara privat partynya, Crisstian tidak bisa memberi jawaban pasti, akan datang atau tidak, jadi ketika melihat Crisstian datang, Damian luar biasa bahagia.
"Ternyata Damian mengundang Crisstian," ucap Olivia dalam hati.
Tanpa sadar, Olivia tersenyum, namun senyum manis yang menghiasi wajah cantik Olivia tak bertahan lama.
Senyum Olivia luntur tat kala melihat jika Crisstian tidak datang sendiri, tapi datang bersama seorang wanita yang baru pertama kali ini Olivia lihat.
Awalnya Olivia berpikir kalau wanita yang Crisstian gandeng adalah saudara kembarnya, Crisstina, namun ternyata bukan.
"Itu bukan Crisstina, lalu siapa dia? Apa wanita itu saudaranya? Atau mungkin kekasihnya?" Pertanyaan-pertanyaan tersebut yang saat ini memenuhi pikiran Olivia.
"Apa wanita itu kekasih Crisstian?" Pertanyaan tersebut terlontar dari mulut Damian.
"Sepertinya," balas Felix dengan nada ragu.
Felix ragu karena Felix sudah mendengarnya langsung dari Crisstian kalau Crisstian sama sekali tidak berniat untuk mempublikasikan hubungan pribadinya dalam kurun waktu dekat ini.
Pertanyaan Damian barusan mengejutkan Olivia. Olivia jadi bertanya-tanya, apa wanita yang Crisstian gandeng adalah kekasih asli pria menyebalkan itu?
Crisstian menghampiri pemilik acara, Damian.
Crisstian terlebih dahulu menyapa Damian dan istrinya, setelah itu barulah menyapa Felix dan juga Olivia.
Crisstian tersenyum tipis ketika menyapa Damian dan juga Celine, begitu juga ketika menyapa Felix, tapi raut wajah Crisstian langsung berubah datar ketika menyapa Olivia.
Sikap Crisstian menyakiti perasaan Olivia.
Tanpa sadar, Olivia meremas kuat dompetnya.
"Jadi ... siapa wanita cantik ini?" Damian mengulurkan tangannya pada wanita yang Crisstian gandeng, dengan tujuan mengajaknya berkenalan.
"Diana," jawab Diana sambil membalas uluran tangan Damian. Setelah itu, Diana juga bersalaman dengan Celine juga Felix.
"Olivia." Olivia mengulurkan tangan kanannya pada Diana, tak lupa untuk memperkenalkan diri.
Diana membalas uluran tangan Olivia, dan melakukan hal yang sama.
Damian mengajak semua orang untuk duduk di tempat yang sudah ditentukan karena sebentar lagi, acara akan segera di mulai.
Crisstian, Felix, Olivia, dan Diana menuju tempat yang sudah Damian siapkan untuk mereka.
"Jadi ... apa hubungan kalian berdua?" Felix menatap Crisstian dan Diana secara bergantian. Nyatanya, Felix tidak bisa menahan diri untuk tidak mencari tahu, siapa Diana sebenarnya?
Olivia semakin meremas kuat dompet dalam genggaman kedua tangannya begitu mendengar pertanyaan Felix pada Crisstian juga Diana. Bahkan kini, jantung Olivia berdetak lebih cepat dari biasanya.
Olivia penasaran, kira-kira, jawaban apa yang Crisstian atau Diana berikan?
Crisstian hanya tersenyum, begitu juga Diana. Keduanya sama sekali tidak berniat untuk menjawab pertanyaan Felix.
Celine yang tahu kalau Crisstian dan Diana enggan membahas tentang apa sebenarnya hubungan mereka berdua langsung mengalihkan topik pembicaraan, dan itu berhasil.
Felix mulai mengobrol dengan Crisstian, dan juga Damian, sedangkan Diana mulai mengobrol dengan Celine, lain halnya dengan Olivia yang lebih banyak diam.
Selang beberapa menit kemudian, Olivia pamit ke toilet, bertepatan dengan dimulainya acara.
Crisstian mencuri pandang ke arah Olivia yang kini melangkah menuju toilet.
Sesampainya di toilet, Olivia lantas memegang dadanya yang terasa sangat sakit.
"Kenapa di sini rasanya sakit banget sih?" Keluh Olivia sambil tersenyum masam.
Setelah selesai merapikan riasan di wajahnya, Olivia kembali ke tempat acara.
Olivia ingin sekali pulang, tapi Olivia tidak mau mempermalukan Felix, jadi dengan perasaan berat hati, Olivia kembali bergabung dengan yang lainnya.
Saat Olivia kembali menginjakkan kakinya di tempat acara, ternyata sesi dansa sudah di mulai.
Perhatian Olivia tertuju pada Crisstian dan Diana yang saat ini sedang berdansa, begitu juga dengan Damian dan Celine.
"Mereka berdua terlihat sekali sangat serasi." Olivia membatin, memuji Crisstian dan Diana yang terlihat sekali sangat serasi, seperti pasangan kekasih.
Olivia tersenyum kecut.
Crisstian seolah sadar jika dirinya sedang diperhatikan, jadi Crisstian menolehkan kepalanya ke samping.
Tatapan Crisstian dan Olivia beradu.
Olivia merubah raut wajahnya menjadi datar, dan segera memalingkan wajahnya, lalu melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda. Olivia menghampiri Felix yang saat ini masih duduk santai di kursinya.
Olivia tiba-tiba menghentikan langkah kedua kakinya begitu jaraknya dan Felix sudah sangat dekat. Olivia memperhatikan Felix yang saat ini sedang memainkan ponselnya dibarengi senyum lebar yang menghiasi wajahnya.
"Kenapa dia selalu bisa tersenyum lebar ketika sedang memainkan ponselnya?" Olivia kembali membatin, tiba-tiba merasa sangat penasaran, apa alasan Felix terlihat sangat bahagia?
Olivia akhirnya sadar kalau ia tidak pernah melihat Felix terlihat bahagia seperti itu ketika bersamanya, dan fakta tersebut berhasil menyakiti perasaannya.
Olivia menarik dalam nafasnya, menghembuskannya secara perlahan lalu kembali melanjutkan langkahnya.
Kedatangan Olivia disadari oleh Felix.
Felix segera meletakkan ponselnya, dan kembali menikmati makanannya.
Olivia duduk di kursinya, dan melakukan hal yang sama dengan Felix, menikmati makanannya.
Keduanya makan dalam diam.
Felix tidak berniat untuk mengajak Olivia berbicara, begitu juga Olivia. Suasana hati Olivia saat ini sedang buruk, jadi Olivia memilih untuk diam.
Tak lama kemudian, Damian dan Celine datang. Keduanya baru saja selesai berdansa.
"Kalian berdua tidak mau berdansa?" Celine bertanya pada Felix dan Olivia, menatap keduanya secara bergantian.
"Tidak, terima kasih!" Olivia yang menanggapi pertanyaan Celine, dan tanpa sadar, Olivia berbicara dengan nada yang sangat tegas.
Ucapan tegas Olivia mengejutkan Felix, begitu juga Damian dan Celine.
Celine berpikir kalau mungkin suasana hati Olivia sedang tidak baik, jadi sama sekali tidak merasa sakit hati atas ucapan Olivia barusan.
Tak berselang lama kemudian, Crisstian dan Diana datang.
Diana tertawa, terdengar sekali sangat bahagia, dan itu membuat hati Olivia kembali berdenyut nyeri.
Olivia tidak mau jika orang-orang disekitarnya sadar kalau suasana hatinya tidak sedang baik-baik saja setelah kedatangan Crisstian dan Diana, jadi Olivia mencoba untuk terlihat rilexs.
Crisstian dan Diana kembali duduk di kursinya masing-masing.
Felix dan Olivia menghadiri acara sampai larut malam, begitu juga dengan Crisstian dan Diana. Mereka bahkan pulang secara bersamaan.
Sesampainya di mansion, Felix yang sudah lelah tak membutuhkan waktu lama untuk tertidur. Lain halnya dengan Olivia yang masih terjaga.
Olivia juga merasa lelah, tapi matanya menolak untuk terpejam.
Olivia melirik Felix yang sudah tertidur pulas.
Olivia tidak mau menganggu tidur pulas Felix, jadi Olivia bergerak menuruni tempat tidur secara perlahan.
Olivia memutuskan untuk keluar dari kamar. Olivia ingin menghirup udara segar, jadi Olivia pergi ke taman.
Secara perlahan Olivia membaringkan tubuhnya di sofa, menghadap langsung ke arah kolam renang dan taman.
"Apa gue mulai jatuh cinta sama pria menyebalkan itu?" gumam Olivia dengan kening berkerut, dan alis bertaut.
"Enggak! Itu enggak mungkin!" Dengan cepat, Olivia menggelengkan kepalanya, menolak percaya pada pemikirannya sendiri.
"Gue dan dia baru aja kenal, jadi enggak mungkin dong kalau gue jatuh cinta sama dia." Olivia terus bergumam, meyakinkan dirinya sendiri kalau ia tidak sedang jatuh cinta pada Crisstian.
"Tapi kenapa hati gue terasa sakit saat melihat Crisstian bersama Diana?" Raut wajah Olivia berubah menjadi sedih.
"Itu karena sikap dia selama ini sama
Tanpa sadar, Olivia kembali melamun, kali ini mengingat kembali sikap manis Crisstian padanya sebelum akhirnya sikap Crisstian padanya berubah 180°.
"Kok gue nangis sih?" Olivia terperanjat, terkejut ketika merasakan air matanya ternyata sudah mengalir membasahi wajahnya.
Awalnya Olivia tidak mau menangisi perubahan sikap Crisstian padanya, namun pada akhirnya, Olivia menangis.
Olivia takut kalau akan ada yang mendengar tangisnya, karena itulah, Olivia menangis dalam diam.
Menangis dalam diam bukanlah hal baru lagi bagi Olivia. Sejak kecil, Olivia sudah terbiasa melakukannya.
"Mom, Olivia kangen." Awalnya Olivia memang menangis karena Crisstian, tapi semakin lama, Olivia menangis karena merindukan sang Mommy yang sudah berbeda alam dengannya.
Terkadang Olivia berpikir, seandainya saja Mommynya masih ada, pasti hidupnya tidak akan semenyedihkan ini.