bab 18

2047 Words

Meisya tercengang melihat tempat yang dia sebut sebagai rumahnya, lagi-lagi seolah olah ada mesin waktu yang kembali membawanya pada ingatan masa lalu, Rumah itu, jauh tidak lebih baik dari rumah Meisya dulu, jika dulu rumah Meisya terbuat dari separuh dinding bata merah dan separuhnya lagi tripleks, sekarang rumah yang ia lihat adalah rumah yang semuanya terbuat dari geribik, yaitu papan ayaman bambu dan geribik itu pun sudah tampak usang. Lantainya hanya tanah dengan atas yang terbuat dari asbes yang telah menghitam. "Bu, terima kasih udah nganterin saya pulang, juga terima kasih buat semuanya," kata Jenar membuat Meisya tersentak dari lamunan, wanita itu menatap Jenar yang sudah membuka sabuk pengamannya dan sudah bersiap untuk tutun dari mobilnya. "Kamu enggak ngajak saya mampir

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD