Entah sudah berapa lama Leo hanya berdiri memandangi punggung Cindra dari kejauhan. Dilihatnya tangan gadis itu beberapa kali mengusap matanya lalu kembali melamun. Memandang kosong ke arah nampan di depannya yang berisi setumpuk roti dan seteko teh yang masih mengepul. Leo menarik nafasnya dalam-dalam, lalu diam-diam berjalan menghampirinya. Diletakannya kotak besar berisi cokelat yang dipegangnya sejak tadi itu di hadapan Cindra. "Buat aku?" Cindra menatap terkejut kotak cokelat berhiaskan pita berwarna keemasan itu di hadapannya. Buru-buru ia mengusap kembali sisa air matanya. Leo mengangguk. "Bingkisan Sherry kemarin," sahutnya dengan senyum manis. "Thanks!" Seketika wajah Cindra berseri. Ia memang sangat menyukai cokelat. Tapi Leo membencinya. Kata Leo cokelat itu hanya membuat l