Cindra menatap sepatu itu di tangannya. Sepatu yang masih melekat di kaki kirinya saat ia tiba di rumah sakit dalam keadaan tak sadarkan diri setelah kecelakaan itu. Kata Mama saat ia dikeluarkan dari dalam mobil, sepatu kanannya sudah terlepas. Dan tak ada yang mengetahui keberadaannya. Mungkin terlempar keluar dari dalam mobil? Atau mungkin juga sudah rusak, dan mereka lalu membuangnya. Siapa yang perduli? Tak ada seorang yang tahu betapa berartinya sepatu itu baginya. Cindra meraba sepatu itu. Mengelus kulitnya yang lembut dan pita satin-nya yang hampir terlepas. Diingatnya kembali saat-saat Leo memasangkan di kakinya. Wajahnya sangat bahagia. Cindra mengusap air matanya yang tiba-tiba saja menetes. "Maafkan aku, Leo! Aku enggak bisa menjaganya," lirihnya. "Cindra..." Tiba-tiba seb