Hari-hari menuai cahaya. Ah! Semuanya bagai mimpi, aku seorang pemimpi, pemimpi menjadi yang terbaik, sebatang kara, tiba-tiba terdampar di sebuah desa terpencil ini. Bahkan, aku seolah bukan berada di bumi, mungkin terlalu kudramatisir karena banyak misteri di desa ini, ini baru beberapa hari, belum genap seminggu. Pasti akan lebih banyak misteri di dalamnya yang belum kutahu. Hari ini, aku diajak Kang Mukhlis ke rumah Pak Lurah. Katanya beliau ingin bertemu denganku, karena aku adalah guru baru, maka harus disambut juga. Seperti pejabat tinggi saja. Dan penyambutan sederhana itu diadakan di rumah lurah desa. Rumahnya lurus ke arah SD N Cahaya, terus ke arah timur. Rumahnya sebelum pasar Templek, dan dekat dengan kantor keamanan desa yang menjaga hutan lindung kampung. Aku dan Kang Muk