Hans pagi ini sedang mengoceh di depan cucu satu-satunya. Sedangkan Rio hanya bisa diam di depan kakeknya. "Kenapa gudang bisa seperti kamar berpenghuni seperti itu, Rio?" Hans menatap Rio tajam. "Ya mana aku tahu, Kek." Rio masih berusaha mengelak. "Di mana, Zita?" "Sudah berangkat ke kampus." jawab Rio acuh tak acuh. Dalam hatinya sebenarnya takut kalau Hans akan marah. Tapi Rio menutupinya rapat-rapat. "Jawab pertanyaan Kakek dengan serius! Kenapa di gudang bisa ada barang-barang Zita?" Hans mencengkeram kerah kaos yang Rio kenakan. "Dia sendiri yang mau, dia mau tidur di gudang Kek." "Jangan bohong kamu, Rio." Hans sudah melepaskan cengkeraman tangannya pada kerah kaos Rio. "Kalau Kakek enggak percaya tanya saja ke orangnya." "Kalau sampai terbukti kamu memperlakukan Zita seca