Setelah selesai ketiga orang itu menghabiskan waktu di toko perhiasan dan butik pakaian pernikahan. Siang ini mereka sedang duduk di ruang tamu kediaman Wijaya. "Tega kamu menodai putriku!" Wijaya mengangkat kerah kemeja Nofal. "Papa! Tenang dulu." Nadin mencoba menarik lengan Wijaya. "Om, tenang dulu." Rio ikut menarik Wijaya. "Saya minta maaf, Om. Saya khilaf." ujar Nofal menatap kedua mata Wijaya tanpa takut. "Yang penting Nofal sudah mau bertanggung jawab, Pa." Nadin mengusap-usap bahu Wijaya. "Maafkan kedua orang tua saya yang tidak bisa datang. Pekerjaan mereka benar-benar tidak bisa ditinggalkan Om, Tante." "Langsung tentukan saja tanggal pernikahannya." ujar Nadin membuat Devi meremas jemari Rio erat. "Lebih cepat lebih baik, Dev." lagi-lagi Rio berusaha menenangkan kegunda