Zaky menatap kekasihnya yang duduk di bangku ruang tunggu dengan wajah sedih, karena pada pertunjukan teater itu, akhirnya Clary digantikan oleh Liana. Bengkak di kaki Clary memang sudah mengempis, tetapi masih ada denyut rasa sakit ketika ia berjalan. Itulah alasan kenapa Clary dilarang untuk tampil. Setelah selesai di rias, Zaky mendekati Clary yang menyambutnya dengan senyuman hangat. “Wah, kau jadi semakin tampan sekarang, benar-benar seperti pangeran. Aku jadi takut seseorang akan merebutmu dariku.” “Tapi percuma juga, ‘kan. Soalnya sebentar lagi aku akan dipoles menjadi si buruk rupa, hingga tak aka nada yang berani mendekatiku.” Clary menepuk bahu Zaky pelan. “Kemari,” bisiknya. Zaky pun mendekatkan wajahnya ketika tiba-tiba Clary mencium pipinya. “Si buruk rupa