When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Hatiku Tersakiti “Pak, aku sudah melakukan apa yang kamu minta dan aku sudah menjalani hukuman yang kamu berikan padaku, apa masih kurang?” tanyaku dengan suara lemah, jujur hatiku sangat sedih jika membahas tentang bayi yang aku kandung. Tetapi aku mencoba bersikap tegar di depan Farel, walau sebenarnya hati ini terasa di tusuk-tusuk ribuan jarum. Farel kembali diam, ia duduk menatap kosong ke arah pohon. Tidak ingin berharap banyak pada Farel, aku memilih berjalan . “Kamu mau kemana? hati-hati jalanan ini licin” “Aku akan mencari jalan untuk pulang, jika berhasil, walau kemungkinannya kecil, karena aku tidak tahu bahaya datang dari mana nantinya,”kataku meninggalkan Farel yang masih duduk. “Tetaplah bersamaku, aku akan melindungi mu,”ujar Farel dengan wajah memohon. “Tidak, aku a