Malu Mengakui

1233 Words

Aku dan Farel makan di restoran Jepang, sikap baik dan perhatian yang ditujukan Farel saat itu tidak lantas membuatku senang, justru aku penasaran apa yang dia inginkan selanjutnya, aku duduk diam melihat Farel yang sedang sibuk memotong-motong daging steak yang ia pesan untukku, di sela-sela kami sedang makan. Tiba-tiba teman Farel dari Jakarta mendatangi meja kami. “Farel … !?” sapa seorang lelaki, ia baru selesai makan di restaurant yang sama dengan kami. “Hai Bro ….” Farel berdiri, tetapi tiba-tiba wajahnya sangat gugup. “Sama siapa?” Lelaki berkulit putih itu, menatapku. ‘Hmmm … jawablah, aku selalu penasaran dengan hal itu, jika kamu sok berani memperkenalkan aku pada pegawai hotel sebagai istrimu. Aku penasaran, apa kamu juga berani mengakuiku di depan keluargamu? atau di depan

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD