Bedrest

1165 Words

“Kita belum bisa pulang Rin, kamu harus istirahat dulu, setidaknya beberapa malam, kasihan dia kalau kamu langsung jalan.” “Baiklah, aku akan istirahat di sini.” Tetapi apa aku aman di sini? Hatiku bertanya-tanya. Farel mengangkat nampan makan, meletakkannya di atas nakas, “Biar aku suapi.” Ia menatapku sembari menunggu jawaban. Kali ini aku menurut, mimik wajah Farel tampak terkejut, tidak percaya, saat aku menurut padanya. Kalau biasanya aku selalu menolak apapun yang ia lakukan dan menolak perhatian yang ia berikan. Tetapi saat ini; hati, otak dan tubuhku lelah, jadi, aku lebih baik mengalah, toh yang ia lakukan untuk anaknya sendiri. Kalau Farel memang menginginkan sebuah pernikahan, baiklah aku terima, Urusan nyawa terancam, biarlah dipikirkan nanti, aku ingin menjalani apa yan

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD