Kaki mereka lelah dan kebas sebab sejak tadi berjalan di kubangan air yang begitu kotor dan pekat. Baunya sangat menyengat kini sudah tidak dihiraukan lagi oleh Venia dan David. Tatapan mata keduanya lurus ke depan walau kini sama saja seperti memejamkan mata. Karena di dalam terowongan itu begitu gelap gulita. David atau pun Venia hanya memakai instingnya saja untuk menembus jalan, sedangkan tangan mereka digunakan untuk meraba-raba dinding yang hanya tinggi sepundak mereka itu. Mereka berjalan sambil membungkuk, semua karena ruang trowongan itu begitu terbatas. Entah apa fungsinya, yang pasti kini David dan gadis di belakangnya hanya mengikuti alur lurus saja. Tidak tahu terowongan itu akan membawanya ke mana. Kini ia hanya berjalan dan terus saja berjalan. Sedangkan satu tangan