Chapter 19

1209 Words

Perlahan-lahan David membuka mata seiring menyilangkan kedua tangan di depan wajah untuk menghalau cahaya lampu masuk menyentuh retinanya. Salah, ternyata itu bukanlah cahaya yang berasal dari lampu, tapi melainkan dari jendela kecil terbuka yang langsung menghadap ke timur sehingga sinar matahari masuk begitu terasa menyengat. David terperangah sebab kini ia berada di dalam kamarnya, tempat ini sangatlah berbeda dengan saat terakhir kali terjatuh tidak sadarkan diri. Rasa pusing masih terasa menghinggapi di membuat lelaki itu memegangi pelipisnya. “Ini bukan kejadian yang pertama kalinya aku pingsan dan sadarkana diri di tempat lain. Sangat membingungkan, pasti ada yang tidak beres di sini,” batinya mengernyit bingung. Para laki-laki dalam kamar itu sedang bersiap-siap untuk mem

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD