Pertemuan Pertama
Lovetta, wanita cantik dengan rambut hitam pekat dan bola mata cokelat memiliki senyuman manis dengan wajah terpahat dengan sangat sempurna. Hidung mancung bibir tipis yang cukup menggoda lawan jenis. Satu-satunya putri dari raja serigala yang menjadi incaran para serigala dan vampire untuk menghasilkan keturunan sempurna. Rambut hitam panjang tergerai indah dan berkilau menambah pesonanya.
“Lovetta, jangan pulang terlalu larut!” Seorang pria paruh baya dengan postur tubuh sempurna melihat gadis cantik yang bersiap keluar dari rumah mereka.
“Aku tahu, Ayah.” Gadis itu melanjutkan langkah kakinya.
“Gadis nakal.” Pria itu hanya bisa tersenyum. Ia percaya dengan kemampuan istimewa putrinya yang mempu menjaga diri.
“Aku akan jalan-jalan dan berburu.” Lovetta merubah wujud manusia menjadi serigala untuk mempercepat larinya hingga berada di tengah hutan. Panca indera yang sangat peka mencari mangsa untuk makan malam yang enak. Seekor kelinci telihat sedang keluar dari lubang dan untuk mencari makan di dalam kegelapan.
“Makan malam.” Lovetta menerkam kelinci putih dan menyantapnya dengan sangat elegan dan rapi. Setelah menghabiskan makan malamnya, gadis itu berjalan menuju air untuk minum dan membersihkan diri. Ia merubah bentuk manusia cantik. Gaun hitam tanpa lengan dan panjang menyentuh tanah dengan belahan hingga menampilkan paha putih dan mulus.
“Kenapa si cantik ini selalu berada di tengah hutan?” seorang pria cukup tampan berdiri di samping Lovetta yang duduk di tepi sungai.
“Vampire.” Lovetta segera berdiri dan ingin pergi.
“Bagaimana kamu bisa tahu aku seorang vampire.” Pria itu mencengram tangan Lovetta.
“Ah, putri serigala yang paling cantik, tentu saja mampu mencium aromaku.” Seringai mengerikan menampilkan taring tajam dari mulut pria itu. Mata merah menatap wajah cantik dengan penuh hasrat.
“Aku adalah Escanor. Pangeran pertama raja vampire.” Escanor tersenyum tampan.
“Siapa nama kamu?” Escanor mencium aroma manis dari tubuh Lovetta.
“Lovetta,” jawab gadis itu pelan. Ini pertama kalinya ia bertemu dengan kaum vampire yang menjadi musuh mereka.
“Bagaimana seorang pangeran bisa berada di kawasan serigala?” Lovetta telihat tenang.
“Karena aku terpesona pada kecantikan gadis yang masuk ke hutan ini setiap malam. Aku sengaja menunggu dirimu.” Escanor memainkan rambut hitam Lovetta.
“Apa kamu sedang berburu serigala?” tanya Lovetta.
“Sepertinya begitu. Serigala yang sangat cantik yang membuat aku jatuh cinta.” Escanor mencium rambut Lovetta.
“Tidak mungkin kamu jatuh cinta pada musuh kamu.” Lovetta berdiri tegak dan bersiap untuk lari.
“Nyatanya begitu. Aku terus memperhatikan kamu setiap malam dan akhirnya jatuh cinta.” Escanor melingkarkan tangannya dipinggang Lovetta membuat gadis itu mengelurkan kuku panjang.
“Bagiku, kaum vampire sangat menjijikan.” Lovetta mencakar kulit putih pangeran vampire.
“Aargh,” teriak Escanor.
“Aku menyukainya.” Escanor terkejut hingga melepaskan tangannya dan melihat luka yang langsung sembuh dengan sendirinya. Lovetta telah berubah bentuk menjadi serigala dan berlari secepat mungkin tanpa tujuan hingga berada pada perbatasan hutan. Ia melihat seorang pria tampan dengan rambut perak dan mata biru sedang berjalan di dalam hutan bersama seekor unicon.
“Pria yang sangat tampan.” Lovetta tersenyum. Pria dengan jubbah putih bercahaya tersenyum pada hewan suci unicon yang telihat sangat cantik.
“Aku akan pulang,” ucap unicon yang tersenyum dan mencium kepala pria dengan rambut perak.
“Apa kita masih bisa bertemu?” tanya pria itu.
“Selama kamu masih perjaka dan suci, Bien” Unicon terbang meninggalkan pria tampan.
“Bien,” ucap Lovetta pelan dan pria itu menoleh.
“Sepertinya ada seseorang.” Bien menghilang dan hanya meniggalkan asap putih.
“Kita akan bertemu lagi,” ucap Lovetta. Wanita itu telah meninggalkan bulunya pada tubuh Bien.
“Aku harus kembali ke rumah sebelum bertemu dengan Escanor.” Lovetta menajamkan indera pencium dan pendengarannya agar bisa menemukan jalan pulang. Dalam bentuk serigala gadis itu berlari kembali ke rumah dengan kecepatan melebihi serigala biasa karena ia terlahir istimewa. Ia sangat lelah dan langsung masuk ke kamarnya.
“Kenapa kamu terlambat?” tanya Morgoth−Ayah Lovetta.
“Aku tersesat,” jawab Lovetta dengan senyuman cantiknya.
“Kamu bertemu vampire kuat.” Morgoth berjalan mendekati putrinya.
“Bagaiamana ayah bisa tahu?” Lovetta tersenyum malu.
“Apa kamu meremehkan penciuman manusia serigala?” Morgoth menatap tajam pada gadis cantik dengan kulit putih bersih itu.
“Siapa yang kamu temui?” tanya Morgoth menyelidiki.
“Escanor,” jawab Lovetta pelan.
“Love, dia adalah pangeran vampire yang jahat.” Morgoth mencengkram lengan Lovetta.
“Ayah, aku baik-baik saja.” Lovetta melihat kekhawatiran di mata pria itu.
“Ada baunya ditubuh kamu.” Morgoth mengendus tubuh Lovetta.
“Apa yang dia lakukan padamu?” Morgoth memegang kedua bahu Lovetta.
“Dia memelukku,” jawab gadis itu polos.
“Apa?” Mata Morgoth melotot dan putrinya mengangguk dengan senyuman.
“Apa kamu berpacaran dengan vampire?” Taring dan kuku tajam keluar dari bagian tubuh Morgoth.
“Tidak. Aku membenci kaum vampire yang telah menghancurkan kehidupan damai ini.” Lovetta menatap mata ayahnya.
“Dia tidak melukai atau pun menggigit kamu.” Morgoth memeriksa tubuh putrinya.
“Dia mengatakan menyukaiku,” ucap Lovetta membuat ayahnya mematung karena terkejut.
“Itu lebih berbahaya, Lovetta.” Morgoth duduk di kursi.
“Kenapa?” tanya Lovetta.
“Kita hanya memangsa hewan buruan dan tidak pernah melukai manusia, tetapi mereka mengubah mangsanya menjadi kaum vampire.” Morgoth mengepalkan tangannya.
“Jangan pernah muncul dengan wujud manusia ketika bertemu dengan kaum vampire agar mereka tidak bisa mengubah kita menjadi mahkluk penghisap darah itu.” Morgoth menatap putrinya.
“Aku mengerti.” Lovetta memeluk Morgoth.
“Tidurlah! Dan bersih diri kamu.” Morgoth mengusap kepala putrinya.
“Baiklah.” Lovetta mencium dahi ayahnya dan pergi ke kamar.
“Jika Escanor menyukai kamu. Itu sangat berbahaya.” Morgoth menatap punggung Lovetta yang telah menghilang dari balik pintu kayu dengan ukiran serigala.
Lovetta telah membersihkan diri dan berganti pakaian. Ia merebahkan tubuh seksi dengan hanya dibaluti kain tipis dan tidak mampu menutupi bentuk indah menggoda itu. Mata indah bulat berwarna cokelat menatap langit kamar dengan ukiran kayu dan serigala merah. Jari-jari panjang memainkan rambut hitam yang tergerai panjang berkilau.
“Bien, pria yang sangat tampan. Mata biru yang indah dan rambut perak berkilau. Aku menginginkannya.” Lovetta tersenyum.
“Siapa pria itu? Dia bersama unicon.” Lovetta berpikir keras.
“Aku harus mencari tahu tentang Bien dan menghindari Escanor.” Lovetta memejamkan mata hingga tertidur. Escanor tersenyum dan menjilati luka cakar yang ditinggalkan Lovetta. Hilang begitu saja tanpa belas. Pria itu mencium tangan bekas sentuhan pada tubuh gadis cantik putri serigala.
“Lovetta, kamu harus menjadi milikku.” Escanor tersenyum lebar menampikan taring panjang yang siap menggigit mangsanya. Ia melesat dari hutan dan langsung berada di kamar.
“Tuan Muda. Apa Anda lapar?” tanya seorang pelayan wanita dengan pakaian seksi berdiri di depan pintu.
“Aku sedang tidak berselera.” Escanor menyentuh cermin yang ada di kamarnya.
“Anda bisa makan malam dan bercinta bersamaan, Tuan,” goda wanita itu.
“Pelayan rendahan. Aku tidak tertarik. Pergilah!” bentak Escanor dan wanita itu segera pergi.