18

1151 Words

18 "Heh kunyuk! Tuh anak asuhmu nangis dari tadi, aku juga gak ngerti kenapa, begitu sampai dia sudah nangis, aku tanya hanya menggeleng, datang malam kamu sok rahasia pergi ke mana gak bilang-bilang." Sesil terlihat bingung, ia bergegas menuju kamar Dayana, namun Winda menarik lengan Sesil dan menatap wajahnya teman kosnya dengan tatapan heran. "Heh habis main lenong di mana kamu? Tumben? Apa dapat peran jadi Mak lampir?" Dan wajah Sesil memerah karena marah. Ia tunjuk teman kosnya yang menahan tawa. "Heh lu ye! Jangan sembarangan ngomong atur tuh mulut dua-dua ke belakang, ini salon terkenal yang makeupin gue bukan salon sim salabim jadi muke gile! Gue ke acaranya orang-orang kaya, asal lu tahu ye! Nanti gue tunjukin calon laki gue, gue yakin lu nyembah ke gue!" Sesil membiarkan Wi

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD