Dean tidak tanggung~tanggung dalam berperan. Dia memiliki penata gaya khusus untuk mengatur penmpilannya. Orang itu yang mengurusi semua kostum, gaya rambut dan semua aksesorisnya yang sangat norak! Bahkan dia menyewa guru akting yang melatihnya supaya bisa menjiwai perannya itu. Hasilnya norak dan gila habis! Tuan Wijaya bahkan tak dapat mengenalinya. Dean yang dingin dan angkuh berubah menjadi pemuda kampungan yang polos dan modal nekat! Hehehe..
==== (*~*) ====
Queeny pov
Lover of the month gue bulan ini adalah Mathew. Tampan, blasteran, keren, modis dan tajir juga. TOP deh. Mungkin bulan depan gue akan mempertimbangkan untuk tetap menjadikannya lover of the month gue.
"Jadi nih Hon ntar malam clubbing?" tanya gue saat kami bertemu di kampus.
"Terserah lo Hon, apa sih yang enggak buat elho?" rayunya manis. Ouh, so sweet bule satu ini.. "Tempat biasa ya?" gue memastikan sekali lagi.
"Yupp." Dia menowel hidung mancung gue dengan gemas lantas mendekatkan wajahnya ke gue. Saat kami nyaris berciuman, mendadak di tengah~tengah kami muncul sesosok wajah norak dan kampungan!
s**t, gue jadi shock dan nyaris jatuh. Lalu makhluk purba itu menangkap tubuh gue dengan cekatan. "Ati~ati Mbak, aku gak mau pean jatuh ngene1. Isa babak bundas tunanganku sing ayu iki2," celetuknya santai.
1 Begini 2 Bisa babak belur tunanganku yang cantik ini
Gue melotot kesal dibuatnya. Apalagi saat melihat si Bule jadi syok.
"Tunangan....? Elo ? Dia?"
"Bukan!!" jawab gue.
"Iyo," jawab si Udik bersamaan dengan gue.
Bule menatap kami galau, lalu dia memandang sinis tangan Udin yang tanpa permisj bertengger di pinggang gue. Gue tepis tangan kurang ajar itu dengan kasar! Ingin gue memotong tangan tak tahu diri itu!! Pemilik tangan itu malah lebih tidak tau diri, secara paksa dia duduk diantara gue dan si Bule. "Kenalno Mas, aku Udin Bin Slamet. Tunangan mbak Pini, Yayangku iki."
Dia mengulurkan tangannya, tapi Bule tak membalasnya. Dia hanya menatap tangan itu jijik seakan ada ribuan kuman disitu.
"Jangan bohong lo!" semprot Bule kesal.
"Lho piye toh Mas...aku iki ora pernah bohong. Duso iku. Lek ora percoyo takokno bapake mbak Pini toh3." bantah Udik ngotot.
3 Kalau tidak percaya tanyakan bapaknya Pini toh
Ingin gue membunuh si Udik saat ini juga! Dasar kampungan dan tak tau diri! Hancur martabat gue gara~gara ulahnya! Gue menggelengkan kepala, berharap Bule paham isyarat gue. Gue angkat jari gue ke dahi dan meletakkan di posisi miring.
Orang gila, itu maksud gue. Bule tersenyum seakan memahaminya.
"Mbak Pini nanti malam mau kemana? Mbok yao aku diajak, aku iki tunanganmu lho. Wes janji mbek ayahmu mesti jogo mbak Pini."
Idih, siapa yang mau mengajak makhluk hina dina model kampungan ini? Tak sudi gue! Tapi Bule punya pikiran lain.
"Kita mau clubbing. Lo mau ikut, Din?"
Bule sengaja mengajak Udin. Gila! Gue melotot jengkel, tapi Bule hanya mengedipkan matanya sambil tersenyum. Ah, pasti dia punya maksud tersembunyi!
"Klabing iku opo toh Mas? Klambu4? Klabang5?" tanya Udik bingung.
4 Kelambu ranjang 5 Kalajengking
"Clubbing itu pergi ke tempat yang asik punya. Ikutan yuk Din? Lo mau kan?" bujuk Bule.
"Asal onok mbak Pini, lungo ngendi wae manut Mas6," kata Udik pasrah.
6 Asal ada mbak Pini, pergi kemana saja ngikut Mas
Gue sangsi, kehadiran Udik ini bakal membuat gue senang atau mal menjadi boomerang buat gue!
==== (*~*) ====
Jadilah gue, Bule, dan makhluk hina dina itu pergi clubbing. Ketika dia datang, gue sempat syok melihat dandanannya. Jas yang dipakainya kuno seperti kekecilan, pendek dan press body. Warna ungu pula! Sekali lagi gue benci warna ungu tapi dia suka sekali warna itu. Tidak cocok sekali, kan, kami! Sudah jasnya warna ungu, dalamannya pakai hem hijau pula. Euyh, sudah begitu hemnya dikancing sampai titik darah penghabisan, maksud gue sampai mentok abis! Norak sekali, kan? Belum lagi dengan celana aneh tujuh perlapannya yang berwarna pink. Ini orang buta warna kali, ya! Pusing gue melihatnya! Parahnya, dia memakai dasi kupu~kupu besar berwarna oranye. Tidak banget, kan?!! Dan gongnya ada di kalung rantai norak panjang yang tergantung pada lehernya, itu rantai kereta api atau rantai herder sih? Ck ck...
"Orang gini lo ajak Clubbing? Malu gue datang bareng dia hon," bisik gue ke telinga Bule.
"Calm down darling. Wait and see, bakal ada pertunjukan seru!" Bule balas berbisik.
Akhirnya sampailah kami di klub. Gue berusaha menjauh sejauh~jauhnya dari si Udik, biar tak ketauan kalau datang bersamanya. Tapi sial, si Udik itu sengaja mendekati gue terus!
"Bbrrrr adem Mbak ase~ne. Untung aku nganggo jaket ngene. Tapi sek adem Mbak! Ayo peluk aku ben anget titik Mbak," ucap dia sambil merapat ke gue.
Gue dorong tubuhnya kasar.
"Ih najis! Lo pikir gue kompor!" maki gue kesal.
Eh dia malah cengengesan, mirip monyet mabuk saja!
"Mbak Pini iku lucu yo. Mbak Pini kan asli wong7, ora8 penjelmaan kompor toh."
7 orang 8 bukan
Dia ini lugu atau bloon sih? Gue gak bisa bedainnya.
Sesampainya di pojok favorit kami, gue langsung duduk di sofa yang biasa gue tempati. Saat Bule hendak duduk di samping gue, si Udik menyerobot dengan semena~mena. Mengapa gue jadi satu sofa dengan makhluk hina dina ini?
"Minggir lo!" gue dorong badannya dengan keras, namun dia gltak bergeming sama sekali.
s**t!
"Mbak, aku iki mesti duduk mbek pean9. Aku iki tunanganmu lho Mbak. Eling lan waspodo10," katanya menasihati sok bijak. Rasanya gue ingin menabok mulutnya yang tersenyum tanpa dosa itu.
ARGHH!
9 Kependekan sampean, artinya kamu 10 Ingat dan waspada
Papa, apa sih salah anakmu ini? Sadis amat papa menghadiahkan makhluk super mengesalkan ini!! Keluh gue dalam hati.
Bule memesan minuman dan dia sengaja memesan minuman keras yang paling tinggi kadar alkoholnya! Gue mulai mengerti maksud my lover of the month, dia berniat membuat si Udik mabuk berat! Setelah itu mungkin mau dikerjainya, gue juga tidak tahu jelas. Tapi diam~diam gue mendukung rencananya.
Rasain lo Udik, salah siapa nekat membuntuti gue!
Minuman pesanan Bule datang, lalu dia menuangnya di gelas kami bertiga.
"Minum Din," kata Bule sok baik.
Si Udik mengangkat gelasnya dan mengendus~ngendus isinya seperti anjing.
"Emoh Mas! Mambune ora enak. Rasane pasti yo ora penak11."
11 Tak mau Mas! Baunya tidak enak. Rasanya pasti juga tidak enak.
Dia meletakkan gelasnya di meja.
"Coba aja Din, pasti lo bakal ketagihan," bujuk Bule.
"Ora Mas! Arep muntah aku nyium ambune12."
12Tidak Mas! Mau muntah aku mencium baunya.
Si Udik lalu bergeser hingga duduknya semakin merapat pada gue.
"Mbak Pini, musikne gawe aku pengin joget. Koyok dangdutan ndek kampung. Joget yuk..ben ora adem ndek sini," ajaknya dengan gaya noraknya.
"Ogah! Najis lo ah. Sono jauh~jauh dari gue!"
Gue lagi~lagi mendorong dia, namun lagi~lagi tak berhasil. Ck,badannya seperti batu yang susah digerakkan! Frustasi gue! Dengan kesal gue mengambil gelas gue. Saat gue hendak meminumnya, mendadak si Udin merebut gelas gue dan meminumnya hingga tandas. Bule memandang tak percaya. Secara tadi dia gak berhasil membujuk Udik supaya minum. Kini tanpa dipaksa si Udik malah menghabiskan minuman gue!
Bule tersenyum licik, dia sudah menemukan cara untuk membuat mabok si Udik. Bule terus menuangkan minuman keras ke gelas gue dan si Udik yang menghabiskannya saat gue hendak meminumnya. Telah bergelas~gelas, tapi mengapa Udik belum tampak mabuk? Malah gue yang agak mabuk. Padahal gue minum tak terlalu banyak karena diserobot terus dan oleh Udik.
"Elo...elo! Elo datang darimana sih wahai makhluk hina dina?" celetuk gue sambil menuding si Udik. "Lo dari planet mana? Ngapain ikut gue mulu? gue benci elo! Gue benci papa!" Gue mulai menangis. Sungguh, emosi gue jadi sulit terkontrol.
"Yaoloh Mbak Pini, sadar Mbak. Eling Mbak. Nyebut!"
Dia menepuk~nepuk pipi gue. Gue balas memukul kepalanya dengan kesal.
"Elo pikir gue kesambet apa!! Dodol!!" maki gue kasar.
"Mbak mulih yuk, pean mabok Mbak13," ajak Udik.
13 Mbak pulang yuk, kamu mabuk Mbak
"Pulang sendiri sono! Gue masih mau menikmati malam dengan Bule, lover of the month gue..hiks!" Gue berdiri mau beralih ke tempat Bule tapi mendadak badan gue diangkat dan dibawa jalan! Mengapa gue merasa di pondong seperti karung beras? Ternyata Udik membawa gue keluar dari klub tanpa peduli teriakan gue!!
Kemudian gue tidak mengingat apa pun lagi.
==== (*~*) ====
Bersambung