"Queeny!" Lola bergegas menghampiri Queeny. Yang dipanggil malah tak mengubris, tetap saja berjalan sambil menguap lebar. "Lo itu yah, udah tau hari ini mid test kok loyo gini?" omel Lola begitu sudah berhasil menjajari sohibnya. "Semalam gue clubbing La, gue mabok. Kepala gue masih puyeng nih," keluh Queeny. "Gile lo!! Nekat lo yah. Udah tahu hari ini ada.." "Belajar kagak belajar sama aja hasilnya La, paling juga dapat D atau gak lulus. Otak gue udah karatan kayaknya. Gue pasrah aja jadi Mahasiswa Abadi," potong Queeny malas. "Gile lo yah! Gak sayang Bokap lo buang~buang uang kuliah buat lo?! tapi yah, secara bokap lo tajir gitu." Siapa sih tak mengenal Tuan Wijaya? pemilik usaha retail supermarket ADA terbesar di Indonesia! Dan Queeny adalah putri semata wayangnya. Mestinya dia itu harapan satu~satunya untuk mewarisi tahta ayahnya. Tapi dengan kepribadian Queeny seperti ini bisa hancur usaha papanya itu bila dipegang olehnya! Anak itu tahunya hanya shopping, hura~hura, clubbing, mabok, dan pacaran. Pacarnya saja bejibun banyaknya. Habis dia berganti pacar sebulan sekali. Lover of The month .. itu julukan buat pacar~pacar Queeny. Tapi meski telah terkenal seperti itu, masih banyak cowok~cowok yang mengantri ingin menjadi pacarnya! Yah maklumlah Queeny adalah primadona kampus, dia cantik, modis, supel dan.tajir. Siapa yang tidak mupeng melihatnya? Kali ini si primadona kampus terlihat murung. "Napa lo? Tumben mau merenung," goda Lola. Lola adalah satu~satunya teman cewek Queeny, mereka sudah bersohib sejak SMP. Tapi tidak seperti Queeny, Lola tipe cewek alim punya. Dia memahami Queeny tapi dia tak mau ikut~ikutan b****k seperti Queeny. "Gue dijodohin La." "Hah?? Lo mau aja? Kek jaman kuda makan besi!" "Ya terpaksa gue terima. Bokap ngancem kalo gue gak terima perjodohan sialan ini gue diusir trus gak dikasih pesangon pula! Mana tahan gue idup merana gitu, La! Kali ini bokap serius lagi," keluh Queeny kesal. "Trus lo udah tau siapa cowok dijodohin ama lo?" "Gak tau. Gue juga malas nanya namanya. Gak urus gue! Lagian gue udah punya rencana. Gue akan bikin tuh cowok nyesel udah kenal gue lalu gue akan bikin dia mohon ampun minta diputusin pertunangannya ama gue. Brilian kan rencana gue?" Queeny tersenyum licik memikirkan rencananya. Lola jadi curiga berat. "Asal lo jangan keterlaluan Queen! Kasian kan dia. Apes banget dia tunangan ama lo si Biang kerok kampus." "Lo tau gak, cowok tunangan gue itu adalah maba di kampus kita ini. Makanya ini kesempatan gue kerjain dia!" "Bokap lo gak salah jodohin lo ama brondong gitu?" tanya Lola heran. "Gak tau, Bokap udah korslet kali. Udah brondong, gak tajir lagi! Gimana ntar masa depan gue? Masa gue yang mesti nafkahin dia? Ogah lah yo!" cibir Queeny. Seperti sudah ditakdirkan, baru saja dibicarakan .. eh, cowok yang dijodohkan dengan Queeny muncul dengan hebohnya! "Mbak Pini my lop, abang tunanganmu datang Yang!" Rasanya Queeny mau pingsan seketika begitu ngeliat penampakan kasat mata tunangannya! ==== (*~*) ====
Queeny pov
Tampilannya jauh dari bayangan gue. Rambutnya klimis dan lepek, terus dibelah tengah yang betul~betul simetris, pokoknya lurus buanget! Itu habis tancho berapa botol ya setiap kali bersisir? Sampai mengkilap gitu. Baju cowok itu bermotif kotak~kotak dengan warna super norak yang asal tabrak, lalu kancingnya tertutup rapi sampai dibawah dagu. Dia mengenakan celana kainnya komprang model kuno dan lecek dengan panjang nanggung, kira-kira tujuh perdelapan. Sudah begitu, warna ungu pula! Gue benci warna ungu. Terus, sepatu sandal butut yang dipakainya model engkong~engkong. Duh, masih ada yah yang memproduksi model itu? Ingin pingsan gue melihat penampilan tunangan gue! Ini manusia dari planet mana? Omaigod, apa tak salah bokap menjodohkan gue dengan makhluk purba ini? Mampus gue. Mantan-mantan terindah gue pasti akan meledek gue habis~habisan. Tidak usah mereka, lihat saja tatapan para mahasiswa itu, mereka menatap gue dan si jadul itu dengan antusias. Malu sekali rasanya! Gue menutupi muka gue dengan tas hermes gue. "Mbak Pini, kok ngono toh Mbak? Pean kok ninggal aku? aku iki tunanganmu Mbak!" ucapnya dengan bahasa medoknya. Ih, suaranya sangat keras pula hingga menarik perhatian orang~orang di sekeliling kami. Spontan gue menutup mulutnya. "Shut up! Lo gak bisa jaga mulut ya? Jangan ngomong soal tunangan kalo ada orang disekitar kita! Ngerti?!" bentak gue. "Boten ngertos1 Mbak.."jawabnya lugu yang nyebelin. 1 Tidak tahu "Pokoknya elo gak boleh panggil gue tunangan, lo gak boleh dekatin gue. Kalo di kampus pura~pura aja kita gak kenal!" "Ora iso2 Mbak, aku iki calon bojo3 pean lho. Moso disuruh pura~pura gak kenal. Duso4 Mbak!" ucap makhluk purba itu kalem. 2 Tidak bisa 3 Pasangan /suami 4 Dosa "Mbak, mbak, mbak!! Emang gue pembokat lo!" ucap gue sewot. Orang ini kampungan sekali! Udik sekali! Bisa bikin pasaran gue turun drastis jika bersamanya terus. "Lho piye5 toh Mbak. Mbak Pini kuwi6 tunanganku, bukan babuku7! Gak sanggup aku mbayar babu Mbak! Mbayar kos~kosan wae8 mesti poso9 senin kemis je." 5Bagaimana 6Itu 7Pembantuku 8 Aja 9 Puasa Candaannya jayus banget buat gue. Ohmaigod, dosa apa gue bisa mengenal makhluk sehina ini? Sudah udik, menyebalkan, miskin lagi! Lengkap sudah penderitaan gue. Lola ketawa~tiwi di samping gue melihat tontonan gratis didepannya. Dengan kesal gue mencubit pinggangnya sadis. Lola mendelik jengkel. Lucu hah? Senang liat tunangan gue model ancur seperti ini?! "Mbak Pini, ayo terno10 aku keliling kampus iki. Uapik11 yo, gede12 adem13! wece~ne wae gedene sak omahku lo Mbak." 10 Antarin 11 Bagus 12 Besar 13 Dingin/ sejuk Makin melunjak saja si Udik ini, belum pernah gue semprot, sih, dia! "Heh dengar ya Udik ..." "Udin Mbak. Bukan Udik," katanya memotong. Gue melongo mendengar dia menyebut namanya. "Udin Bin Slamet," tambahnya bangga. Jaman gini masih ada ya ortu yang khilaf memberi nama anaknya seperti itu? Tuhan, ampunilah dosa ortu yang memberi nama anaknya hina dina seperti itu! "Elingno14 ya Mbak. Jenenge15 tunanganmu iki..Udin Bin Slamet. Uapik toh?" ucapnya bangga. 14 Ingat 15 Namanya Tepok jidat gue menghadapi makhluk hina dina ini! "Dengar Udik, gue tegesin lagi.. di kampus ini, di manapun kecuali di depan bokap, elo harus pura~pura gak kenal gue! Awas kalo lo gak patuh, gue akan bikin lo nyesel udah kenal gue!" ancam gue kejam. Bukannya takut, si Udik malah berkata tenang. "Mbak Pini, dengerno16 yo. Siji17..aku iki Udin,bukan Udik. Loro18..aku gak iso pura~pura, iku duso. Jadi ndek ndi19 wae Mbak Pini iku tetep calon bojoku. Telu.20.aku iki wes kadung tresna marang pean21 Mbak. Arep ba kapakno22 aku pasrah Mbak." 16 Dengarkan 17 Satu 18 Dua 19 Dimana saja 20 Tiga 21 Sudah terlanjur suka sama kamu 22 Mau kamu apain ARGHHH..frustasi gue menghadapi makhluk hina dina ini!!! Sudah kampungan, menyebelkan, miskin, tak tahu diri pula!!! Gue harus cepat~cepat menyingkirkannya!
==== (*~*) ====
Bersambung