Alaya Calaway, kekasih Mikail yang baru berusia 19 tahun. Dia adalah anak tukang kebun dan pelayan di Zamok Bologorie. Kedua orangtuanya meninggal karena kecelakaan 15 tahun lalu dan Alaya dibesarkan oleh kepala pelayan bernama Olga. Semakin Alaya dewasa, Mikail semakin tertarik dengannya. Kemudian mereka memiliki hubungan yang ditentang oleh Natalia dan Elena, neneknya Mikail. Namun, itu tidak membuat Mikail berhenti, perasaannya pada Alaya sampai membuat Mikail nekat untuk keluar dari garis keturunan Zhukov hingga membuat mereka panik.
Dan akhirnya, mereka mengizinkan Mikail tetap bersama Alaya asalkan Mikail mau menikah dengan wanita pilihannya. Awalnya Mikail berontak, dia tidak mau menjadikan Alaya simpanan, tapi Alaya sendiri yang meminta Mikail tetap bertanggung jawab pada keluarganya dan dia tidak masalah asalkan memiliki cinta Mikail.
Alaya juga pandai dalam menjahit dan banyak membantu Natalia sebagai designer. Jadi Natalia dan Nenek Elina mencoba untuk mengambil sisi positive-nya.
Namun tidak ada sisi positive-nya bagi Katarina, bagaimana bisa hubungan Mikail dan Alaya dianggap wajar saat dirinya sudah menikah dengan sang Duke.
Tidak wajar saat seorang suami menghabiskan waktu dengan wanita lain!
Tidak wajar dirinya diabaikan selama di Zamok Bologrie, sementara Mikail menghabiskan masa cutinya bersama Alaya.
Tidak wajar semua orang diam, sementara Katarina dari hari ke hari terus melihat kemesraan mereka berdua.
Terlebih, yang mengetahui ternyata keluarga besar Zhukov, sepupu-sepupu Mikail bahkan mengetahuinya dan berteman baik dengan Alaya. Salah satunya Yulia Zhukov yang kuliah di kampus yang sama dengan Katarina, dan datang menjemputnya tapi malah memeluk Alaya yang hendak ke pondok belakang.
“Hai, Katarina?” sapa Yulia canggung. “Um, aku berteman dengan Alaya sejak kecil, dia anak yang baik.”
“Aku tidak mau tahu, aku ingin segera sampai ke kampus.” Katarina berdiri dari duduknya.
“Sebentar, aku mau menemui Aunty Natalia dulu.”
Katarina sebenarnya tidak mau pergi ke kampus baru dengan Yulia, tapi mana bisa menentang perintah Natalia. Keberadaan Alaya saja harus dia terima secara paksa sebab perintah mertua dan neneknya.
Saat Yulia kembali, Katarina sudah ada di mobil. “Oh, maaf, kau pasti menungguku ya?”
“Cepatlah masuk, aku tidak mau terlambat di hari pertama.”
Yulia terkekeh. “Kau tidak tahu ya? Kepindahanmu menjadi buah bibir di Saint Anastasia University of Tver, jangan takut image-mu buruk.”
“Yulia, bisakah kita berangkat saja?”
Yulia menoleh pada apa yang dilihat Katarina sebelumnya, di halaman belakang sana ada Mikail dan Alaya yang sedang berciuman dengan mesranya. Membuat suasana canggung ketika mobil melaju. “Alaya bukan perempuan yang jahat, Katarina. Mikail yang terobsesi padanya.”
“Berhenti mengatakan itu, semua orang bilang dia bukan wanita jahat tapi tetap mau dengan pria beristri.”
Benar, bukan hanya Yulia yang mengatakannya, mertua dan nenek, kepala pelayan bahkan butler sang Duke mengatakan Alaya adalah anak yang baik. tidak sampai disitu, ketika Katarina di kampus, dia bertemu dengan sepupu Mikail yang lain, Ivan, yang bekerja sebagai seorang dosen disana, mengatakan hal yang sama, “Kau sepertinya sudah tahu tentang Alaya ya? Tolong jangan sakiti dia, dia perempuan yang rapuh. Mikail yang memaksanya.”
Katarina tidak tahan, bahkan belum genap satu minggu dirinya berada di Tver. Ternyata gelar Duchess tidak membuatnya bahagia, jika bukan karena orangtuanya dia tidak mau bertahan.
Menahan rasa sakit hati seharian, bahkan disuguhi pemandangan Mikail sedang mengawasi Alaya yang berkebun saat pulang kuliah.
“Yang Mulia?” panggil Polina saat sang majikan mematung. “Yang Mulia, anda butuh pelu-”
“Tidak, aku tidak,” ucapnya bergegas menuju kamar. Sayangnya dari jendela kamar semakin jelas kini Mikail dan Alaya sedang berciuman, membuatnya tidak bisa membendung tangisan lagi. Tubuh Katarina merosot, yang membuat Polina segera menutup pintu dan jendela.
“Yang Mulia!”
“Hiks…. Aku tidak bisa, Polina… Hiks…. Seminggu aku disini, dia bahkan tidak bicara denganku… hiks… semua orang membela perempuan pirang itu… hiks… aku yang terlihat jahat disini… hiks… hiks.. sakit rasanya, Polina.”
Polina segera memeluk Katarina, ikut merasakan sakit sang majikan yang sebelumnya tidak pernah menangis seperti ini, bahkan saat kematian Nenek dan Kakeknya. “Yang Mulia…. Nona-ku…. Saya tidak akan membiarkan anda seperti ini…. saya akan mencari cara menyingkirkan wanita itu, Yang Mulia.”
***
Akhirnya ada kesempatan untuknya berbicara dengan Mikail setelah pria itu sibuk menghabiskan waktu dengan Alaya. Bahkan, Katarina tidak memiliki kesempatan mendekati perempuan pirang itu, para pelayan seolah melindunginya.
“Yang Mulia,” sapa Katarina saat masuk ruangan, dimana Nenek Elina langsung menyambutnya dengan suka cita.
“Sayangku, kau tampak begitu cantik. Kemarilah, duduk disamping Mikail.”
Disana juga ada Natalia, yang memberikan arahan pada Mikail dan Katarina untuk bersikap layaknya pasangan harmonis, dan tampak saling mencintai. “Kalian itu tampak sangat serasi, dan juga setara. Setelah ini, cobalah untuk menghabiskan waktu berdua untuk menumbuhkan chemistry diantara ka-”
“Hentikan, Ibu,” ucap Mikail tidak suka.
“Baiklah, ayok kita ke Great Hall.” Nenek Elina menghentikan ketegangan yang akan terjadi.
Mereka berempat sebagai inti keluarga Zhukov pun keluar, menyambut tamu dengan sukacita. Khususnya Katarina, dia penuh kepalsuan menceritakan rasanya satu minggu telah menjadi bagian dari keluarga Zhukov. Sangat bahagia, adalah kebohongan yang nyata.
Di pest aitu Katarina terus merangkul Mikail, mampu mengimbangi setiap topik. Katarina ingin membuat Mikail kagum, tapi sepertinya tidak berhasil. Tatapan Mikail malah menyapu ruangan, mencari Alaya yang kini sedang bertugas sebagai pelayan.
Katarina melihatnya, dia lemparkan tatapan tidak suka yang membuat Alaya langsung berpaling ketakutan. Dan Mikail mendapatinya. “Jangan menakuti kekasihku.”
Itu adalah kata yang diucapkan setelah sekian lama.
“Mungkin kita perlu bicara Mikail, aku hal yang membuatku tidak nyaman.”
“Itu bukan urusanku.” Mikail berucap tenang, sambil sesekali melemparkan senyuman pada tamu lain. “Kau sudah tahu semuanya, tidak ada yang berubah.”
Namun, kesempatan berpihak pada Katarina. Saat pesta itu, ada seorang bangsawan dengan pangkat yang sama menawarkan kerjasama di bidang Kesehatan pada keluarga Zhukov. Mikail yang memutuskan, tapi sebelumnya dia harus memilah informasi dulu. Dan orang yang tepat memiliki banyak pengetahuan di bidang Kesehatan adalah Katarina. Maka Nenek dan Natalia menyarankan mereka berunding malam ini, sebab terbatas waktu.
Dengan terpaksa, Mikail mengizinkan Katarina masuk ke ruangan kerjanya setelah pesta berakhir. Hanya berdua, benar-benar berdua!
“Aku punya waktu sampai pukul 2, maka analisis dengan benar dan berikan aku masukan.”
“Ini membutuhkan waktu lebih lama, Mikail, kenapa kau terburu-buru?”
Pria itu sibuk dengan dokumen-dokumen di tangannya. “Alaya menungguku di pondok.”
Katarina tertawa hambar. “Apa kau serius akan melakukan itu padaku? Tidak masalah kau tidak menyukaiku, kau telah menyepelekan janjimu pada Tuhan, Mikail.”
Mikail menatap matanya tajam, tapi santai. “Jangan melibatkan Tuhan hanya untuk membuatku menyukaimu, Katarina. Itu tidak akan pernah terjadi, hatiku milik Alaya.”
Dan itu berhasil menusuk hati Katarina, tangannya mengepal menahan amarah dan kesedihan yang akan menguasai.
“Kau menyesal menerima perjodohan ini? Salahkan Ibumu yang memohon pada Zhukov untuk me-”
“Hentikan, kita semua sama-sama saling menguntungkan. Jangan pernah pandang aku dengan rendah,” ucapnya dengan penuh penekanan. Katarina yang dibesarkan dengan hormat, tidak sudi keluarganya direndahkan.
Mikail menanggapi dengan kekehan meledek. “Kalau begitu selesaikan ini dengan cepat. Buktikan dirimu berguna.”
Sebelum tangan Katarina menyentuh dokumen itu, suara ketukan terdengar.
“Yang Mulia?”
“Itu pelayanku, biar aku saja,” ucap Katarina membuka pintu. “Polina? Ada apa?”
Sang pelayan setia itu langsung mengepalkan botol kecil ke tangan Katarina dan berbisik, “Ini adalah obat perangsang, Yang Mulia.”