Pondasi Terpenting

1231 Words

23 Hari berganti. Pagi itu Benigno turun dari lantai dua mendekati jam sembilan. Pakaian kasual yang dikenakannya menyebabkan Falea menduga jika sang bos masih melanjutkan liburnya. Gadis yang baru selesai mandi, berpindah ke dapur untuk menyiapkan teh untuk diri sendiri. Falea menjengit kala sebentuk tangan muncul dari belakang dan mengambil cangkir serta piring kecil. "Bapak mau buat kopi?" tanya Falea sembari melirik ke kiri. "Ya," sahut Benigno. "Saya buatkan." "Gulanya satu sendok dan ...." "Pakai creamer." "Betul." Benigno memindai sekitar, kemudian bertanya, "Fitri belum pulang?" "Lagi di jalan." "Aku lapar." "Saya mau bikin nasi goreng, Bapak mau?" "Boleh. Sekalian buat Novan dan Sony." Selama belasan menit berikutnya Benigno mengamati gerakan cekatan Falea

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD