When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Senja Bayu bertatapan, tatapan mereka sarat lelah fisik menusuk tulang. Namun, sensasi dingin merayap hati, meninggalkan bekas sulit dihapus. Kemenangan atas makhluk kegelapan mengerikan terasa hampa, seperti menang pertempuran kecil namun menyadari baru menyentuh ujung sesuatu jauh lebih besar, sesuatu seharusnya tetap tersembunyi kegelapan abadi. Gua "Gerbang Cahaya" tadinya mereka harapkan jadi titik terang perjalanan, kini tampak mulut jurang menganga, menelan harapan dengan kegelapan terasa lebih pekat mengancam dari sebelumnya. Cahaya pernah memancar dalamnya kini padam, digantikan aura dingin mencekam membuat bulu kuduk berdiri. "Kita harus pergi dari sini," bisik Bayu, suaranya parau serak, seolah tenggorokannya masih perih akibat teriakan mantra baru saja ia keluarkan. Ia memega