Simfoni Kegelapan

1287 Words

Dinding gua bergetar, bukan karena raungan makhluk bayangan, tetapi oleh denyutan energi gelap yang memancar dari tubuh Senja. Seperti jantung yang berdetak dalam kegelapan, kekuatan itu berdenyut liar, menggetarkan udara. Matanya memancarkan kilatan merah pekat, bukan sekadar cahaya jahat, tetapi refleksi jiwa yang terbelah—antara cahaya yang hampir padam dan kegelapan yang semakin menguasai. Di tengah kebingungan itu, bisikan ibunya menggema di pikirannya, terdengar seperti simfoni kematian. Suara itu memanggilnya untuk menerima takdirnya—takdir yang jauh lebih mengerikan daripada yang pernah ia bayangkan. Gua yang remuk dipenuhi debu dan batuan yang melayang seperti kabut kelam. Senja berdiri tegak, dikelilingi aura gelap yang berdenyut dari tubuhnya. Di hadapannya, Bayu terbaring lem

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD