When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Sorak sorai penduduk desa menggema di lembah, mengiringi cahaya matahari yang perlahan menerobos kabut. Senja dan Bayu berdiri berdampingan, bahu mereka bersentuhan, merasakan kehangatan yang berbeda dari sebelumnya. Kelelahan dan luka-luka mereka seolah sirna ditelan sukacita kemenangan. "Kita berhasil," bisik Bayu, matanya berbinar menatap Senja. "Kita menyelamatkan desa." Senja mengangguk, senyum tipis menghiasi wajahnya. Ia merasa lega, beban berat yang selama ini menghimpitnya seolah terangkat. Namun, di balik kelegaan itu, hatinya masih dipenuhi keraguan. Kata-kata Bayu tentang cintanya masih terngiang di telinganya, menciptakan gelombang emosi yang membingungkan. Pak Tua Elias mendekati mereka, wajahnya yang keriput dipenuhi kebahagiaan. "Terima kasih, Senja, Bayu," ucapnya denga