Jeda tiga jam setelah kepergian Angkasa, setelah kondisi bekas lukanya sangat lebih baik dari sebelumnya, Naviza memutuskan untuk merefresh pikirannya dengan pergi ke turnamen. Selama setengah jam penuh tepat saat Angkasa pamit pergi, dia benar-benar meluapkan kesedihannya yang entah bagaimana masih juga terselip rasa bahagia. Dia tidak menangis, hanya saja matanya terus berkaca-kaca setiap kali ia mengingat pertemuan mereka dan nasib mereka berdua. "kami telah mengambil keputusan ini, dan keputusan itu akan kami jaga hingga akhir. Dan aku harus bersyukur, kau berdiri di hadapanku dalam keadaan sehat dan bernyawa, Angkasa." Sebelum pergi Naviza meninggalkan sepucuk surat di meja Son, isinya memberitahu Son tentang keberadaannya dan juga perintah untuk sarapan saat sudah bangun. Makanan s