"hahahaha... aku senang kau datang Angkasa.. ! aku merasa tersanjung karena Kepala Intelejen Kerajaan datang secara pribadi menemuiku.. Jenderal kesayanganku, Angkasa.. ! cinta kalian berdua memang tak terpisahkan ahahahaha.... " teriak Buros membahana seisi rumah. Nam menyimak pembicaraan ini dengan kebingungan. Ketakutannya sudah reda karena kedatangan Angkasa. perlahan dia merangkak mendekati Naviza yang pingsan. Keadaan temannya itu lebih mengkhawatirkan buatnya. Angkasa sangat paham bagaimana berbahayanya kondisi ini, Buros tidak boleh dibiarkan bebas berkeliaran lagi. jika dirinya ingin menangkap Buros, maka pertarungan tidak mungkin dihindari. Angkasa melirik sebentar kondisi Naviza. Melihat pedang Buros yang masih bersih, dia menduga darah itu adalah efek infeksi luka sebelumnya.