Oase sedang berlatih sendirian, mempersiapkan diri untuk kompetisi yang semakin dekat. Tak biasanya, bel rumahnya berbunyi di sore hari. “Siapa?” tanyanya, membukakan pintu. “Hai, mau latihan bersama?” Rupanya itu Yuri. Oase menatapnya lekat-lekat, tak ingat mengundang Yuri untuk mampir hari ini. Yuri mengernyit karenanya. Oase sama sekali tak menjawab, hanya menatap dalam diam. “Apa aku mengganggu?” Yuri bertanya sekali lagi. Seingat Yuri, Oase pernah bilang dia boleh datang kapan saja untuk berlatih bersama. Kenyataannya, Oase benar-benar sudah lupa akan perkataannya waktu itu, dan ia baru saja mengingatnya sekarang. “Nggak kok, ayo masuk. Kebetulan aku sedang latihan, malah lebih bagus kalau kamu datang.” Ya sudahlah, mendingan beramah-tamah saja. Yuri merasa lega, dia pasti ba