Di malam hari ketika Rimpu terlelap tidur. Sebagian kucing datang ke teras loteng Rida menemui Unyis X. Unyis X terlihat keluar teras setelah mendapati ada beberapa derak langkah kucing yang datang mendekat. Mereka adalah Kitty, ditemani oleh Izul, Senru dan Kital. Mereka datang karena ingin kembali membahas terkait dengan masalah hilangnya Encup dan Duski.
"Nyonya Unyis, maaf siang tadi aku tidak bisa ikut bergabung dan baru bisa datang pada malam hari seperti ini." Kata Kitty.
"Tidak apa-apa Kitty." Sahut Unyis X. "Itu memang tugas kalian, dan kau selaku ketua yang harus aktif. Jadi, bagaimana perkembangan tentang itu...?"
"Urusan pertikaian antara Koyak dan Cetar itu cukup menyita waktu." Jawab Kitty. "Kami harus ikut terlibat dan mengacaukan perkelahi4an mereka serta para faksi dibawahnya setiap beberapa jam sekali. Benar-benar menguras tenaga." Keluh Kitty.
"Nyonya Unyis, kami telah menyusuri seluruh kampung selama seharian, dan tidak menemukan keberadaan Encup atau pun Duski." Lapor Senru. "Kami juga mengulik informasi dari beberapa kucing exo-teritori, kalau-kalau mereka melihat kedua kecil itu di kampung lain, tapi mereka tidak melihatnya. Tidak ada tanda-tanda bahwa kucing-kucing itu tersesat atau telah diambil orang."
"Baik, lalu bagaimana dengan Shaman dan Mata Tengah Malam yang lain? Kalian sudah bertemu dengan mereka?" tanya Unyis X.
"Mereka akan datang kesini Nyonya Unyis. Kita tunggu sebentar lagi," jawab Kitty. "Tapi Nyonya, selain kasus menghilangnya anak kucing, ada sesuatu yang ingin kubicarakan pada anda saat ini. Ini mengenai para anggota yang dinaungi Kumis Bayangan,"
"Ada apa Kitty? Katakan saja," Unyis X menangkap ekspresi Kitty agak segan untuk membahas masalah itu.
Senru dan Kital saling tatap. Mereka juga mengetahui tentang riak gejolak yang sedang terjadi di dalam tubuh Kumis Bayangan. Ada suatu masalah yang terjadi di dalam internal para anggota.
"Begini Nyonya Unyis, isu ini telah santer sejak beberapa pekan lalu," kata Kitty, "awalnya aku tidak ingin memberitahukan ini pada anda, hanya saja ... itu semakin menguat akhir-akhir ini dan semakin mengganggu,"
"Katakan saja, ada apa?" desak Unyis X.
"Sebagian anggota Kumis Bayangan menghendaki restorasi hirarki," jawab Kitty. "Sebagian dari mereka meminta saya selaku ketua, untuk bisa lebih berdikari secara legitimasi tanpa adanya campur tangan Unyis Rida. Sebagian dari mereka ada yang mulai menolak keterikatan Kumis Bayangan dengan Unyis Rida. Mereka tidak suka dengan ide bahwa seolah-olah Unyis Rida membawahi mereka."
"Owh ... jadi masalah semacam itu," gumam Unyis X.
"Benar Nyonya, kami semua tentu saja menentang keras pandangan mereka itu, bahkan ketua Kitty mengancam akan mengeluarkan mereka dari komplotan jika masih beranggapan seperti itu." Sahut Izul. "Anda tenang saja, jumlah mereka yang menghendaki restorasi tidak lebih dari 20% jumlah keseluruhan anggota. Sebagian besar anggota kita masih terdiri dari para loyalis Unyis Rida."
"Mereka semua tidak salah," jawab Unyis X. "Apa yang mereka kehendaki itu sudah benar."
"Tentu ini tidak benar, Nyonya!" tegas Senru.
"Sejak bertahun-tahun lalu, Kumis Bayangan menjadi loyalis Unyis Rida. Tapi makin kesini, isu itu semakin kuat, saya yakin karena dipengaruhi oleh beberapa provakator terselubung di dalam organisasi kita. Mereka mulai meragukan anda sejak insiden dengan sang Remover meletus. Tapi aku berjanji akan mencari para provokator itu," kata Kitty.
"Tidak usah, Kitty. Bagaimanapun yang mereka katakan benar. Hanya karena Kumis Bayangan didirikan dan dibentuk oleh Succesor Unyis–tuan Kilir, bukan berarti Unyis Rida sepertiku bisa menggunakan kalian seenak kehendakku. Aku sadar, aku memang telah banyak dan sering memanfaatkan kalian untuk kepentingan-kepentinganku selama ini. Rasanya ini juga tak bisa diterima,"
"Tapi anda tidak memanfaatkan kami, Nyonya Unyis." Sanggah Kital. "Sejauh ini anda hanya mengandalkan kami untuk masalah yang bukan saja masalah anda, tetapi juga masalah semua kucing-kucing yang ada disini. Anda tidak memperalat kami untuk tujuan anda sendiri."
"Benar," timpal Kitty. "Anda selaku Unyis Rida, berhak atas Kumis Bayangan. Toh kendali komando kami selama bertahun-tahun tetap mandiri. Otoritas kepemimpinan ada pada sang ketua, yang saat ini saya sandang. Kenapa mereka berpikir berbeda?"
"Tapi aku kan yang sudah memilihmu jadi ketua, Kitty? Kau, keluargaku, kerabatku sendiri." Kata Unyis X. "Ini memang tidak sehat untuk sebuah struktur organisasi. Unyis kedua Rida, Succsesor Unyis, menghendaki Kumis Bayangan agar menjadi komplotan mandiri dan pengayom, yang berbeda dengan komplotan dibawah faksi para penguasa atau pejantan tipe Balam. Succsesor Unyis juga membentuk sistem Balam Raja untuk menghindari monopoli para agresor, tapi aku malah melakukan hal sebaliknya, memonopoli kalian Kumis Bayangan."
"Tidakkah anda memilihku karena kemampuanku, Nyonya? Apa itu tidak benar? Kau hanya menunjukku sebagai ketua karena aku adalah kerabatmu? Apa benar seperti itu?" tanya Kitty.
"Tentu tidak, Kitty. Kenapa kau berpikir seperti itu? Aku menunjukmu karena kemampuan mata komandomu. Karena kau kurasa memang layak menjadi seorang ketua yang bisa diandalkan. Hanya itu!"
"Kalau begitu anda tidak perlu meragukan posisi anda Nyonya." Lanjut Kitty.
"Lagipula anda berhak menunjuk ketua Kumis Bayangan, ini sudah menjadi kesepakatan bersama sejak Kumis Bayangan didirikan." Timpal Kital. "Selama ini, para Unyis Rida lah yang berhak menunjuk jabatan ketua Kumis Bayangan. Itu tidak pernah dipermasalahkan, tidak hingga saat ini."
"Benar. Bagaimanapun, anda adalah Unyis milik Rida." Tegas Izul. "Sampai kapan pun, kesetiaan Kumis Bayangan akan selalu ada untuk Unyis peliharaan Rida. Kumis Bayangan selalu menjadi loyalis utama Unyis Rida sampai kapan pun. Bukan karena yang membuat komplotan ini adalah Unyis Rida, tetapi karena organisasi ini hanya pantas mengikuti sesuatu yang layak untuk diikuti. Kami selalu percaya dengan Unyis Rida, kepada anda. Setiap keputusan yang anda buat, biasanya adalah untuk maslahat bersama."
"Kami akan memberi pengertian kepada mereka yang berbeda haluan dengan kami para elite Kumis Bayangan," timpal Kital. "Dari yang kudengar, mereka menolak ada Unyis Rida dalam rantai komando Kumis Bayangan, karena Unyis Rida bukanlah termasuk pemimpin, baik elite G4ng maupun Balam Raja. Mereka bilang jika Rimpam atau siapapun yang cukup berkuasa–yang berada di posisi itu, mereka tidak akan mempermasalahkannya. Tapi ini Unyis Rida, yang bahkan bukan pemimpin G4ng Delapan atau Sembilan."
"Aku tidak akan menunjuk Balam Raja atau pejantan agresor seperti Rimpam untuk memimpin Kumis Bayangan." Jawab Unyis X. "Kumis Bayangan harus bersih dari kepentingan apapun. Kumis Bayangan tidak akan menjadi alat politik jika yang memimpin bukanlah pemimpin atau pemilik teritori."
"Benar Nyonya Unyis. Keputusan anda selama ini sudah tepat." Sahut Kitty.
"Apa yang kalian sampaikan ini, membuatku tidak yakin untuk menyampaikan satu kabar kepada kalian semua." Kata Unyis X. "Kalian pasti akan terkejut, karena sudah lama kalian tidak pernah melihatku mengikutinya."
"Kabar apa, kakak...?" tanya Kitty.
Kital, Izul dan Senru juga bertanya-tanya dalam benak mereka.
"Seperti yang kalian ketahui, ini sudah dekat musimnya."
"Tidak ... mungkin," gumam Kitty.
"Apa itu benar?" timpal Senru.
"Benar." Jawab Unyis X singkat. "Musim kawin kali ini, aku akan menjadi salah satu pingitan, Senru."
"Selamat, kakak. Kau akan menjadi rebutan lagi," kata Kitty memberikan ucapan selamat.
"Selamat, Nyonya Unyis." Kata Kital, Izul dan Senru yang masing-masingnya juga memberikan ucapan selamatnya. Menjadi pingitan layaknya sebuah apresiasi dari alam bagi kucing betina.
"Terima kasih, tapi kalian mengerti kan, jika aku yang adalah Unyis Rida ini jadi pingitannya, maka akan berbeda. Sekarang kalian sudah mengetahuinya, maka sudah dapat dipastikan bahwa gelombang restorasi hirarki Kumis Bayangan itu akan menjadi semakin kuat menerpa organisasi kalian, dan yang mendukung itu akan semakin bertambah banyak. Mereka pasti akan menolak dengan keras gagasan bahwa Kumis Bayangan tunduk pada induk rumahan yang hanya akan fokus memelihara anak-anaknya."
"Itu tidak mengubah semuanya," sahut Kitty. "Dulu anda juga sering mengikuti musim kawin dan fokus merawat anak-anak anda setelahnya kan. Kumis Bayangan dulu tidak pernah mempermasalahkan itu. Kami akan tetap mempertahankan anda, Unyis Rida, sebagai simbol utama organisasi kami."
"Semoga saja ini tidak menyebabkan perpecahan diantara kalian." Gumam Unyis X. "Kumis Bayangan harus tetap ada dan bertahan, karena kalian adalah komplotan penyangga dan penyeimbang yang hadir untuk menjadi filter bagi banyak komplotan yang ada di Batu Kunawa. Kalian diperlukan di kampung ini."
"Tunggu sampai para kucing disini tahu bahwa Unyis Rida akan menjadi pingitan, mereka pasti akan gempar." Sahut Senru. "Tapi Nyonya Unyis, apa anda sudah tahu siapa saja kandidatnya?"
"Belum, itu belum dipastikan." Jawab Unyis X. "Aku belum tahu siapa saja yang akan menjadi kompetitor di porosku. Rimpam juga belum mengetahui siapa-siapa saja pejantan yang akan ikut di musim ini."
"Tuan Rimpam tidak ikut?" tanya Kitty. "Sudah pasti yang akan ikut dalam poros anda adalah kucing tipe Balam seperti tuan Rimpam, Nyonya Unyis. Kemungkinan besar adalah salah satu dari Balam Raja. Kalau pun ada yang rookie, mereka pasti rookie tipe Balam yang memang telah siap melebarkan sayap dan pengaruhnya, dengan berani mengejar anda di musim ini."
"Seperti itulah, ini akan menjadi momentum alat politik yang bagus bagi beberapa individu." Sahut Unyis X. "Aku tidak bisa mengontrol itu. Aku harus dituntut melakukan ini oleh alam, sekaligus menjadi alat politik bagi segelintir pihak untuk mendapatkan kedudukan dan kekuasaan."
"Tentu saja, anda adalah Unyis Rida yang memiliki pamor di kampung ini." Kata Kital. "Siapapun yang akan memenangkan anda, dia tidak hanya akan mendapatkan pengaruh dan teritori milik lawan-lawannya, tetapi juga nama besar. Ini kesempatan bagus bagi banyak kucing jantan tipe agresor."
"Woow! Itu artinya, poros yang lain akan dianggap tidak akan menarik dan tidak akan menjadi pusat perhatian di musim ini." Gumam Senru.
"Itu sudah pasti, poros Unyis X akan menjadi poros utama dan yang paling banyak diperhatikan." Tandas Izul menatap Senru.
Tak lama setelah itu, obrolan mereka harus terhenti karena dikejutkan oleh bunyi gemerincing seng-seng atap rumah warga yang terinjak. Dua ekor kucing hitam mulai berdatangan ke teras loteng Rida. Mereka lah yang sedang ditunggu-tunggu. Kedua kucing itu adalah Shaman, sang ketua Mata Tengah Malam dan salah satu anggotanya bernama Muru. Mereka lah yang akan ditugaskan untuk memindai kampung dengan mata ketiga mereka serta melacak keberadaan sang ular, jika memang ular tersebut benar-benar ada.
"Maaf, apa kami terlambat datang?" kata Shaman. "Nyonya Unyis, maaf tidak bisa datang cepat waktu. Setelah diberitahu oleh Kumis Bayangan, kami segera melakukan pemindaian."
"Tidak apa-apa Shaman." Kata Unyis X. "Lalu bagaimana hasilnya? Apa kalian menemukan ada tanda-tanda ular besar di kampung ini?"
"Dalam kasus pencarian seekor ular, jika memang benar ada dan ular itu sedang bersembunyi di salah satu tempat di kampung ini, itu akan sedikit lebih susah dan memerlukan waktu, Nyonya Unyis." sahut Muru.
"Benar, ular merupakan hewan Parselous yang memiliki kemampuan menyamarkan kehadiran atau mematikan sinyal keberadaan mereka terhadap lingkungan dan juga terhadap hewan lain disekitarnya." Timpal Shaman. "Ini salah satu Defence Mechanism mereka. Dibutuhkan banyak effort dan penajaman indera untuk bisa merasakan kehadirannya. Apalagi jika ular ini tahu, bahwa banyak hewan selain dirinya di kampung ini. Setidaknya dia akan menyembunyikan eksistensinya agar tidak terendus kita para kucing, disebabkan bagi ular tipe Sawa atau Piton, kucing adalah salah satu mangsa mereka. Kucing dianggap sebagai pasokan makanan sehingga ular itu pasti akan menyembunyikan diri sebisanya untuk dapat menyerang jika diperlukan,"
"Kalian tidak bisa langsung menemukannya?" tanya Izul. "Pelacakan ular besar sekelas Piton memang terbilang sulit. Kami memahami hal itu."
"Satu lagi alasan kenapa menemukannya begitu sulit," kata Shaman. "Jika seekor ular sudah mengcover kehadiranya sedemikian rupa, itu artinya hanya ada beberapa kemungkinan. Ular besar itu sedang tak berdaya, sedang hamil atau sedang melakukan penghangatan embrio telurnya. Dia mungkin sedang berada di titik terendah kondisinya sehingga perlu menyembunyikan diri demi keamanan dirinya disini."
"Tapi juga bisa karena dia lemah akibat kekenyangan, iya kan?" tanya Kitty. "Sejauh ini diketahui sudah ada dua ekor anak kucing yang menghilang. Kita bisa simpulkan bahwa ular itu memang lagi lemah karena sedang kekenyangan."
"Itu mungkin saja," sahut Shaman. "Itu artinya, pemindaian tidak akan bisa dilakukan hingga 2 sampai 3 hari ke depan. Biasanya bisa berlangsung sedikit lebih lama, sekitar seminggu jika sang ular juga melakukan tidur hibernasi paska makannya."
"Jadi sementara ini, kita hanya harus menunggu dan bersabar begitu saja?" tanya Senru.
"Tidak, kami akan berusaha untuk tetap melacaknya." Jawab Muru menatap Senru. "Kami kucing hitam menghabiskan waktu kami memetakan spektrum astral dan entitas-entitas unik tak kasat mata. Jika hanya ular, kami bisa mencarinya. Beri kami waktu,"
"Benar! Kalian tenang saja. Ular bukanlah masalah terbesar kami." Timpal Shaman. "Seberapa kuat pun ular itu menyembunyikan sinyal kehadirannya, kami pasti akan dapat menemukannya. Untuk sementara ini, kalian bisa berjaga-jaga untuk meminimalisir jatuhnya korban. Jangan sampai ular itu mencari mangsa kucing kecil lagi. Kami rasa parameternya 250 meter persegi dalam radius G4ng Sembilan dan G4ng Delapan, itu sudah cukup untuk membatasi ruang geraknya."
"Baik, kami bisa melakukan itu." Sahut Kitty.
"Lagipula, jika ular itu bergerak untuk mencari mangsa kembali, itu akan lebih memudahkan kami melacaknya. Ular tersebut akan segera ketahuan jika mulai mencari mangsa lagi. Kami akan segera memberitahukannya pada kalian."
"Bagus, kita sudah tahu apa yang harus dilakukan." Kata Unyis X. "Aku pribadi sangat mengandalkan kalian semua. Aku hanya bisa menginstruksikan saja, urusan ini sepenuhnya adalah tugas kalian, aku tidak bisa berbuat banyak dan tidak bisa terlalu membantu kalian."
"Anda bisa dikatakan juga ikut membantu dengan memberdayakan kami, Nyonya Unyis." Sahut Shaman. "Unyis Rida sejak dulu memang senantiasa aktif dalam kepentingan dan urusan bersama di Batu Kunawa. Kami menghargai keterlibatan anda disini."
"Terima kasih Shaman, jika kau merasa seperti itu." Kata Unyis X.
"Nyonya Unyis ... saya tahu anda merupakan pingitan di musim kawin nanti, untuk itu saya ingin mengucapkan selamat." Kata Shaman mengkontak Unyis X via telepati pribadi. "Tapi ... ada yang hendak kubicarakan juga kepada anda, ini lebih privat dan rahasia. Mungkin menyangkut musim kawin tahun ini. Aku mulai menjadi khawatir,"
"Khawatir kenapa, Shaman? Masalah serius apa yang berhubungan dengan musim kawin kali ini...?" tanya Unyis X.
"Beberapa waktu yang lalu, tidak lama. Saya pribadi menemukan suatu aktivitas aneh dengan frekuensi yang begitu luar biasa, terjadi di kawasan belantara balik tembok. Saya tidak tahu apa itu. Apa yang saya rasakan waktu itu ... sangat menakutkan! Dan tak pernah saya rasakan seumur hidup saya semenjak saya dilahirkan sebagai seekor kucing hitam. Kekuatan itu bukan dari dunia ini, Nyonya! Bukan seperti Remover, atau entitas ghaib lainnya. Entitas itu ... lebih dari sekedar entitas biasa."
Unyis X terpaku dengan penjelasan Shaman. Dia juga tidak tahu apa yang sedang dibicarakan oleh Shaman saat ini. Tetapi Unyis X sadar bahwa yang dirasakan oleh Shaman itu adalah sesuatu yang memang besar.
"Apapun itu ... apa kau merasa, ini ada kaitannya dengan musim kawin yang akan datang nanti?"
"Saya harap tidak, Nyonya Unyis. Tapi itulah yang saya sangat khawatirkan."