Bab 35

1226 Words

Suara burung saling bersahutan menandakan bahwa pagi telah tiba. Mentari yang mulai bersinar pun menerobos masuk ke dalam celah cendela untuk membangunkan putri yang setia memejamkan mata itu. Karena silaunya sinar mentari, Varizen pun membuka kedua matanya dengan perlahan. Hal pertama yang dilihat adalah sebuah ruangan asing, bukan ruangan seperti sebelumnya. Gadis itu pun langsung bangkit seketika, tapi di cegah oleh seseorang. “Hati-hati, kau bisa pusing jika bangun mendadak,” kata seorang pria yang sangat familiar di telinga Varizen membuatnya menghela nafas panjang, alias lega. “Maaf, aku snegaja memindahkanmu karena takut ada orang asing masuk dan mendekatimu.” Varizen menatap manik berwarna coklat muda itu. Tak ada kebohongan dimata sang dokter. “Jangan menatapku seperti itu

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD