Bab 43

1140 Words

Mobil yang dikendarai Jonathan telah sampai di tempat tujuan, yaitu rumah sakit. Felisia menatap bingung, tak tahu harus berkata apa. Jemarinya pun bertautan satu sama lain. Diikuti rasa cemas yang menggila. Tak hanya itu, tubuhnya tanpa sadar ikut bergetar hebat, takut segala hal pikiran buruk menjadi kenyataan. Jonathan menoleh ke Felisia dengan wajah tersenyum lembut, menggenggam jari wanita itu agar tenang. Ia berusaha untuk menguatkan sang ibu untuk berpikir positif. “Jangan bilang kalau Varizen di rawat disini, Jo.” Mata Felisia sudah berkaca-kaca dengan segala pemikiran buruknya, merasa gagal menjadi seorang ibu. “Benar. Untuk itu, kuatkan hati ibu sebelum bertemu dengannya.” Jonathan tahu, bahwa Felisia merasa tersiksa dengan segala kenyataan yang ada. Felisia mengangguk pe

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD