Franco Seico

1046 Words
Langkah kaki dari Franco kini pergi meninggalkan ruangan milik Samantha, dan dirinya berjalan dengan cepat menuju mobil untuk kemudian pergi mempersiapkan diri dalam menghadiri rapat yang akan dilakukan olehnya besok pagi di Amerika. Franco sebenarnya tidak habis pikir, kenapa Samantha bisa memiliki teman ilegal yang terjebak di dalam negara ABM, namun satu hal yang ia ketahui, semenjak kebangkitan dirinya dari kematian, Franco tidaklah lagi mengenal Samantha seperti dulu. Franco adalah teman baik dan sahabat baik bagi Samantha, namun entah mengapa ia merasa bahwa Samnatha tidaklah mengingat dirinya sebaik dulu. Meskipun seperti itu, Franco sama sekali tidak memberikan kecurigaan apapun terhadap Samantha, ia berusaha untuk mengerti dirinya lagi dengan sifat dan sikap baru dari Samantha. Franco percaya bahwa Samantha akan mengenalinya sebagai Franco di masa lalu dan Franco akan selalu berada di sisinya kapanpun dan di situasi apapun. Seperti saat ini, Franco bahkan rela melanggar peraturan Negara dan bertindak secara ilegal, ketika Samantha meminta bantuan Franco untuk memulangkan teman-temannya di sana. Franco menoleh menatap sang supir sekaligus manager pribadinya, “Aldo … bisakah kau meminta tujuh visa dari staff kita untuk keberangkatan tujuh orang temanku secara diam-diam?” tanya Franco kepada Aldo, dan hal itu tentu membuat sang manager mengerutkan dahinya dan kemudian bertanya, “Sir … bukankah tindakan itu adalah ilegal?? kenapa anda harus menggunakan visa staff, apakah teman-teman anda kesulitan dalam visa?” tanya Aldo kepada Franco yang kemudian menghelakan napasnya, “tidak bisakah kau melakukannya untukku?” tanya Franco kepada Aldo yang kini menggelengkan kepala untuk menjawab demikian, “I’m sorry sir … tapi aku tida bisa membantu anda untuk yang satu itu, karena hukum ilegal sangatlah berat, dan saya tidak ingin anda mendapatkan masalah karenanya” jelas Aldo memaparkan pendapatnya kepada Franco, can hal itu membuat Franco menghembuskan napasnya dengan berat, “Eum … apakah kau sudah mengirim data visa orang yang akan berangkat malam ini?” tanya Franco kepada Aldo yang kini menganggukkan kepalanya menjawab demikian, “Berapa staff yang akan ikut malam ini?” tanya Franco menambahkan kepada Aldo, “Itu akan menjadi sepuluh, jika anda dimasukan ke dalam hitungan, Sir” jawab Aldo yang kemudian membuat Franco menganggukkan kepalanya dan kemudian berucap, “Baiklah … kalau begitu, ambil empat kursi dan eliminasi empat staff dan biarkan visa mereka dipakai oleh empat orang temanku yang akan ikut malam ini ke Amerika” jelas Franco kepada Aldo yang kini merasa sangat kebingungan karenanya, ia tahu bahwa atasannya Franco tidak akan mungkin menyerah dalam mendapatkan keinginannya, dan itulah yang membuat Aldo tidak bisa lagi berbuat apapun selain bertanya, “Are you sure, Sir??” tanya Aldo kepada Franco yang kini mengangguk dengan mantap seraya berucap, “Yeah … please doing that for me” ucap Franco kepada Aldo yang kemudian menganggukkan kepalanya menangapi dan menyetujui hal itu. Tak ada yang mengetahui apa yang dilakukan oleh Franco saat itu, tak ada satupun yang mengerti tentang pikiran Franco saat ini, namun tidak dengan dirinya sendiri. Sejauh ini, ia melakukan ini semua karena ia sangat menyukai dan sangat menyayangi Samantha. Semua yang diinginkan oleh Samantha entah kenapa selalu dan akan ditepati oleh Franco, hingga akhirnya Franco menyadari bahwa ia melakukan itu semua karena ia mencintai dengan tulus wanita cantik itu, namun ia juga mengetahui bahwa ia tidak bisa melakukannya karena ia sudah memiliki seorang suami dan seorang anak. … Ingatan Franco kembali terulang ketika ia berumur delapan tahun, dan waktu itu merupakan peristiwa penting yang tidak akan pernah dilupakan oleh Franco seumur hidupnya, karena itu adalah peristiwa di mana kedua orang tua Franco mengenalkan dirinya kepada gadis manis nan cantik yang ia kenal hingga sekarang dan namanya adalah Samantha Miles. Saat itu merupakan musim salju dan tepat di mana salju pertama turun di tahun itu, Franco berjalan keluar dari dalam mobilnya dan melangkah mengikuti langkah sang Ibunda yang kala itu tersenyum ketika disambut dengan hangat oleh para pemilik rumah yang cukup besar di sana. “Oh … jadi, ini namanya Franco ya?? Geia, Receperint! (Halo, selamat datang!)” ucap seorang wanita yang memiliki satu umur dengan sang Ibu, dan hal itu membuat Franco menoleh menatap sang wanita dewasa dan kemudian menganggukkan kepalanya seraya membalas dengan berucap, “Geia, Madam (Hello, Madam)” balas Franco kepada wanita itu yang kemudian membuatnya tersenyum dengan lembut. “Wah … sepertinya kamu akan senang, karena Samantha kebetulan memiliki satu umur denganmu! Sebentar ya … Samantha, kemarilah nak!” ucap sang lelaki yang berdiri di samping sang wanita yang kini berdiri di hadapan Franco, dan hal itu membuat Franco menoleh menatap seorang wanita cantik dengan gaun indahnya, berjalan menghampiri mereka semua dengan senyuman cantiknya. “Samantha … kenalkan, ini adalah Franco, anak dari Mr.Seico” ucap sang ayah kepada Samantha yang kemudian menoleh menatap kearah Franco dan kemudian mengulurkan tangan kanannya untuk menjabat Franco seraya berucap, “Samantha Miles … salam kenal” ucap Samantha kepada Franco yang kini tersenyum karenanya, “Franco” ucap Franco membalas jabatan itu dan saling bertatapan satu sama lain dengan senyuman yang bahagia. Bagi Franco, Samantha adalah gadis tercantik dan baik yang pernah ditemui olehnya seumur hidupnya. Dan karenanya Franco tidak pernah ingin menyakiti atau melihat Samantha terluka, dan bagi Samantha, Franco adalah lelaki baik yang selalu menjadi sosok kakak yang baik baginya, dan Samantha sangat menyayangi Franco seperti dia memiliki seorang kakak laki-laki. Ada satu waktu dimana Samantha dikerjai oleh para gadis yang berada di sekolahannya, hingga mereka berbuat sesuatu di luar batasnya, yaitu memotong rambut Samantha hingga sependek bahu, padahan Samantha sangat menyukai rambut panjang indahnya, dan hal itu membuat Samantha sangat bersedih dan menangis sepanjang hari di dalam kamarnya. Atas perbuatan teman-temannya itu, Franco hendak merencanakan sebuah rencana dengan mendatangi mereka satu persatu dan menegurnya dengan cara melempar anak-anak gadis itu dengan slime yang sangat lengket, sehingga mereka tidak memiliki pilihan lain selain menggunting rambut mereka dengan pendek. Namun niat itu tidak dilakukan olehnya karena itu sama saja melukai hati Samantha, jadi ia memutuskan untuk datang ke rumah Samantha dan meminta Samantha untuk mencukur rambutnya agar setidaknya Samantha memiliki teman di sana. Karenanya, Franco pun memiliki rambut yang pendek seperti cepak tentara, dan hal itu membuat Samantha merasa senang dan setidaknya ia memiliki teman di sana. Franco benar-benar mengerti Samantha, dan Samantha merasa sangat senang karena ada seseorang yang bisa mengerti dirinya seperti Franco saat ini. …  to be continue.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD