Rencana

1134 Words
Malam itu, Member dan juga para manager tengah berkumpul di salah satu ruangan yang lumayan besar. Mereka tengah berbincang mengenai ini dan itu satu sama lain hingga tak ada satupun yang hendak menginterupsi mereka semua. Tidak kecuali COra yang kini datang dan masuk ke dalam ruangan itu dengan langkah yang cepat. Seluruh pandangan saat ini tertuju kepada dirinya yang melenggang masuk dan kemudian berdiri di hadapan mereka semua, hal itu lah yang mampu membungkam mereka semua yang kini tengah menatap dirinya yang kemudian berucap, “Untuk malam ini, kami hanya bisa mengangkut empat orang dari kalian semua” ucap Cora kepada mereka yang kemudian membuat mereka pun saling berpandangan satu sama lain karenanya. “Kenapa tidak bisa mengangkut semuanya?” tanya Leo kepada Cora yang kini menolehkan pandangannya dan kemudian berucap, “Karena akan sangat berbahaya jika kita mengangkut semuanya sekarang, dan lagi … kursi yang disediakan hanya empat orang, jadi kalian berundinglah untuk memutuskan siapa-siapa saja yang akan ikut … keberangkatan akan dilakukan dua jam dari sini, jadi segera selesaikan” ucap Cora kepada mereka seraya menoleh menatap ke arah jam dinding dan kemudian beranjak untuk pergi dari sana setelah ia merasa bahwa ia telah menyampaikan pesan yang ingin di sampaikan di sana. … Keheningan pun sempat tercipta di sana, dan karenanya sebagai seseorang yang memiliki tanggung jawab yang besar di sana, Julio pun berjalan dan berdiri di hadapan mereka semua seraya berucap, “Ayo, kita akan memutuskan siapa-siapa saja yang tinggal dan siapa saja yang pulang” ucap Julio kepada mereka yang kini menganggukkan kepalanya mulai mengikuti alur yang dibuat oleh Julio malam itu. “Jadi … siapa saja yang akan ikut untuk pulang terlebih dahulu?” tanya Lucilya keoada Julio, dan hal itu membuat Nathan berdiri dari duduknya dan kemudian berucap, “Biarkan aku yang tinggal di sini, kalian harus pulang … karena situasi di sini akan berbahaya untuk kalian” ucap Nathan kepada mereka semua, dan hal itu membuat Josh menggelengkan kepalanya untuk menepis ucapan itu seraya berkata, “Tidak aman untuk kami?? bukankah tempat ini justru sangat berbahaya untukmu, Nathan!” jelas Josh kepada Nathan, dan hal itu diberi anggukkan kepala oleh yang lainnya yang membuat Nathan menggelengkan kepala, “Keselamatan kalian adalah yang utama di sini” ucap Nathan, dan hal itu langsung di sambung oleh Leo yang kini melompat dari kursinya seraya berucap, “Tidak usah jadi pahlawan, Nathan … kau juga butuh keselamatan!” ucap Leo kepadanya yang kini menoleh menatapnya dengan kesal. Perdebatan sengit pun tak terelakan, mereka pada akhirnya berdebat mengenai siapa yang seharusnya pulang dan siapa yang akan tinggal, dan hal itu tentu membuat Julio merasa sangat geram, yang pada akhirnya dia pun berteriak dengan kencang untuk menghentikan perdebatan yang tidak berguna itu. “Hentikan kalian!” bentak Julio kepada mereka semua yang kemudian serempak berhenti karena bentakan itu, kedua pandangan Julio saat ini menoleh menatap mereka satu persatu dengan tajam, “kenapa kalian ini?? seharusnya kita itu saling membantu, kenapa kalian malah bertengkar di waktu yang sesempit ini, huh?!” ucap Julio kepada yang lainnya yang pada akhirnya mereka pun menyerahkan semuanya kembali kepada Julio selaku yang bertanggung jawab di sana. Keputusan Julio pun mutlak dan tidak ada yang berani mengganggu gugatnya, “Biarkan aku dan Nathan yang berada di sini … dan apakah diantara kalian ada yang ingin tetap tinggal untuk sebentar bersama dengan kami berdua?” tanya Julio kepada yang lainnya, dan hal itu membuat mereka semua dengan serempak mengacungkan tangan mereka dan membuat Julio sempat kesal, namun untunglah Josh segera berjalan kedepan seraya berucap, “Biarkan aku saja yang tinggal bersama dengan mereka, dan kalian harus pulang malam ini” ucap Josh kepada mereka yang kemudian diberi anggukan setuju oleh Julio, dan karena hal itulah mereka pun terpaksa untuk menyepakatinya dan bersiap untuk pergi, namun tidak dengan Saint yang menangis dan tidak ingin meninggalkan sang kakak dan sang artis. Pandangan Julio saat ini menoleh menatap Saint yang mendekatinya seraya terisak di sana, setelah mereka yang sebelumnya berkumpul pun pergi untuk bersiap-siap, melihat hal itu Julio hanya terdiam. Seolah dirinya tahu kenapa sang adik menangis seperti itu. “Don’t cry … kau harus bersikap dewasa Saint” ucap Julio kepadanya yang masih terisak seperti anak kecil dan kini mengusap air matanya dengan lengannya dan mengangguk mengiakan ucapan itu, namun terlihat dari wajahnya yang memerah dan air matanya yang terus mengalir, Julio dan Nathan tahu bahwa Saint merasa sedih dan takut, ia takut jika ia tidak akan bertemu dengan keduanya, dan hal itu membuat Nathan menghampiri anak kecil itu dan memeluknya dengan erat. Memeluknya seolah menguatkan jika mereka akan baik-baik saja di sini, bahwa tidak perlu ada yang dikhawatirkan olehnya mengenai mereka bertiga yang akan menetap lebih lama di sini. “Apa yang harus aku lakukan di sana?? bagaimana jika kalian tidak akan pernah datang?? apakah aku akan sendirian?” tanya Saint seraya terisak di sana, anak kecil memanglah anak kecil … mereka akan selalu menangis jika menghadapi sesuatu yang membuatnya takut, dan itu seperti saat ini. “Tenanglah, Saint … kami akan baik-baik saja di sini” ucap Josh kepada Saint yang kini masih terisak dan bahkan isakannya tidak berhenti meski air mata di sana sudah tidak mengalir lagi. “Percayalah … kami akan baik-baik saja” ucap Josh lagi, dan hal itu pun membuatnya mengangguk dan menoleh menatap Julio yang kini mengedikkan kepalanya, memerintahkan dirinya untuk segera bersiap malam itu. … Dua jam pun telah berlalu, saat ini mereka bertujuh tengah menunggu kabar dari Cora dengan terduduk diam di ruangan besar tempat di mana mereka selalu berkumpul. Dan tidak lama dari sana, Cora pun datang bersama dengan Lud, melihat hal itu membuat mereka segera bangkit dari duduknya dan menoleh menatap kedua orang yang baru saja masuk ke dalam ruangan itu. “Ayo! Pesawatnya sudah menunggu kalian di rooftop!” ucap Lud mengajak mereka untuk pergi mengikuti keduanya yang kini berjalan berlalu dari ruangan itu, dan hal itu pun membuat mereka bertujuh segera berjalan mengikuti langkah kaki dari Cora dan juga Lud. Langkah kaki mereka esmua saat ini berjalan menuju sebuah tangga yang memiliki jumlah anak tangga mencapai ratusan bahkan ribuan di sana, dan hal itu membuat mereka cukup terkejut karenanya. “Apakah kita akan menaiki tangga ini?” tanya Lucilya kepada Lud dan Cora yang kini menggelengkan kepalanya untuk menjawab hal tersebut, “Tentu tidak … kita akan menaiki lift untuk sampai ke atas” jawab Lud kepadanya, dan hal itulah yang membuat mereka kembali menghembuskan napasnya dengan lega setelah mengetahui bahwa mereka tidak akan menaiki ribuan anak tangga itu. Merekapun naik ke dalam lift untuk kemudian sampai di Rooftop dan bertemu dengan Vea dan juga Franco yang tengah berbincang di samping jet besar yang mewah, dan hal itu membuat keduanya pun menoleh menatap kedatangan mereka yang baru saja keluar dari lift tersebut. …  To be continue
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD