Talk about her strategy

1066 Words
Waktu menunjukkan pukul sembilan malam, dan seorang lelaki bernama Franco pun datang memasuki kediaman Miles. Ia berjalan dengan angkuhnya melewati para maid yang menyambut kedatangannya. Bahkan ketika Leo dan juga Lucilya yang tengah berjalan di salah satu tikungan yang ada di sana pun menjadi penasaran dengan lelaki yang baru saja melenggang melewati keduanya dengan kepala yang terangkat sedikit ke atas, seolah menandakan keangkuhan dirinya di sana. “Siapa orang itu ya??” tanya Leo kepada Lucilya yang kini mengedikan kedua bahunya menanggapi pertanyaan dari Leo di sana, “Entah … ku rasa dia orang yang cukup penting di sini” jawab Lucilya kepada Leo yang juga menganggukkan kepalanya sepakat dengan apa yang baru saja diucapkan oleh Lucilya di sana. … Lelaki yang diketahui sebagai Franco itu berjalan dan kemudian bertemu dengan Cora yang sudah terlihat menunggunya di depan pintu besar yang ia ketahui bahwa Samantha sudah berada di sana dan menunggunya. Pandangan Fanco kini menatap Cora cukup intens, sedangkan Cora menatapnya dengan dingin, “Oh … kupikir, dia sudah menungguku, apakah tebakanku benar?” tanya Franco yang kini tersenyum lebar ke arah Cora yang kini menghela napasnya dengan berat dan memutarkan kedua matanya dengan malas. “Mari, anda sudah di tunggu-tunggu oleh nona” ucap Cora seraya mengajak Franco untuk masuk ke dalam pintu yang kini dibukakan oleh Cora. Kedua pandangan Franco kini menatap Samantha yang terduduk di meja miliknya dengan tatapan tajamnya di sana, dan hal itu membuat Franco tersenyum menanggapi hal itu. “Selamat malam, Samantha … lama tidak berjumpa, ada apa?? aku pikir kau tidak akan pernah memanggilku untuk kemari semenjak …- Ucapan Franco terhenti ketika Samantha merentangkan tangannya untuk menghentikan ucapan dari Franco yang dirasanya amat mengganggu. “Kudengar kau dan beberapa staff akan pergi ke Amerika, apakah itu benar?” tanya Samantha kepada Franco yang kini mengerutkan dahinya dan kemudian menganggukkan kepalanya menanggapi itu. “Ya … tentu, aku akan pergi malam ini ke Amerika untuk mewakili rapat di sana, ada apa??” tanya Franco kepada Samantha yang kini menghembuskan napasnya dan kemudian menganggukkan kepala, “Bisakah aku menitipkan beberapa temanku kepadamu ??” tanya Samantha kepada Fanco yang kini kembali mengerutkan dahinya di sana, “Sejak kapan kau melakukan sebuah pertemanan?? dan kenapa kau harus menitipkan mereka kepadaku?? apakah temanmu itu memiliki maslaah di visa?” tanya Franco berlipat-lipat kepada Samantha yang kini memejamkan matanya cukup kesal dan kemudian ia pun berucap dengan sedikit nada sebalnya, “Aku memilikinya bodoh! Dan ya … mereka memiliki masalah di visa, jadi tolong bantulah aku!” terang Samantha kepada Franco yang kini terkekeh di sana sebelum akhirnya menganggukkan kepala menanggapi hal itu. “Wah … aku merasa bahwa kau telah menyembunyikan sesuatu kepadaku, apakah aku benar … Samantha?” tanya Franco kepada Samantha yang kini menghembuskan napasnya cukup sebal, namun kemudian Franco tertawa dan akhirnya mengangguk menanggapi hal itu. “baiklah … jika itu maumu, aku akan mengikutinya Samantha” ucap Franco kepada Samantha, yang membuat Cora dan Samantha saling bertatapan dan kemudian menoleh menatap Franco yang kini bangkit dari duduknya untuk pergi dari ruangan tersebut. “Perintahkan kepada temanmu itu, untuk bersiap-siap … karena aku akan pergi dua jam dari sini” ucap Franco sebelum akhirnya melenggang untuk meninggalkan ruangan itu. “Terima kasih … Franco” ucap Samantha kepada Franco yang kini menyunggingkan senyumannya dan mengangguk menanggapi hal itu. “Apapun untukmu, Samantha” ucap Franco sebelum akhirnya menghilang di balik pintu ruangan tersebut, menyisakan Samnatha dan Cora yang kini saling menyunggingkan senyuman satu sama lain. … “Sudah kukatakan bukan … Franco memang bisa kita andalkan saat ini” ucap Cora kepada Vea yang kini tersenyum dan menganggukkan kepalanya, “Kau benar, Cora … dia selalu mengikuti perintahku, eum … maksudku Samantha” jelas Vea kepada Cora yang kini menoleh menatapnya dan menganggukkan kepala menanggapi ucapan Vea di sana. “Oke … karena dia sudah mempersetujui hal itu, beritahulah mereka … ah, apakah mereka semua bisa masuk ke dalam jetnya?” tanya Vea kepada Cora yang kini mengerutkan dahinya sebelum akhirnya berlari untuk mengejar Franco. Langkah kaki Cora sangatlah cepat, ia berlari dan kemudian memanggil Franco yang berjalan cukup jauh di sana. “Tunggu, tuan Franco!” panggil Cora kepada Franco yang kini menoleh dan berbalik untuk menghadap ke arah Cora yang kini berhenti di hadapannya seraya menghirup napas dengan cukup cepat. “Ada apa, Cora?”tanya Franco kepada Cora yang kini ia pun berucap, “Eum … teman dari Samantha berjumlah tujuh, apakah jetnya cukup untuk membawa mereka?? ah … dan tentunya tanpa pengecekkan dari pihak perbatasan” ucap Cora kepada Franco, dan hal itu membuatnbya mengerutkan dahinya dan bingung, “Cora … kau tahu sendiri jika pemerintahan kita sangatlah ketat, meski menggunakan jet pribadi kita juga harus memberikan visa dari orang-orang yang ikut!” ucap Franco kepada Cora yang kini terlihat memelas kepadanya. “Aku hanya mampu membawa empat dari tujuh orang, dan mereka juga akan menggunakan visa tim ku … jadi pikirkanlah lebih baik lagi dan diskusikan ini semua dengan Samantha dan juga teman-temannya” ucap Franco yang akhirnya pun melenggang pergi meninggalkan Cora yang kini mendecih kesal di sana. … “Apa?? hanya empat orang saja?” tanya Vea kepada Cora yang baru saja berucap demikian kepada Vea, dan hal itu membuat Cora menganggukkan kepalanya menanggapi pertanyaan tersebut. “Apa yang harus kita lakukan, Vea?” tanya Cora kepadanya, dan tidak lama dari sana Lud pun datang. “Bagaimana?” tanya Lud kepada Cora dan Vea yang kini menoleh menatapnya, “Franco hanya mengidzinkan empat orang saja yang ikut, karena dirinya bilang bahwa ia tidak bisa melanggar aturan dari pemerintahan” ucap Cora kepada Lud yang kini mendecih kesal dan kemudian berjalan menghampiri keduanya. “Jadi, apakah mereka akan menerima itu semua?” tanya Lud kepada Cora dan Vea, dan hal itu membuat Vea menganggukkan kepalanya untuk menanggapi pertanyaan itu, “Ya … mereka harus menerima hal itu dan mau tidak mau ada tiga orang yang bertahan di sini untuk beberapa waktu” ucap Vea kepada Lud yang kemudian mengangguk menanggapi hal itu. “Baiklah … kalau begitu, aku akan menginformasikan ini kepada mereka semua” ucap Lud berpamit kepada Vea dan Cora, dan hal itu membuat keduanya mengangguk, “Ah! Beritahu mereka bahwa waktu mereka bersiap adalah satu jam dari sekarang!” ucap Cora kepada Lud menambahkan, dan hal itu membuatnya mengangguk menanggapi itu dan kemudian pergi dari runangan mereka.   To be continue. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD