Abstrak

1093 Words
Pintu terbuka dengan segera setelah Cora berucap demikian, dan setelahnya datanglah sebelas orang dengan jumlah enam maid serta lima penjaga yang membuat mereka cukup terkejut atas kedatangannya, “Cassandra?!” panggil Lud kepada seorang maid yang kini berjalan menghampiri mereka dan menundukkan kepala untuk memberi hormat yang sopan kepada keduanya, “Si, domine (yes, sir)” mendengar jawaban dari Cassandra membuat Lud menaikkan alisnya sebelah dan kemudian berucap, “Ke mana perginya logat Spainish mu itu?” tanya Lud setelah mendengar logat spanyol milik Cassandra hilang begitu saja, dan hal itu membuat Cassandra tidak menjawabnya dan memilih untuk tersenyum kepadanya yang kini menggelengkan kepala, namun Cora segera memerintah dirinya dengan berucap, “Mereka adalah tamu-tamunya nona, bawa mereka ke kamar tamu dan berikan mereka baju yang um … layak untuk bertemu dengan nona malam ini” perintah Cora kepada Cassandra yang kini mengangguk dan menundukkan kepala yang kemudian menoleh menatap ketujuh orang itu, “Ikutlah bersama dengannya, bersiaplah dan beberapa jam dari sini kalian akan bertemu dengan seseorang yang akan menceritakan hal ini secara terperinci” jelas Lud kepada ketujuh orang yang kini mengangguk dengan pelan karenanya, “Mari, ikut dengan saya … Domine, madam” ajak Cassandra kepada mereka bertujuh yang kini berjalan mengikuti Cassandra, sedangkan empat maid lainnya kini berjalan di belakang mereka seolah mengawali ketujuh orang itu dari belakang. Langkah kaki mereka saat itu menelusuri lorong yang panjang dan melewati banyak sekali pintu di sana, begitu indah dan estetik. Bagi mereka yang baru saja menginjakkan kaki ke dalam rumah, ralat … istana itu, mungkin tidak akan pernah berhenti untuk berdecak dengan kagum di sana. Mereka menaiki anak tangga yang kala itu dilapisi oleh karpet merah yang memiliki kualitas tinggi hingga nyaman untuk di pijaki, dan bahkan pinggiran tangga pun sangat lembut dan bersih. Hal itu membuat Nathan serta yang lainnya menganggap bahwa pemilik rumah ini pasti sangat mencintai kebersihan. Mereka berjalan dan terus berjalan, hingga akhirnya mereka berhenti di sebuah pintu yang lebih besar dari pada yang lainnya, “Ini adalah kamar kalian, Domine … Madam …” ucap Cassandra sebelum akhirnya pintu tersebut dibukakan dengan lebar oleh dua maid lainnya. Kamar itu sangatlah luas … seperti sebuah aula yang memiliki beberapa pintu lainnya, lagi dan lagi … hal itu membuat mereka yang melihatnya terpukau. Cassandra kini berjalan ke arah tangga kanan dan berucap, “Ini adalah kamar dari madam, silahkan untuk beristirahat di sini” ucapnya seraya menoleh menatap Lucilya yang kini terkekeh bahagia, dan hal itu membuat mereka kini menoleh kepadanya yang kemudian berjalan dan menaiki lorong tangga itu dan diikuti oleh dua maid lainnya. “Dan samping kiri adalah kamar dari kalian … Domine, silahkan beristirahat dan bersiap di sini” ucap Cassandra seraya menatap mereka pada laki-laki yang kini dengan serempak menganggukkan kepala dan berjalan masuk ke dalam lorong tangga itu. Ketika mereka sampai di sana, sebuah ruang dengan enam kasur pun terpasang dengan indah di sana, serta sebuah pintu yang mereka yakini bahwa itu adalah kamar mandinya. “Ini benar-benar luar biasa!” puji Leo seraya mengedarkan pandangannya ke arah sekeliling, dan begitu pun dengan Saint yang kini berdecak kagum dengan berkali-kali mengatakan, “Hoaaahh … wahhh…” dan lain sebagainya. Berbeda dengan Leo dan Saint, Mark, Josh, Julio dan terlebih Nathan kini termenung dan berpikir cukup lama untuk akhirnya mereka memutuskan untuk beristirahat dan mandi untuk nantinya bersiap menemui pemilik rumah ini. “Yah … sepertinya akan lebih baik jika kita mandi dan beristirahat sebentar” ucap Mark menyarankan kepada mereka yang kini mengangguk sepakat untuk melakukan hal itu. … Selama menunggu dan beristirahat, Leo, Saint dan Mark yang saat itu memiliki usia yang lebih muda dari yang lainnya pun terlelap di ranjang mereka masing-masing. Josh yang kini tengah mencari sebuah pemberitaan yang ada di tv, Julio yang berupaya menghubungi staff lainnya yang masih berada di dalam gedung hotel itu dan Nathan yang memilih untuk terdiam menatap indahnya langit malam seraya melamun di balkon yang terbuka di sana. Banyak sekali yang dipikirkan oleh Nathan saat itu, dan semua pikiran itu pun berakhir di satu pertanyaan yang sama … kenapa?? kenapa dan kenapa, yang akhirnya membuat Nathan merasa gila karenanya. Ia mendecih dengan kesal dan menggelengkan kepalanya di balkon itu, kedua pandangnya kini menoleh menatap ke arah mobil yang baru saja tertutup dengan cukup keras di sana, dan menampilkan seorang gadis berusia dua puluhan yang kala itu mengenakan dress panjang nan indah. Kedua mata Nathan pun memincing ketika melihatnya kini disambut oleh Cora dan Lud dengan baik di sana, dan hal itu membuat Nathan berpikir bahwa orang yang akan menjelaskannya adalah gadis ini. Tok - tok - tok … Sebuah ketukan pintu membuat mereka menoleh menatap seorang maid yang kini berdiri di sana, terkecuali Nathan yang tidak diperbolehkan untuk memperlihatkan wajahnya di sana dan dirinya memilih untuk tetap menatap indahnya langit di bandingkan menoleh menatap maid tersebut.  “Ya?” tanya Julio kepada maid yang kini menundukkan kepalanya sebentar untuk memberi hormat dan kemudian berucap, “Sepuluh menit lagi, kalian akan bertemu dengan Nona … jadi bersiaplah dan saya akan menunggu anda semua di aula bawah ruang ini” terang sang maid yang kini kembali menunduk hormat dan kemudian pergi dari sana, “Orangnya sudah datang?” tanya Josh, dan hal itu membuat Nathan mengangguk menjawab pertanyaan tersebut, dan Nathan kemudian meraih topeng miliknya dan memasangnya di sana. “ Hh … semoga permasalahan ini segera usai” harap Julio, dan dirinya kini berjalan menghampiri ketiga orang yang dengan idiotnya bisa tertidur di saat masalah yang serius menerpa mereka, “Bangun! Ini sudah waktunya untuk berbincang dan bertemu dengan orang itu … ayo bangun” ucap Julio berusaha membangunkan mereka bertiga. … Saat ini ketujuh orang itu tengah berjalan menuju ruang pertemuan, dan sepanjang perjalanan menuju ke ruangan itu, Josh berbicara kepada Julio, Mark dan Nathan mengenai keanehan yang ia rasakan di sana. Mengenai tidak adanya satu pun kabar mengenai meledaknya hotel atau pun menghilangnya mereka para artis yang hendak melakukan konser di hari esok dan hal itu sungguh membuat mereka curiga. “Satu pertanyaan yang belum terjawab” ucapan Mark saat itu membuat ketiga orang yang ada di sana menganggukkan kepalanya, Langkah mereka kini akhirnya sampai di tempat pertemuan tadi, dan kali ini ada sedikit pembedanya karena seorang gadis cantik dengan tubuh rampingnya, rambut ikal coklat, hidung yang mancung, mata biru yang bersinar serta kulit putih seputih s**u dan jangan lupa dengan bibir kecil yang kini sama sekali tidak memperlihatkan sebuah senyuman di sana menyapa mereka dengan melipat kedua tangannya dan terduduk di atas kursi yang terletak jauh di ujung sana.   To be continue
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD