Save Place

1162 Words
Rumah mewah bak istana yang kala itu di desain seindah mungkin dan mengacu pada tiga istana sekaligus. Sesampainya mereka di sana, dan ketika mereka memutuskan untuk turun ke luar dari dalam mobil, secepat mungkin mereka terpukau atas keindahan dari rumah megah yang kini berada di hadapan mereka saat ini. “Lud terluka, cepat bawa dia ke ruang medis!” ucapan yang dilontarkan oleh Cora saat itu membuat Nathan menoleh menatap para pelayan yang kini berlari ke mobil yang baru saja sampai di sana, dan hal itu membuat Nathan pun berjalan menghampiri mobil tersebut. Nathan bertemu dengan Josh, Julio dan Mark dan hal itu membuatnya kini menoleh menatap Julio yang nampak terkejut karena Nathan mengenakan topeng saat itu, “Kenapa kau mengenakan topeng?” tanya Julio kepada Nathan yang kini berdeham di sana dan kemudian menjawab, “Mereka meminta aku untuk melakukannya” jelas Nathan dan hal itu membuat Julio mengerutkan dahinya namun kemudian ia mengangguk mengerti tentang hal itu, setelah sebelumnya Lud menceritakan bahwa di antara mereka hanya Nathan lah orang yang ditargetkan oleh pemerintahan saat ini. Satu hal yang menjadi pertanyaan Julio saat itu, kenapa pihak pemerintahan menargetkan Nathan?? kenapa pemerintahan harus menggunakan kekerasan berupa bom dan peluru untuk menangkapnya??  itulah pertanyaan-pertanyaan yang singgah di dalam pikiran Julio yang belum ditanyakan olehnya serta dijawab oleh Lud. Karena Lud hanya mengatakan bahwa Nathan adalah target dari pemerintahan yang salah. Oleh sebab itulah kenapa banyak sekali pertanyaan yang hinggap di dalam pikiran Julio, dan tidak hanya Julio, namun Josh dan Mark pun memiliki banyak pertanyaan di dalam benaknya saat ini. “Ayo … ikut saya” ajakan yang dilontarkan oleh Cora saat itu membuat mereka bertujuh pun mengikuti langkah kaki Cora memasuki rumah yang kala itu benar-benar menyerupai istana Negara Australia ialah Schonbrunn Palace dan hal itu tentu membuat mereka terpukau karenanya, bukan hanya istana namun rumah ini pun memiliki taman bunga tulip luas nan indah yang kala itu dicahayai oleh lampu sorot sehingga pada malam hari pun mata mereka dapat melihat keindahan dari bunga tulip yang beraneka ragam warnanya. Langkah kaki mereka menelusuri teras yang megah yang kala itu di setiap dua meter jaraknya, tergantung chandelier yang begitu indahnya, warna kuning keemasan mendominasi teras tersebut layaknya istana Negara Brasil yang dinamai sebagai Palàcio do Planalto yang terlihat megah dan estetik. Langkah kaki mereka semua masih dengan mengikuti langkah kaki wanita bernama Cora yang kini berbelok dan masuk ke dalam salah satu ruangan yang kala itu warna merah keunguan serta emas mendominasi ruangan luas tersebut, di dalamnya terdapat beberapa meja yang berjajar di setiap pinggiran dinding, dan di atas meja itu terdapat vas bunga serta guci yang indah untuk di pandang mata, di sudut lainnya terdapat sebuah api unggun yang kini menyala untuk menghangatkan mereka yang baru saja datang dari luar sana. Serta beberapa sofa indah yang tersusun di sana membuat mereka yakin bahwa ruangan itu merupakan sebuah ruang tamu yang sangat nyaman. “Sebenarnya siapa kalian?” tanya Lucilya kepada Cora yang kala itu sedikit berbincang dengan salah satu pelayan yang ada di sana, mendengar pertanyaan itu membuat Cora kini menolehkan pandangannya menatap mereka-mereka yang ikut menatap Cora bersamaan dengan raut yang sama-sama penasarannya atas pertanyaan yang dilontarkan oleh Lucilya saat itu. Hal itu membuat Cora kembali memandang salah satu pelayan yang kini menunduk hormat lalu meninggalkan ruangan tersebut dan menutupnya dengan rapat, sehingga di dalam ruangan itu sekarang hanya ada tujuh orang serta Cora yang kini berjalan lalu duduk bersandar kepada salah satu meja yang ada di sana. “Eum … katakan saja jika aku dan sahabatku adalah penyelamat kalian hari ini” jawab Cora dengan singkat, tidak lupa dengan sebuah senyuman yang dipaksakan membuat mereka semakin tidak memercayai dengan apa yang diucapkan olehnya saat ini, bisa saja wanita ini adalah penculik atau pemeras. Siapa yang tahu? “Sebenarnya apa yang terjadi? M… maksudku, kenapa mereka menyerang kami?? apa yang mereka inginkan dari kami?” tanya Leo kini mulai memberikan sebuah pertanyaan kepadanya yang saat itu menampakkan raut yang berbeda dan ketika ia hendak berbicara, ucapan seseorang pun menjawabnya terlebih dahulu, “Tak ada yang mereka inginkan dari kalian … mereka hanya ingin satu orang” ucapan yang dilontarkan oleh lelaki yang ikut dalam ‘misi penyelamatan’ itu kini berjalan dengan tanpa baju atasan dan perban yang meliliti bahu kanannya. Lud berjalan dan kemudian menunjuk ke arah Nathan seraya kembali berucap. “Kau … kau lah yang mereka inginkan, kau adalah target mereka saat ini” sambungnya di sana, dan hal itu tentu menjadi tanda tanya besar dari mereka-mereka yang tidak mengerti kenapa? Dan kenapa?? “Tapi kenapa?? dia tidak pernah melakukan kesalahan … dia adalah anak yang baik!” kini Julio pun berucap, tidak pernah sedikit pun Julio membiarkan sang artis nya di salahkan, oleh sebab itu lah ia terus membela Nathan hingga saat ini. Karena ia tahu seluk beluk serta sifat yang paling dasar dari Nathan. “Seperti yang sudah kukatakan, dan mungkin Lud juga sudah mengatakannya di dalam mobil beberapa saat yang lalu” ucap Cora kini berjalan menghampiri mereka dan hal itu langsung diberi anggukan oleh Mark yang kini berucap, “Iya … iya … dia mengatakannya, dia mengatakan bahwa Nathan adalah target yang salah … tapi kenapa pemerintahan bisa seceroboh itu?? apakah karena orang yang ditargetkan oleh mereka menyerupai Nathan?!” tanya Mark kepada Julia yang langsung menjawab dengan berucap, “Ya” singkat, padat dan jelas. Hal itu membuat mereka terbungkam saat ini, dan bahkan Nathan pun tidak bisa berbuat banyak selain terdiam mendengarkan mereka-mereka yang bertanya dan menjawab. “Lalu ke mana orang itu sekarang?” tanya Josh, dan jawaban yang mereka terima begitu mengejutkan, “Dia telah mati dan besok adalah hari kematiannya satu tahun yang lalu” jawab Lud, dan hal itu kembali membungkam mereka semua, “Apakah pemerintahan mengetahui bahwa target mereka sudah tiada selama itu?” kali ini Nathan bertanya kepada Cora dan Lud yang kini menganggukkan kepalanya, dan hal itu semakin membingungkan ketujuh orang yang kini saling berpandangan satu sama lain, “Mungkin ini akan membingungkan kalian … jadi kurasa pembahasannya akan sedikit panjang, tapi kami pun tidak bisa menjelaskannya saat ini kepada kalian karena kurasa hal itu bukan lah hak dariku atau pun dari Cora dalam menceritakan secara detail, akan ada yang datang dan menjelaskannya dengan terperinci … namun pertama-tama kalian harus beristirahat dan mandi, karena dia benci bau yang tajam seperti kondisi kalian saat ini, so …” penjelasan yang lebar yang diucapkan oleh Lud saat itu membuat Cora tersadar dan langsung memanggil para maid yang setelahnya segera masuk ke dalam ruangan itu dengan serempak dan membuat ketujuh orang di sana sedikit terperanjat karenanya, “φεрε το Maid !(fere to maid : bring the maid)” itulah kata yang diucapkan oleh Cora sebelum para maid itu datang membukakan pintu secara serempak dan masuk ke dalam ruangan tersebut, semua maid yang datang saat itu berjumlah sekitar lima orang dan para penjaga berjumlah enam. Tentu hal itu mengejutkan mereka yang melihat kedatanganya secara tiba-tiba.   To be continue. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD