"Baiklah! Aku akan mengantarkan kamu pulang sekarang."
Laura menangis melihat suaminya dan Lussy bemesraan di luar restoran. Laura di antarkan pulang Rendra setelah mereka berduaan di hotel.
Rendra kasihan pada Laura saat itu tetapi dia di usir Laura saat dia sudah mengantarkan Laura ke rumah suaminya.
Brian dan Lussy semakin gila, mereka bermain api bukan hanya di rumah saja tapi juga di kantor dan bemesraan di luar perusahaan juga. Lussy memang tidak pernah terimah, saat Brian menikahi adik kembarnya. Lussy selalu menggoda Brian di kantor atau di perusahaan mereka dan dia membuat Brian selalu merasakan gairah saat bercinta dengannya.
"Sayang! Aku datang, aku ingin kamu dan aku ingi kamu lebih dekat lagi," kata Lussy dia memeluk Brian dari belakang saat ada di ruangan kerjanya.
"Ini di kantor, Lussy. Kamu gila ya? Apa kata orang nanti? Anak buahku bisa laporan pada Laura. Bisa kacau dan kita ketahuan, kamu tahukan Papa dan Mamaku benci kamu karena kamu lari dari pernikahan kita waktu itu." Brian berusaha melepaskan pelukkan Lussy.
"Lihatlah aku ini sedang memakai baju sexsy. Kamu tidak tertarik padaku, Brian?" Lussy semakin memeluk erat dan mencium Brian.
"Kamu selalu mulai dan mulai lagi. Entahlah ini cinta atau nafsu. Aku seorang pria, kalau aku di kasih tidak menolak. Semoga Laura tidak pernah tahu hubungan gelap kita ini," jawab Brian yang langsung memeluk Lussy dan menyerangnya.
Mereka bercinta di dalam kantor Brian. Saat itu asiten Brian tidak masuk karena katanya Sakit. Lussy dan Brian keluar bersama saat jam pulang kerja. Mereka melanjutkan gelora asmara yang memuncak pada diri mereka masing-masing. Mereka melampiaskannya di hotel yang dekat dengan perusahaan Brian.
Hari itu berganti malam hari dan malam semakin larut, bintang mulai bermunculan. Laura saat itu sedang menanti suaminya pulang, tapi tak kunjung datang. Laura menunggunya di ruang tamu sampai ketiduran.
"Kenapa belum pulang kerja ya? Jam berapa in? Kak Lussy dan Brian tak kunjung pulang juga," kata Laura yang bangun sambil melihat jam dinding ternyata sudah menunjukkan pukul 12 malam.
"Lussy, ayo pulang! Gila kamu mau sampai kapan kamu mengurungku di hotel denganmu? Aku sudah puas, besok kita kedatangan tamu partner bisnis penting. Aku takut bangun kesiangan. Aku pulang dulu, lalu kamu menyusulku."
Brian selesai mandi, dia sudah melakukan hal gila dengan Lussy sampai kelelahan di hotel. Dia pulang ke rumah lebih dulu karena takut Laura curiga dan telat meeting besok pagi.
"Aku tidur di kamar saja deh. Malas sekali menunggua dia. Aku yakin dia tidur di kantor seperti biasanya," kata Laura sambil dia berjalan menuju kamarnya.
Malam itu Laura tidur, Brian pulang sekitar jam 2 malam. Brian langsung tidur di samping Laura. Laura juga sudah tertidur pulas.
Malam hari itu telah sirna, fajar pagi telah datang. Sesaat fajar telah hilang dan muncul mentari pagi yang menghangatkan jiwa-jiwa yang sudah siap berkahtivitas seperti biasanya. Laura bangun dan sudah menyiapkan sarapan pagi untuk suami dan kakak kembarnya.
"Sayangku, Laura! Nanti malam aku akan ke luar kota dan ada meeting bisnis penting. Bisa tidak kamu ke kantor antar makan siang juga? Aku malas makan sianh di luar karena terlalu sibuk." tanya Brian.
"Bisa! Huhh... Aku juga mau ketemu Niken. Teman yang dekat denganku saat satu kerja dengan kamu, suamiku," jawab Laura.
'Sialan! Kenapa menganggu saja? Kenapa juga tidak makan siang denganku? Brian sengaja menghindariku karena kejadian kemarin malam. Aku memang terlalu semangat kemarin malam.' batin Lussy.
Mereka berangkat kerja pagi hari itu. Laura di rumah saja, hingga tidak terasa sudah waktunya jam makan siang. Laura sudah menyiapkan makanan untuk makan siang Brian. Dia tiba di kantor Brian dengan cepat karena membawa mobil sendiri.
Laura hanyalah istri pegangganti, dia sama sekali hanya di jadikan alat pelampiasan saja untuk Brian. Cinta itu buta begitu juga Laura ke Brian. Meksipun dia berselingkuhi, tapi dalam hati Laura ada rasa cinta yang belum pudar untuk Brian. Dia hanya membenci saudara kembarnya saja.
"Suamiku, aku datang! Ini makanan kamu dan makanlah! Lussy tidak ikut meetingkan? Dia pasti sudah keluar makan siang sendiri," kata Laura yang sudah ada di kantor Brian.
"Suapi aku, Laura. Aku kangen sama kamu, maaf semalam aku ketiduran di kantor pulang jam 1 malam." Brian langsung memeluk Laura.
"Iya, suamiku. Aku tidak masalah, jangan sok romantis! Kamu masih mencintai Lussy," jawab Laura.
"Pak! Permisi, ini berkasnya," kata Rendra yang langsung masuk ke ruangan Brian.
"Oh, Rendra masuklah! Ini istriku antar makanan banyak. Kamu adikku dan kamu makanlah denganku juga. Kamu banyak tugas karena kemarin kamu tidak masuk kerja. Tidak masalah karena Papa menyuruhku mengajari kamu dengan kamu menjadi asistenku."
"Baik, Kak Brian," jawab Rendra.
"Hah, Kok bisa? Kamu sejak kapan mempunyai adik seorang pria, Suamiku?" tanya Laura yang kaget saat mendengar Rendra itu adiknya dan asistennya juga.
"Kenapa kamu, Laura? Dia itu adikku tetapi beda Mama. Dia dibesarkan di rumah Kakeknya di Amerika. Baru 3 bulan bisa dia ke Indonesia karena baru lulus kuliah. Dia membantu aku dan dia akan menjadi asisten kepercayaanku karena dia kompeten."
"Salam, Kak Laura. Saya Rendra asisten suami anda dan adik ipar anda," kata Rendra yang berjabat tangan dengan Laura.
Laura melamun dan masih memegang tangan Rendra karena Laura sangat kaget melihat kenyataan yang terjadi saat ini. Rendra itu ternyata adik Brian. Brian tidak pernah menceritakan seorang adik yang berbeda Mama. Saat menikahpun Rendra tidak hadir.
"Hey, aku Laura. Maaf ya jabat tangannya terlalu lama. Aku hanya kaget saja suamiku memiliki adik." Laura yang langsung melepaskan tangan Rendra.
"Maaf juga! Soalnya Kak Laura cantik dan anda begitu serasi dengan Kak Brian," puji Rendra.
Laura begitu terkejut kalau Rendra itu ternyata asisten pribadi dan adik suaminya. Umurnya masih 21 tahun tapi dia sudah menjadi asisten pribadi suaminya. Laura takut ketahuan suamianya karena dia sendiri pastinya akan di ceraikan. Laura tidak mau itu terjadi karena dia begitu mencintai Brian. Meksipun Perselingkuhan dia dengan saudara kembarnya sudah jelas terjadi.
'Gila baget! Kenapa bisa begini? Dia itu asisten suamiku, adik suamiku juga. Dia kerja di perusahaan suamiku. Kok bisa dia punya mobil Lamborgini ya? Suamiku saja mobilnua tidak lamborgini?' batin Laura yang dia khawatir ketahuan Brian karena tidur dengan adiknya.
"Maaf ya! Aku mau ke kamar mandi dulu," kata Laura.
"Kak Brian, aku juga ke kamar mandi dan mau ambil berkas lagi di ruangan sekertaris." pamit Rendra.
Rendra mengukuti Laura ke kamar mandi. Dia ingin menemu Laura. Laura sudah selesai dari kamar mandi dan dia kaget kalau Rendra ada menemuinya.
"Apa yang akan kamu lakukan? Tolong jangan macam-macam. Disana ada suamiku."
"Aku ingin kamu bekerja sama denganku. Aku akan membantu kamu membalas dendam ke suami kamu dan selingkuhannya. Aku kasihan padamu kamu di selingkuhi oleh kakakku dan kakak kembar kamu." Rendra memeluk Laura.