Lagi dan lagi atas pemaksaan dari Barra, Fely harus menemani pria itu bermain PS sebelum mereka tidur. Kata Barra, jika Barra bermain Mobile Legends maka Fely tidak akan bisa ikut bermain dengannya. Karna Fely yang tidak tahu cara memainkan game tersebut.
"Barra gue ngantuk ah. Udahan dong ini mainnya" keluh Fely karna jam memang sudah menunjukan pukul 11 malam.
"Sekali lagi lah Fel".
Fely mendengus. Perasaan Fely tidak pernah menganggu jam tidur Barra. Tapi kenapa pria itu selalu mengganggu jam tidurnya. Tidak tahukah Barra jika mulai besok Fely akan mengadakan Audisi. Karna memang audisi pemilihan anggota dance kemungkinan akan berlangsung lama disebabkan banyaknya pendaftar. Yang Fely yakini jika Fely dan yang menilai lainnya akan kebingungan mencari yang terbaik dari yang paling baik.
"Gue besok jadi juri. Kegiatan gue disekolah besok banyak" ucap Fely. Barra menoleh kearah istrinya itu.
"Audisi itu?" tanya Barra. Fely menganggukan kepalanya.
"Emang butuh banget ya sampe lo adain audisi itu?" tanya Barra lagi.
"Iya, gue mau bawa 20 orang buat kompetisi nanti. Ya pastinya termasuk gue disana. Belum lagi buat pentas pas PORAK nanti akhir tahun ajaran. Kan anggota dance diminta buat tampil. Belum lagi nanti buat demo ekskul nanti buat siswa baru" jawab Fely panjang lebar.
Memang jika diingat, beberapa bulan kedepan banyak sekali kegiatan yang akan Fely hadapi bersama teman-teman dancenya. Ditambah Fely harus memikirkan koreo untuk dirinya sendiri. Dan waktu untuk semua itu hanya dalam hitungan bulan saja. Tapi, Fely harus menghafal 4 koreo sekaligus.
"Banyak juga kegiatan lo" jawab Barra.
"Menurut lo aja. Mana tampilnya dalam waktu yang berdekatan lagi". Barra menganggukan kepalanya lalu merangkul Fely.
"Jaga kesehatan, makanannya juga dijaga. Udah tau banyak kegiatan, banyakin makan makanan yang sehat, buah-buahan juga jangan lupa. Istirahat yang cukup" ucap Barra. Fely sedikit mendongkakan kepalanya.
"Istirahat yang cukup, tapi sekarang mau tidur aja jangan" cibir Fely. Barra terkekeh.
"Iya, tidur. Beresin dulu ini" jawab Barra.
Fely melepas rangkulan tangan Barra pada pundaknya. Tidak lupa ia menaruh stick PS diatas karpet yang ia duduki bersama Barra. Karna mereka yang bermain lesehan atas permintaan Barra.
"Gue ga mau beresin. Lo beresin semuanya jangan sampe berceceran sedikitpun. Sampe gue bangun ini masih berantakan, gue ga akan kasih lo jatah satu minggu full" ucap Fely lalu segera bangkit berdiri dan berjalan untuk menaiki kasurnya, lalu segera tidur.
Barra hanya bisa menghela nafasnya sambil menggelengkan kepalanya. Apa lagi saat ia melihat Fely yang kini sudah merebahkan diri dikasur. Tapi, Barra tidak bisa meprotesnya karna Fely memang sangat membutuhkan istirahat yang cukup.
***
Keesokan harinya, Fely dan anggota dance lainnya sudah bersiap untuk latihan. Ditambah dengan mereka yang akan mempersiapkan segala kebutuhan untuk audisi anggota dance yang akan mereka bawa saat kompetisi nanti. Tidak ada yang leha-leha disini. Semuanya bekerja sama untuk mempersiapkan semua kebutuhan yang akan diperlukan untuk audisi.
"Guys, waktu kita ga banyak untuk latihan, gue rasa sekali aja cukup buat latihan hari ini. Selebihnya kita lakuin audisi sesuai yang udah dijadwalin kemarin. Kita juga harus set Aula buat lokasi nanti" ucap Fely saat semua anggotanya sudah berada didalam ruangan dance.
Semuanya mengangguk faham. Lalu mereka mulai mengatur formasi untuk berlangsungnya latihan kali ini. Setelah itu, barulah mereka semua pergi ke Aula sekolah. Karna memang audisi akan dilakukan tepat saat selesainya jam istirahat. Acara juga dibuka untuk umum, jadi untuk hari ini, sekolah memberikan jam kosong untuk para siswa. Karna diyakinkan banyaknya pendukung dan banyaknya penonton nanti.
Selang beberapa menit setelah latihan, Fely meminta anggotanya untuk istirahat terlebih dahulu. Lalu setelah itu mereka pergi ke aula. Dimana Feky sudah meminta bantuan pada Vino tentu saja dengan teman-temannya yang lain untuk membatu anggota dance mempersiapkan acara.
Dengan senang hati para lelaki itu membantu anggota dance untuk mempersiapkan audisi yang sebentar lagi akan berlangsung itu. Karna, ini kesempatan mereka untuk caper pada calon anggota dance yang baru. Yang kebanyakan dari peserta adalah adik kelas mereka.
Fely dkk memilih untuk pergi ke kantin terlebih dahulu atas permintaan Indira yang menyuruh mereka untuk membelikan minum yang nantinya akan diberikan pada ketujuh pria yang kini sudah berada di Aula guna mempersiapkan semuanya.
"Beliin apa buat 7 anak badung itu?" tanya Kai pada siapapun yang mau menjawab.
"Anjir, badung gitu mereka bantuin kita loh" jawab Fely.
"Iya anjir, mereka baik loh" sahut Clarin.
"Hahaha, ya baik sih, tapi bolos mulu heran" jawab Kai yang masih cengengesan. Sedangkan Nindi hanya diam saja tidak ingin berkomentar apapun.
"Beliin es cappucino aja" ucap Fely.
Fely mengatakan itu karna itu merupakan minuman kesukaan dari Barra. Jadi, Fely yakin Barra akan menyukai minuman yang akan diberikan padanya itu. Beruntung, ketiga temannya menyetujui apa yang Fely katakan. Karna, mereka tidak mencurigai Fely, kenapa Fely memilih minuman itu.
"Sama cemilannya ga sih?" tanya Nindi.
"Iya, boleh" jawab Fely.
Kali ini, Fely tidak memberikan masukan pada ketiga temannya untuk membeli beberapa cemilan. Karna, Barra pasti tidak akan menolaknya. Apa lagi, jika yang dibeli adalah cemilan manis.
Setelah selesai dengan semua makanan dan minuman yang mereka berempat tuju, keempatnya segera berlalu dari kantin dan berjalan menuju aula. Karna mereka yakin, jika persiapan audisi sudah berjalan.
***
Fely menaruh satu kantung kresek besar berisikan es cappucino diatas panggung. Sedangkan Clarin menyimpan satu kantung kresek yang berisikan beberapa cemilan untuk ketujuh pria yang masih mendekor panggung.
"Guys, stop dulu deh kalian juga butuh istirahat" ucap Fely.
Para lelaki itu dengan kompak menoleh pada Fely yang duduk dipinggiran panggung bersama Clarin, Kai dan juga Nindi yang dimana Kai dan Nindi sedang asyik menyeruput minuman boba mereka.
"Widih, ada makanan tuh" ucap Vino yang langsung berjalan menghampiri Fely dan yang lainnya. Tentu saja diikuti oleh yang lainnya. Lalu, mereka berkumpul dipinggiran lapangan dengan membawa masing-masing satu minuman. Sedangkan cemilan mereka taruh ditengah.
"Makanan aja nomor satu" sindri Nindi pada Vino. Vino mendelik tajam.
"Yeu, gue udah bantuin kalian ya" jawab Vino.
Barra tersenyum saat ia memegangi es cappucinonya. Ia yakin jika ini pilihan dari Fely. Karna, yang paling menyukai cappucino diantara ketujuh pria disini hanyalah Barra. Dengan segera Barra menyeruput minumannya.
"Kenapa lo? Senyum-senyum kaya orang gila?" tanya Haykal menyikut lengan Barra.
"Apaan sih lo?" tanya Barra sinis.
"Fel, audisinya kapan sih?" tanya Kamal. Fely menoleh.
"Abis istirahat" jawabnya singkat.
"Kenapa? Lo mau nandain cewek-cewek yang ikut audisi ya?" tanya Vino dengan santainya.
"Eh ngga, enak aja. Gue mah setia sama yayang Fely" jawab Kamal. Fely mendelik tajam pada pria yang berada didepannya. Karna tentu saja Barra yang duduk didekatnya.
"Mulut lo Kamal" ucap Fely.
"Eh gue serius" jawab Kamal. Fely memilih untuk tidak menimpali ucapan lelaki itu. Karna, tidak akan mungkin ada ujungnya jika Fely menanggapi pria itu.
***
Acara audisi pemilihan calon anggoda dance sudah dimulai. Satu persatu calon peserta menari dengan kereo mereka yang ntah dibuat sendiri atau mereka lihat di YouTube dan berbagai jenis media yang lain. Yang mengikuti audisi kali ini hanya 15 orang saja. Mengingat waktu yang sangat terbatas, dan memang sengaja mereka membagi ke beberapa grup yang nantinya akan menciut karna beberapa peserta yang tereliminasi karna nilainya yang tidak memenuhi standar.
Satu demi satu peserta menampilkan penampilan terbaik mereka. Dan dengan cermat juga para juri menilainya. Sampai pada akhir acara dilakukannya pengumuman siapa yang lolos ke tahap berikutnya. Beberapa saat kemudian, acara sudah selesai dilakukan. Beberapa nama yang ada didalam catatan para juri juga sudah Kai dan Nindi sebut, dimana mereka berdua bertugas sebagai MC.
Selesai acara, Fely, Clarin, Nindi dan juga Kai berkumpul sebentar diruangan dance bersama Indira. Karna keempat gadis itu akan mempersiapkan koreo untuk mereka tampilkan di acara pembukaan PORAK nanti. Karna, memang yang paling berperan penting didalam dance adalah keempat sekawan ini.
"Girls, gimana udah dapet koreonya buat PORAK nanti?" tanya Indira.
"Kita sih udah bikin coach, tapi koreksi lagi aja kalo ada yang kurang" jawab Fely. Indira menganggukan kepalanya. Lalu ia meminta keempat gadis itu untuk menari sesuai koreo yang sudah mereka persiapkan. Dengan senang hati, keempat gadis itu kini menari, mengikuti alunan musik yang sudah berbunyi.
Beberapa saat kemudian, musik terhenti bertepatan dengan selesainya tarian keempat gadis itu. Indira menepukan tangannya karna merasa kagum atas koreo yang digerakan oleh Fely dkk. Memang tidak salah Indira memilih Fely dkk sebagai bagian penting dari dance ini. Kemampuan mereka berempat tidak bisa diragukan lagi.
Bercerita tentang keluarnya Febri dari dance, tentu saja Indira sudah mengetahuinya. Bahkan, Indira mengirim pesan singkat pada gadis itu. Bertanya alasan apa yang membuat Febri memutuskan untuk hengkang, disaat Palm High School akan melaju ke tahap yang lebih tinggi dalam kompetisi dance.
Dengan berbagai alasan yang keluar, Indira tidak memaksa Febri untuk bertahan. Tapi, patut diketahui jika Febri tidak mengutarakan alasannya keluar karna masalahnya dengan Fely. Jadi, sampai detik ini Febri belum membocorkan soal pernikahan rahasia antara Fely dan Barra.
"Kalian keren, ga salah saya tunjuk kalian sebagai bagian penting disini" ucap Indira mengomentari penampilan Fely dkk. Dengan bangga keempat gadis itu tersenyum pada Indira. Pujian yang selalu mereka dengar dari coach nya itu setiap mereka tampil. Ditambah jika mereka menciptakan sebuah koreografi untuk dance.
"Semuanya karna latihan dari coach" jawab Fely yang mendapat anggukan dari teman-temannya.
"No, kalian memang the best. Ini semua berkat kerja keras kalian".
"Tapi, tetep aja ada campur tangan coach Indira dalam setiap langkah kita di dance" jawab Clarin.
"Uuuu, I'm very proud of you guys" ucap Indira lalu melebarkan tangannya untuk mengajak keempat gadis didepannya berpelukan.
"Thanks coach buat didikannya" ucap Nindi.
Setelah itu, mereka memutuskan untuk pulang. Karna memang sekolah sudah sepi sejak beberapa jam yang lalu. Dimana memang hanya Fely dkk yang diminta Indira untuk latihan setelah semua siswa sudah membubarkan diri.
***
"Assalamu'alaikum" ucap Fely saat ia masuk kedalam rumah.
"Waalaikum salam, sayang baru pulang? Tumben sore banget?" Jawab dan tanya Lita pada menantu kesayangannya itu. Memang Lita dengan sengaja menunggu Fely pulang dari sekolah. Karna Fely yang memberi tahu Lita jika Fely akan pulang telat hari ini. Begitu juga dengan Barra yang memeberi tahunya jika Fely akan pulang sore pada Lita. Jika keduanya tidak berbicara, sudah dapat dipastikan seberapa cemasnya Lita memikirkan Fely.
Fely segera menyalami tangan ibu mertuanya itu yang dengan sengaja menghampirinya kedepan pintu. Karna Fely yang baru saja masuk kedalam rumah.
"Iya ma, cape banget ini. Banyak banget kegiatan disekolah" adu Fely pada ibu mertuanya itu.
"Ya ampun sayang, kamu cepetan naik gih ke kemar. Terus istirahat ya. Mama ga mau kamu sakit karna kecapean sama kegiatan kamu". Fely menganggukan kepalanya.
"Ya udah, Fely ke atas dulu ya ma. Barra ga keluar kan ma tadi?" tanya Fely.
"Ngga, dia dirumah terus katanya nunggu kamu pulang". Fely kembali menganggukan kepalanya. Lalu ia segera menaiki anak tangga, guna masuk ke kamarnya. Membersihkan tubuhnya yang sudah dirasa sangat tidak nyaman sekali itu.
***
Ceklek
Suara pintu kamar dibuka. Barra yang sedang asyik bermain game itu sontak menoleh kearah pintu. Dilihatnya Fely yang sedang berjalan kearahnya yang sedang duduk disofa. Fely juga kini segera duduk disamping Barra. Menyalami tangan suaminya itu, yang dengan langsung Fely mendapat kecupan dari Barra.
"Baru pulang?" tanya Barra. Fely menganggukan kepalanya lalu memilih untuk menyenderkan kepalanya pada bahu Barra.
"Heem, cape banget hari ini" adunya pada lelaki disampingnya.
"Mandi dulu gih, biasanya juga ga betah keringetan gitu" ucap Barra. Fely menarik kepalanya. Lalu ia memilih untuk bangkit dari duduknya. Tujuannya sekarang adalah kamar mandi. Karna ia sudah merasa gerah sekali.
20 menit kemudian, Fely sudah kembali dari kamar mandi. Badannya sudah terasa sangat segar saat ini. Memang, mandi adalah solusi terbaik bagi Fely saat dirinya sedang gerah seperti ini. Fely juga kini memilih untuk mengeringkan rambutnya yang dengan sengaja Fely keramas. Karna rambutnya yang sudah ia rasa tidak nyaman.
"Mau ilangin capenya ga?" tanya Barra yang saat ini berjalan menghampiri Fely yang sedang duduk didepan meja riasnya. Fely menatap kearah cermin yang sedang memantulkan bayangan Barra yang sudah berdiri dibelakangnya.
"Gimana caranya?" tanya Fely yang kini menoleh kearah Barra. Pria itu tersenyum lalu menundukan badannya untuk menyetarakan ketinggiannya dengan Fely yang masih duduk diatas kursi.
"Lo berdiri dulu" ucap Barra. Dengan malas Fely berdiri. Jadilah keduanya kini saling berhadapan.
Tanpa aba-aba, Barra sudah menempelkan bibirnya pada bibir Fely. Tidak hanya itu, Barra juga asyik melumatnya sekarang. Dengan senang hati Fely membalas ciuman Barra. Tangannya kini sudah ia kalungkan pada leher Barra. Karna suaminya itu sudah melingkarkan tanganya pada pinggang Fely.
"Yakin mau disini?" tanya Barra saat ia melepaskan ciumannya sebentar.
"Terserah lo" jawab Fely.
Barra tersenyum lalu menggendong Fely untuk dibawanya keatas kasur. Agar bisa lebih leluasa untuk melakukan apa yang sejak kemarin ia inginkan dari Fely. Dalam hatinya Fely merutuki Barra yang selalu membuatnya terus mandi. Tapi, Fely bisa menyalahkan Barra sepenuhnya. Karna memang Fely juga menginginkannya. Tidak hanya Barra yang menikmati momen ini, tapi Fely juga tentunya.
"Sekarang ya?" tanya Barra saat ia sudah berhasil melepaskan semua pakaiannya dengan Fely. Fely tersenyum lalu menganggukan kepalanya. Barulah disana mereka melakukan kewajiban mereka sebagai pasangan suami istri.
***
TBC.
I hope you like the story
Don't forget to vote and comment
See you in the next part