Part6

2286 Words
Fely dan Barra sedang siap-siap pergi sekolah hari ini. Sejak sholat subuh tadi, Fely sudah baik lagi pada Barra. Hal itu membuat Barra sedikit lega. Setidaknya mereka tidak perlu berdebat pagi ini. Setelah mengoleskan liptint di bibirnya, Fely mengambil tasnya yang tergantung digantungan tas yang ada dikamarnya. Diikuti dengan Barra yang mengambil tasnya. "Mobil lo bensinnya aman?" tanya Barra. Karna istrinya itu pelupa akan bensin. Barra khawatir jika nantinya mobil Fely kembali mogok. "Aman, tapi kalo lo mau ngasih gue duit bakalan gue terima ko" jawab Fely. Mendengar itu, Barra mengeluarkan dompetnya yang ia taruh didalam saku celananya. Barra mengeluarkan beberapa uang ratusan ribu yang ia langsung berikan pada Fely. Fely sedikit shock saat Barra memberinya uang yang jika dihitung ada lima lembar, yang artinya Barra memberinya uang 500 ribu pagi ini. "Ini serius buat gue?" tanya Fely. Barra menganggukan kepalanya. "Kurang?" tanya Barra. Fely menggelengkan kepalanya dengan cepat. Ini justru ini terlalu banyak. Biasanya Fely hanya mendapat jatah uang jajan paling banyak 200 ribu jika ke sekolah. "Lo banyak banget duit. Beruntung juga gue nikah sama lo. Bisa-bisa sejahtera hidup gue sekarang hahaha". Barra menggelengkan kepalanya saat mendengar ucapan Fely. Ternyata benar, uang akan membuat semua orang bahagia. "Gue punya tanggung jawab atas hidup lo. Gimanapun lo udah wajib gue nafkahin. Jangan sungkan buat minta duit ke gue, gue bakalan kasih ko". Fely sontak memeluk Barra seketika. Ucapan Barra membuatnya senang sekali pagi ini. Keduanya kini mematung dengan kondisi Fely yang masih memeluk Barra. Kedua mata mereka juga bertemu karna Fely yang kini sedikit mendongkak. Ada yang berdesir di d**a keduanya saat ini. Fely segera melepaskan pelukannya. Ini pertama kalinya Fely memeluk Barra. Karna biasanya Barra lah yang memeluk dirinya itupun saat keduanya tertidur. Fely juga merapikan bajunya yang sama sekali tidak berantakan. Karna dirinya yang sangat salah tingkah sekarang ini. "Biasa aja kali jangan, salting gitu" ucap Barra. "Siapa yang salting?" jawab Fely dengan keangkuhannya. "Hilih pipi lo merah gitu" Fely sontak memegang kedua pipinya. Malu sekali rasanya saat ini. Ditengah Barra yang sedang menggodanya, suara hp Barra berbunyi pertanda ada telfon yang masuk. Barra yang malas mengambil hp nya sontak menyuruh Fely untuk membawakan hp untuknya. "Tolong ambilin dong" pinta Barra. "Lo kan bisa ambil sendiri" jawab Fely dengan berjalan menggambil hp suaminya dengan malas. Sebelum Fely memberikan hpnya pada Barra, Fely menyempatkan untuk melihat siapa yang menelfon suaminya sepagi ini. Mata Fely melotot saat membaca nama Jihan disana. Dengan kesal Fely hendak mengangkat telfon itu tapi ditahan oleh Barra. "Siapa?" tanya Barra. "Cewek lo" jawab Fely kesal. Barra menyerngitkan alisnya. "Gue ga ada pacar" "Gue angkat ya?" tanya Fely. "Ntar dia curiga, terus dikasih tau sama yang lain gimana? Lo mau status kita kebongkar?' tanya Barra. Fely terdiam lalu menyerahkan hp Barra pada pria itu. "Loud speaker" pinta Fely, Barra hanya menurutinya agar tidak terjadi perdebatan lagi dengan Fely. "Halo Barra, kamu udah berangkat belum?" tanya Jihan saat telfonnya diangkat oleh Barra. "Belum kenapa?" "Bisa jemput aku dulu ga? Mobil aku dibengkel". Fely mememelototi Barra. Seolah menyuruh suaminya itu untuk menolak permintaan Jihan. "Soory Han, gue ga bisa gue mau anterin nyokap dulu, kalo gue kesana takut telat. Lo minta ke yang lain aja" "Yah, ya udah deh kalo gitu" terdengar suara Jihan yang kecewa atas penolakan Barra. Barra menutup telfonnya dengan JIhan. Ia menatap Fely yang tengah tersenyum padanya. Barra hanya menggelengkan kepalanya sekarang. Lalu ia pergi keluar meninggalkan Fely dikamar. *** Barra memarkirkan mobilnya bertepatan dengan Fely yang memarkirkan mobilnya juga. Memang mobil keduanya tadi beriringan dijalan. Karna tidak mungkin jika ada yang mengetahui keduanya jika dijalan. Alhasil sekarang mereka sampai disekolah berbarengan. Barra maupun Fely keluar dari mobil mereka. Diparkiran sudah ada teman-teman mereka yang menunggu kedatangan Barra dan Fely. Ntah kebetulan atau apa, kedatangan Barra juga bertepatan dengan Jihan yang baru sampai disekolah dan langsung menghampiri Barra dkk diparkiran. "Lo ko bisa barengan sama Fely sampenya?" tanya Kamal yang sedikit curiga. "Ga tau, kebetulan aja kali" jawab Barra yang berbohong pada sahabatnya itu. "Hai guys" sapa JIhan yang kini berdiri didekat Barra. "Lo ga bawa mobil Han?" tanya Vino. Jihan menggelengkan kepalanya. "Mobil gue dibengkel" jawab Jihan. Fely yang melihat Barra didekatnya sontak menatap tajam Barra. Apa lagi saat Jihan berdiri didekat suaminya itu. Kai yang merasa aneh dengan tatapan Fely pada Barrapun sontak bertanya. "Lo kenapa?" tanya Kai. "Ga ga papa. Yu ah ke kelas" ajak Fely mengalihkan topik pembicaraan. Fely dkk yang berjalan melewati Barra dkk berada sontak langkahnya dihentikan oleh Kamal yang ntah kenapa memanggilnya. Fely sendiri kalau boleh jujur tidak mengenal semua teman Barra. Jadi, dirinya merasa heran saat Kamal memanggil namanya. Karna hanya Vinolah yang Fely ketahui disana. Karna Vino merupakan sahabat dari Fely sejak SMP. "Fely, tunggu" ucap Kamal yang memberhentikan langkah Fely, Kai, Nindi. Clarin dan juga Febri. Fely menyergitkan kedua alisnya saat melihat Kamal. Fely memang tahu jika Kamal merupakan siswa di Palm High School. Tapi, Fely rasa mereka tidak pernah berbicara ataupun kenalan. "Lo manggil gue?" tanya Fely. "Iya, btw selama sekolah disini kita ga pernah kenalan ya? Boleh dong kita kenalan sekarang, siapa tau dijalan ketemu kan?" tanya Kamal. Barra diam-diam memperhatikan respons istrinya itu. Ada sedikit ketakutan dalam diri Barra sekarang. ia takut Fely akan merespon Kamal. "Lo tau gue kan? Ya udah" jawab Fely. "Iya tapi kan lo ga tau gue atau jangan-jangan lo kenal gue?" "Ga jelas lo!!" ucap Fely lalu berjalan pergi meninggalkan Barra dkk yang tertawa melihat penolakan dari Fely. Sedangkan perasaan lega dihati Barra datang. Ternyata Fely secuek itu pada Kamal. "Sombong banget" komentar Jihan yang membuat Barra menoleh pada gadis itu. "Mungkin dia jaga perasaan cowoknya" bela Barra. "Iya bener, kan waktu itu di ig dia ada post foto tangan cowok" komentar Vino. Barra memang mengetahui tentang foto yang diposting oleh Fely. Tapi, selama wajah dirinya tidak Fely publish, maka semuanya aman. Karna belum waktunya semua orang tahu tentang hubungan Barra dengan Fely. *** Jam istirahat sudah tiba, Fely dkk kini pergi ke ruangan dance mereka. Karna kebetulan mereka akan mengikuti kompetisi Dance modern antar sekolah si DKI Jakarta. Fely yang menjabat sebagai ketua dance di Palm High School itupun sedang gencar-gencarnya mengajak anggotanya untuk latihan. Palm High School adalah sekolah yang selalu bisa mempertahankan juara satu dalam segala kompetisi dance antar sekolah se DKI Jakarta, ataupun Jabodetabek. Maka Fely dan teman-temannya harus bisa memenangkan kompetisi yang cukup bergengsi ini. "Guys, gue dapet info dari coach, kita harus sering latihan. Palm High School harus bisa mempertahankan gelar juara. Gue sebagai ketua, gue bakalan buat jadwal latihan tambahan" ucap Fely yang mendapat anggukan dari semua anggotanya. "Okay, sekarang kalian boleh ganti baju dulu. Buat jam pelajaran sekarang coach udah ambil dispensasi buat kita. Jadi semisal kita belum selesai latihan, kita ga perlu khawatir soal absen dikelas" lajut Fely. Semua kini memilih untuk ganti baju diruangan ganti yang ada diruangan dance. Sebagian juga ada yang pergi ke kamar mandi karna tidak mungkin mengantri di ruang ganti saat ini. Tidak membutuhkan waktu lama, semua anggota dance sudah berganti pakaian dan mulai latihan dengan formasi dan koreo yang Fely buat bersama Febri dan juga Kai. Febri merupakan wakil ketua dance. Jadi Febri dan Fely lebih banyak memikirkan koreo dan formasinya. Setelah latihan satu kali, Fely memutuskan untuk memeberi waktu bagi para anggotanya. Bagaimanapun sekarang jam istirahat. Semuanya harus makan juga. Karna latihan mereka yang akan cukup lama hari ini. "Guys, istirahat dulu aja. Nanti setengah jam balik lagi kesini ya?" ucap Fely. Yang lainpun memilih untuk pergi ke kantin, begotu juga dengan Fely dkk yang sudah meraskan perut mereka lapar sekali saat ini. *** Fely dkk sedang mencari tempat duduk yang kosong dikantin. Dikarnakan mereka yang telat istirahat, alhasil kantin sangat penuh sekarang ini. Sedang asyik mencari tempat duduk, Vino melambaikan tangannya ke arah Fely dkk. Clarin yang melihat lambaian tangan dari Vino sontak memberi tahu Fely. Fely pun ikut menoleh kearah tatapan Clarin. Dilihatnya Vino yang masih melambaikan tangannya. Mengajak Fely untuk duduk satu meja pria itu dan teman-temannya. "Udah lah disana aja. Gue pegel juga" ucap Febri. "Gila lo disana udah banyakan" tolak Fely. Beruntung, setelah penolakan Fely sekelompok siswa yang sudah selesai makannya. Fely mengajak teman-temannya untuk duduk dimeja yang kosong saja, walaupun bersebelahan dengan meja Barra, yang tentunya ada Jihan disana. Setelah duduk, seperti biasa jadwal sekarang giliran Fely dan juga Clarin yang memesan makanan untuk teman-teman mereka. Baru saja berdiri, Kamal sudah menghampiri Fely yang sedang ingin men-list makanan yang akan dipesan oleh teman-temannya. "Fel, lo serius ga mau coba deket dulu sama gue?" Tanya Kamal dengan santainya. Kamal tidak tahu saja kalau Barra, sahabatnya itu merupakan suami dari Fely, gadis yang ia taksir. "Ga makasih" jawab Fely dengan segera. "Gue baik loh gue jug-". "Gue mau cowok yang tajir, yang bisa belanjain gue banyak barang mewah, ngasih duit jajan yang banyak, lo bisa???" Tanya Fely yang memotong ucapan dari Kamal itu. Sontak kamal terdiam. Setelah difikir, kriteria yang Fely maksud itu ada dalam diri suaminya sendiri, yaitu Barra. Tanpa sadar, Barra terkekeh saat mendengar apa yang baru saja Fely katakan. Istrinya itu memang cukup materialistis rupanya. Beruntung Barra bisa mengabulkan apa yang dikatakan istrinya itu. "Heh udah lo jangan gangguin dia terus" ucap Barra yang sebenarnya kurang nyaman melihat Kamal terus berusaha mendekati Fely. "Yee, namanya cinta harus diusahain" jawab Kamal. "Sttt, udah awas gue mau pesen makanan" ucap Fely yang langsung saja meningalkan Kamal yang masih berdiri didekat mejanya. Tentu saja Fely pergi bersama Clarin. Selang sepuluh menit, Fely dan Clarin kembali dengan masing-masing membawa satu nampan. Milik Fely berisikan makanan, sedangkan Clarin minuman. Saat Kamal menggoda Fely, Clarin lah yang men-list makanan apa yang akan dipesan oleh teman-temannya. Saat melewati meja Barra, Kamal yang masih berusaha mendekati Fely itupun dengan sengaja mengambil alih nampan yang berada ditangan Fely. "Eeh eeh eh, cewek cantik ga boleh bawa ginian, biar mas Kamal aja yang bawain ya cantik" ucap Kamal. Fely hanya diam saja. Lumayan juga tugasnya berkurang. "Makasih" ucap Fely setelah Kamal menaruh makanannya diatas meja. "Iya sama-sama cantik. Gue boleh duduk disini ga?". "Ga, ga boleh. Berisik tau ga kalo ada lo!!" Ucap Kai yang sejujurnya terganggu dengan kehadiran Kamal. "Yee, sewot amat lo. Gue nanyanya ke Fely bukan lo!" Jawab Kamal. "Fely juga ga akan acc udah lo balik aja ke meja lo!!" Usir Kai. Vino yang melihat Kamal yang terus berusaha mendekati Fely, ia memilih untuk memanas-manasi sahabatnya itu juga dengan kartu yang ia punya, yaitu sebagai sahabat Fely. Vino duduk didekat Fely tanpa meminta persetujuan dari Felypun kini sudah merangkul sahabatnya itu. Membuat Kamal membelalakan matanya. Termasuk juga dengan Barra. Masalahnya disini, Fely tidak ada niatan sedikitpun untuk menepis tangan Vino dipundaknya. Membuat Barra sedikit panas. Bagaimana pun Fely adalah istrinya walaupun Barra belum menyukai Fely. "Eh Vin sialan lo!!" Protes Kamal. "Nyet bagi dong gue laper" pinta Vino pada Fely yang sedang asyik memakan mie ayam itu. "Lepasin tangan lo dulu!!" Ucap Fely. Sedetik kemudian Vino melepaskan rangkulannya pada Fely. "Lo kekantin buat apa sih Vin?" Tanya Febri. "Ya makan lah" "Makan atau minta punya Fely terus?" Tanya Nindi. "Dua duanya" jawab Vino. Fely yang sudah biasa dimintai makanan oleh Vinopun menyodorkan semangkuk mie ayamnya. Dengan senang hati Vino memakannya. "Kasian, buat orang yang ga mampu beli makan" ucap Fely yang sukses membuat semuanya tertawa, kecuali Vino. *** Setengah jam kemudian, Fely dkk sudah selesai makan. Mereka ber5 kembali ke ruangan dance untuk melakukan latihan lagi. "Eh ini siapa yang bayar?" Tanya Nindi. "Tuh si Fely, katanya dapet rezeki hahaha" jawab Clarin di sertai tawa. "Tumben lo". "Abis dapet rezeki hahaha. Kalo gue dapet lagi, kalian gue jajanin lagi ya hahaha" jawab Fely. Fely memang sengaja mentlaktir teman-temannya karna ia yang mendapatkan uang jajan dari Barra. Lagian, Barra sendiri yang bilang kalau semisal uangnya kurang, Fely tinggal bilang saja pada Barra. "Lo dapet duit dari cowok lo ya??" Tanya Kai. "Yang mana sih cowok lo? Sumpah ya kalo lo ga ngasih tau kebangetan banget!!" Ucap Nindi. Pasalnya Fely hanya memberi tahu teman-temannya ini jika pria yang ada dipostingan i********: miliknya itu salah satu murid disekolah mereka dan seangkatan saja. Selebihnya Fely tidak menjelaskan apapun. "Udah ah berisik. Balik lagi latihan atau gue laporin ke coach" ancam Fely. Kring Ada sebuah pesan masuk kedalam hp Fely. Sebelum beranjak dari duduknya, Fely memilih untuk membaca pesan itu terlebih dahulu. B Uangnya cukup emg buat tlaktir tmn lo? Ternyata Barra yang memberinya pesan. Fely menoleh kearah Barra yang ternyata sedang menatapnya. Mata keduanya sempat bertemu dalam jarak yang cukup jauh. Fely dan Barra benar-benar bermain bersih saat ini. Cia Cukup, msh ada lebih Balas Fely dengan cepat. Fely juga kembali mengirim pesan pada suaminya itu. Cia Gue pulang telat ada ekskul, lo kalo mau main jngn macem² Barra tersenyum saat membaca pesan dari Fely yang meminta izin padanya. Ekspresi Barra cukup menarik perhatian dari Jihan. Ia berusaha mencuri pandang pada hp Barra, namun tidak berhasil. B Okay, gue jmpt aja nnti Fely sedikit tertohok saat membaca balasan pesan dari suaminya itu. Barra benar-benar cari mati rupanya. Bagaimana mungkin mereka pulang bersama saat mereka masih menyembunyikan hubungan mereka. Cia Ga ush kan gue bwa mbil B Ok, Gue tunggu dihalte dkt sklh klo gtu Fely menatap Barra kembali, begitupun dengan Barra. Seolah memberi isyarat jika Fely harus menurutinya. Cia Okay, jngn slhin gue klo lama Setelah membalas pesan pada Barra, Fely beranjak dari duduknya. Ia sudah harus kembali latihan karna coach nya akan datang. Bagaimanapun Fely harus disiplin waktu untuk hal ini. Fely harus memberikan contoh yang baik untuk para anggotanya. Lagian, tidak pernah sekalipun Fely telat dalam urusan latihan. Dance adalah sebagian dari raganya. Jadi, Fely sangat mencintai apa yang sedang ia lakoni saat ini. *** TBC. I hope you like the story Don't forget to vote and comment See you in the next part
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD