Part 11

1990 Words
Barra sedang duduk berselonjoran dipinggir lapangan tempat latihan basket miliknya. Sudah lebih dari satu minggu Barra tidak melihat tempat yang kini sudah resmi menjadi miliknya itu. Menikah dengan Fely membuat dirirnya mempunyai beberapa usaha yang diturunkan langsung oleh sang ayah. Agar Barra bisa menafkahi Fely untuk kedepannya. Selain teman-temannya disekolah, Barra juga mempunyai banyak teman diluaran sekolah. Barra memang anggota dari salah satu geng motor di Jakarta bernama The Beatless yang diketuai oleh kakak kelas Barra semasa SMP yang bernama Devin Barry Adhitama yang biasa dipanggil Davin, atau bang Dav. Memang tidak semua teman-teman Barra yang termasuk kedalam The Beatless. Hanya Barra, Vino, Ansel dan juga Lutfy. Sedangkan Kamal, Haykal dan Nizam hanya ikut-ikut saja jika The Beatless ada kegiatan sosial atau apapun itu. Bahkan anggota The Beatless juga kebanyakan satu sekolah dengan Davin. "Gila, sibuk banget lo Bar" ucap Davin pada Barra. Davin dan juga Barra memang suka pada basket. Malam ini juga mereka melakukan pertandingan untuk seru-seruan saja. Sudah lama Davin meminta Barra untuk tanding. Karna pernihakahannya dengan Fely, Barra jadi tidak bisa megiyakan ajakan dari Davin. Mengingat satu minggu ia tinggal dirumah mertuanya. Jadi, Barra masih sungkan untuk keluar malam. Maka, Barra baru bisa mengiyakan sekarang. Karna ia dan Fely sudah tinggal dirumahnya. Walau Barra harus merelakan ATM nya untuk Fely bawa shopping. "Biasa Bang ada urusan" jawab Barra. Usia Davin memang satu tahun lebih tua dari pada Barra. Karna sedari SMP Barra memanggil Davin dengan sebutan Abang, jadi sampai sekarang Barra nyaman memanggil Bang Dav. Bahkan teman-temannya juga ikut memanggil Davin dengan sebutan Bang Dav, seperti Barra. "Lo ga tau aja Bang, dia juga diajakin ngafe suka ga mau" timpal Luthfy yang sekarang sedang memijat bahu Barra. Karna Luthfy tidak pandai bermain basket, Luthfy jago dibidang Olah raga Futsal. "Ye, kalo gue ada waktu ini juga jadi kan" jawab Barra. "Eh gue denger sekolah lagi mau ada kompetisi dance ya? Tuan rumahnya sekolahan kalian kan?" tanya Davin. "Iya Bang gue denger gitu. Kan yang wakilin Palm itu calon pacar gue" ucap Kamal dengan PD nya. "Siapa?" tanya James, salah satu anggota The Beatless yang bersekolah di SMA yang sama dengan Davin. "Itu loh tau ga si Fely" jawab Kamal dengan segera. Semua orang tertawa terbahak-bahak. Memang The Beatless tahu pada Fely. Karna Fely yang pernah dekat dengan Davin. Hanya sebatas dekat saja, karna Davin yang sudah memiliki pacar yang saat itu hubungan Davin dengan Elena, kekasihnya yang merenggang. Setelah mengetahui jika Davin memiliki kekasih, Fely langsung menjauhi Davin. Apa lagi sekarang justru Fely berteman baik dengan Elena. Hanya saja Fely tidak mengetahui jika Barra merupakan salah satu anggota dari The Beatless. "Felysia Inez Gianina bukan?" tanya James pada Kamal. "Iya, wah itu mah ceweknya Melvin" ucap James. Melvin Anjello Leanderr, pang lima tempur di The Beatless. Memang Melvin suka terhadap Fely. Hanya saja ia mundur saat tahu Fely dekat dengan Davin. Barra sedikit memanjangkan telinganya sejak nama Fely dibawa-bawa. Barra baru mengetahui jika Fely itu banyak dikenal di The Beatless. Tapi, kenapa dirinya tidak mengetahui hal tersebut? Dan apa benar apa yang dikatakan James tadi? Fely kekasih dari Malvin. Tapi, Fely berakata jika Fely tidak mempunyai kekasih. Apakah istrinya itu berbohong? Ada rasa yang suli Barra ungkapkan disini. "Wah Bang yang bener lo?" tanya Kamal pada Malvin. "Hahaha ngga. Becanda tuh si bagong" ucap Malvin. "Bagus, kalo lo jadi saingan gue, gue jelas kalah" ucap Kamal. Memang jika dari segi rupa, Malvin tipikal pria yang tampan. Kamal memang kalah dengannya. Tapi, jika dibandingkan dengan Barra. Ketampanan Barra lebih dari Malvin. "Bang, gue mau cek laporan mingguan dulu ya ke kasir" ucap Barra lalu ia pergi kedepan dimana ada pegawainya yang ditugaskan sebagai penjaga sekaligus penanggung jawab tempat latihannya ini. *** Fely, Clarin, Febri, Kai dan juga Nindi sekarang sedang asyik berbelanja baju. Setelah perut mereka kenyang karna Fely yang mentlaktir. Memang jika urusan belanja, Fely dkk adalah ratunya. Fely sekilas melihat kearlojinya. Jam sudah menunjukan pukul 9 malam. Gawat, Fely harus segera pulang saat ini. Barra kan memintanya untuk pulang lebih awal dari Barra. Fely tidak mau kualat. Ia akhirnya mengajak teman-temannya untuk pulang sekarang juga. "Girls, balik yu udah jam 9 nih" ajak Fely. "Ga salah Fel?" tanya Febri. Karna biasanya mereka jalan sampai jam 10 malam. Dan ini baru jam 9, Fely sudah mengajak mereka pulang?. "Nyokap gue ga izinin pulang malem banget jadi ya kita harus balik sekarang" alibi Fely. Beruntung teman-temannya percaya begitu saja. "Ya udah deh, sering-sering lo ajakin jalan. Lumayan ada yang jajanin" ucap Nindi yang langsung mendapat toyoran dari Fely. "Sialan lo!!". *** Beruntung, saat Fely pulang Barra belum ada dirumah dan Lita sudah tidur. Fely dengan segera masuk kedalam kamarnya dengan Barra dengan beberaoa belanjaan yang ia beli tadi bersama teman-temannya. Fely juga langsung membersihkan dirinya sebelum Barra pulang. Selang lima belas menit, Fely masih dikamar mandi dan Barra sudah pulang. Barra juga dapat mendengar gemiricik air dikamar mandi yang ada dikamarnya. Barra memilih untuk duduk disofa sambil menunggu Fely selesai dengan kegiatannya. "Lama banget sih lo" protes Barra saat Fely sudah keluar dari walk in closset. "Ya namanya juga mandi gila!!" jawab Fely. "Jangan dulu tidur, tunggu gue" ucap Barra sebelum ia pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Karna Fely yang pasti akan protes jika dirinya tidak mandi malam ini. "Jangan lama" teriak Fely karna Barra yang sudah tidak ada dihadapan Fely. *** Fely setia menunggu Barra sampai suaminya itu selesai mandi. Barra segera menghampiri Fely. Barra dengan segera merebahkan tubuhnya dengan paha Fely yang ia jadikan sebagai bantalan. "Fel, lo deket sama Melvin?" tanya Barra langsung. Fely nampak berfikir. "Melvin Anjello Leanderr anak The Beatless?" tanya Fely. Barra menganggukan kepalanya. "Ngga. Gue pernah deket sama ketuanya aja" "Bang Davin?" tanya Barra. Barra cukup terkejut saat ini. Ternyata bukan dengan Malvin, melainkan dengan Davinlah Fely pernah dekat. Ada sedikit rasa cemburu dihati Barra. Tapi ia menyembunyikannya dengan sebaik mungkin. "Ko lo tau?" "Gue anggota The Beatless". Fely nampak terkejut mendengar penuturan dari Barra. "Ko gue ga pernah liat?" "Gue emang jarang kumpul. Atau mungkin pas lo ada gue nya ga ada disana". Fely menganggukan kepalanya. "Gue emang pernah denger kalo dia suka sama gue. Tapi gue deketnya sama Davin". ucap Fely "Kenapa lo nanya gitu?" Tanya Fely selanjutnya. "Ngga, lucu aja ya yang deket sama lo Bang Dav, yang suka sama lo Melvin sama si Kamal dua duanya temen gue lagi. Eh malah gue yang jadiin lo bini" "Ya gini lah nasib cewek cantik" jawab Fely penuh ke PD an. Barra memutar kedua bola matanya. Barra memejamkan matanya. Menikmati sentuhan Fely dikepalanya. Ntah kenapa, rasa kantuknya datang sekarang. "Lo kalo mau tidur yang bener, gue juga ngantuk" ucap Fely membuyarkan tidur Barra. Padahal, Barra ingin tertidur diatas paha Fely. Tapi Fely malah mengusirnya. Mau tidak mau Barra membenarkan posisinya sekarang. Fely membaringkan tubuhnya disamping Barra. Seperti biasa, Barra memeluk Fely sekarang. "Lo seneng banget ya meluk gue?" Tanya Fely dengan PD nya. "Tidurrrr" ucap Barra yang malas membalas ucapan Fely yang kembali memuji dirinya sendiri. *** Fely mengambil satu jaket Barra didalam walk in closet. Hari ini ia ada ekskul dance. Sepertinya ia membutuhkan jaket. Karna jujur saja Fely hanya mempunyai dua jaket saja. Karna Fely memang tidak suka memakai benda itu. "Bar gue pinjem ini ya?" Ucap Fely saat Barra sedang memakai seragam sekolahnya. "Pake aja" jawab Barra singkat. "Uang jajan lo aman?" Tanya Barra karna Fely tidak meminta uang pada Barra kemarin. "Masih ada sih, kenapa?". "Yakin?" Tanya Barra memastikan. Fely menganggukan kepalanya. "ATM lo bentar gue bawa dulu" Fely hendak membawa dompetnya didalam tas selempang yang ia bawa semalam. "Pegang dulu aja, gue masih ada cash" Fely menganggukan kepalanya lagi. Lalu memasukan dompetnya kedalam ransel miliknya. "Gue ada ekskul dance nanti, ga papa kan pulang sore?". Tanya Fely sekaligus meminta izin pada Barra. "Gue juga ada ekskul ko". "Oh ya, lo ketua basketnya ya?" Tanya Fely. Desas desus Barra sebagai kapten basket Palm High School memang terdengar luas. Hampir seantero sekolah tahu jika Barra lah yang memimpin olah raga yang dimana saat kompetisi tidak pernah kalah. Jika disandingkan dengan Fely yang menjabat sebagai ketua dance modern, memang keduanya cukup cocok. Walau, terkadang lebih cocok anggota cheerleader lah yang bersanding dengan anggota basket. "Iya kenapa?". "Ngga nanya aja". Setelah memastikan tidak ada yang ketinggalan, Fely dan Barra segera turun menuju lantai bawah untuk melakukan sarapan bersama Lita. *** "Guys, guys, guys coach minta kita buat latihan dance dilapangan indoor sekolah. Selesai ganti baju kita kesana ya?". Ucap Fely memberi pengumuman pada anggota dance intinya yang akan mewakili sekolah untuk kompetisi dance. Sekitar 10orang lah yang akan mewakili sekolah. "Tapi Fel, gue denger anak cheerleader juga ada disana" ucap Hanna, salah satu anggota dance. "Berbagi lapangan mungkin ga sih? Lagian kita kan cuman dikit" jawab Tias. "Mybe. Oke pokonya sekarang kalian ganti baju dulu, biar ga kesorean juga pulangnya". Titah Fely lagi pada semua anggotanya. *** Semua anggota dance sudah berkumpul dilapang indoor sekolah. Benar saja ada anggota cheerleader yang sedang memberi semangat pada anggota basket yang sedang ekskul itu. Mata Fely tertuju pada Jihan yang berkali-kali menyebutkan nama Barra saat Barra sedang menguasai bola. Ingin rasanya Fely menjambak Jihan saat ini. Tapi ia mengurungkan niatnya karna situasi yang sangat tidak memungkinkan. Setelah mengatur formasi dan juga musik, para anggota dance mulai menampakan koreo mereka. Sebuah situasi tidak terduga terjadi saat Febri kehilangan konsentrasinya yang terhipnotis oleh pesona salah satu pemain basket yang ia kagumi selama ini tanpa sepengetahuan siapapun. Febri tidak sengaja menabrak Fely yang memang posisi keduanya berdekatan. Tabrakan yang cukup keras membuat Fely kehilangan keseimbangan dan membuat dirinya terjatuh tertimpa tubuh Febri. "Aaaaaarrrrrgggghhhhhhh" teriak Fely saat kakinya yang tidak sengaja terduduki oleh Febri. Semua yang ada dilapangan indoor sontak menoleh kearah sumber suara. Anggota dance pun menghentikan latihan mereka karna situasi yang tidak memungkinkan. Fely semakin meringis kesakitan saat ia berusaha menggerakan kakinya yang seprtinya terkilir itu. "Fel, sorry sorry gue ga sengaja" ucap Febri tidak enak pada Fely. "It's okay" jawab Fely walaupun pada kenyataannya ia tidak baik-baik saja. Fely dibantu oleh Clarin dan Febri untuk menepi kepinggir lapangan. Karna kini mereka menjadi pusat perhatian anak-anak basket dan cheerleader. "Kaki gue kayanya keseleo" ucap Fely. "Bawa ketukang urut ga sih?" Tanya Kai. "Gue ga mau!!" Tolak Fely. "Gila lo ga akan sembuh itu kaki lo!!!" Ucap Clarin. "Tapi kita ga akan kuat buat angkat dia. Kita butuh bantuan cowok!!". Ucap Nindi yang mendapat anggukan dari semuanya. Tiba-tiba coach mereka datang yang bernama Indira. Indira langsung menanyakan apa yang terjadi pada anak asuhnya. "Ini ada apa?" Tanyanya. "Kaki aku keseleo coach" jawab Fely. "Ya ampun, ini harus segera di urut. Kompetisi tinggal sebulan lagi" ucap Indira yang panik. "Kita butuh bantuan cowok kayanya Coach. Dia kan berat!!" Ucap Nindi. "Itu banyak anak basket biar coach aja yang minta bantuan" dengan segera Indira memanggil salah satu anak basket yang sedang latihan. Semua menatap Barra yang datang untuk membantu Fely. Barra memang cukup cemas saat mendengar nama Fely yang Indira sebut. Walau Kamal memaksa untuk menolong Fely, Indira akhirnya memutuskan untuk Barra saja yang menolong gadis itu. Fely sedikit terkejut saat melihat sosok Barra. Tapi, bukan saatnya untuk bertanya pada pria itu. Kakinya harus segera ditolong saat ini. Barra memangku Fely dan ia meminta salah satu dari teman Fely untuk ikut dengannya karna Barra membutuhkan bantuan saat memasukan Fely kedalam mobil. Febri yang merasa bersalahpun mengajukan diri untuk membantu Barra. Tidak hanya Febri, Kai juga ikut membantu Barra. Kai bilang, ia takut Fely membutuhkan bantuannya nanti. Maka, Kai ingin ikut pada Barra dan juga Febri. Lagi pula, Kai lah yang tahu tempat urut terbaik disini. "Kalian hati-hati ya. Jangan lupa kabarin coach buat keadaan Fely" ucap Indira mewanti-wanti. Clarin dan Nindipun memutuskan untuk mengikuti mobil Barra. Karna mereka juga tidak tenang melihat Fely yang sedang kesakitan itu. Bagaimanapun, Fely sahabat mereka. Tidak mungkin Clarin dan Nindi diam saja saat Kai dan Febri mengantar Fely. *** TBC. I hope you like the story Don't forget to vote and comment  See you in the next part
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD