Part 83

2000 Words
Hari demi hari sudah berlalu. Pembagian rapor pun sudah dilakukan. Tibalah hari dimana liburan semester. Dan tepat pagi ini, Fely sedang bersiap-siap untuk pergi ke puncak bersama Barra dan teman-temannya. Sebenarnya, Fely dan Barra sudah mempersiapkan segala kebutuhan mereka untuk 3 hari kedepan semalam. Karna, kata Fely agar keduanya tidak kesusahan saat akan berangkat hari ini. Fely menelfon semua teman-temannya untuk memastikan ketiganya sudah siap saat Fely dan Barra akan menjemput mereka. Ya, pada akhirnya Barra setuju untuk menjemput satu persatu teman dari Fely. Walau, dari ketiga temannya itu berbeda arah rumah, Barra masih tetap mau untuk menjemput ketiga gadis itu. "Gimana? Udah pada siap semua temen-temen lo?" Tanya Barra yang sudah siap membawa koper berukuran 28 inchi berwarna hitam miliknya. Dimana, isinya itu kebanyakan milik Fely. Padahal, mereka hanya akan liburan selama 3 hari saja, tapi Fely banyak sekali membawa baju dan beberapa perintilan lainnya. "Udah, jadi kita ke si Clarin dulu?" Jawab dan tanya Fely. "Iya, jarak rumah dia yang paling deket sama kita kan?". Fely menganggukan kepalanya. Memang, jarak rumah Clarin tidak begitu jauh dari rumah Barra. Karna itulah kenapa Clarin sekarang lebih sering meminta Fely untuk mengantarkannya saat pulang sekolah jika Clarin sedang malas membawa kendaraan. "Ya udah, lo udah siap kan?" Tanya Barra lagi. "Udah, gimana cantik belum?" Tanya Fely. "Lagian mau ketemu siapa sih? Harus banget ya lo dandan gitu? Atau emang sengaja mau bikin gue cemburu kalo ada cowok yang liatin lo?". Fely terkekeh saat Barra melemparkan pertanyaan yang bertubi-tubi padanya. Apa lagi, saat Barra berfikir jika Fely berias itu hanya untuk membuat Barra cemburu jika ada pria lain yang mencari perhatian pada Fely. "Apa sih Bar? Ngga, ga gitu. Lo kan tau gue ga bisa keluar tanpa make up. Ya wajar dong kalo gue make up an juga" Jawab Fely. "Ya udah yu turun" Ajak Barra. Lalu keduanya segera keluar dari kamar mereka. Fely dan Barra kini menghampiri Lita dan juga Heru yang sengaja mengambil cuti untuk menemani Lita selama Barra dan Fely ke puncak nanti. Karna, Heru juga sepertinya akan menyelesaikan semua pekerjaannya diluar kota dan kembali ke Jakarta saja dalam waktu dekat ini. "Ma, pa, Barra sama Fely berangkat dulu ya?" Pamit Barra pada kedua orang tuanya. "Oh, udah mau berangkat kalian?" Tanya Lita. Barra dan Fely menganggukan kepala mereka berbarengan. Lalu keduanya menyalami tangan Lita dan Heru secara berbarengan. "Barra, jagain Fely ya. Mama ga mau ada drama kamu kurang jagain dia dan buat dia hilang lagi kaya kemarin" Wejangan dari Lita yang masih trauma atas kejadian hilangnya Fely di hutan saat mereka camping. "Iya ma, Barra akan terus jagaian Fely. Bahkan, Fely mandi aja bakal Barra dampingin" Jawab Barra dengan diakhiri candaan. Fely saja sampai menyikutnya. "Ya udah, ma, pa, Fely sama Barra berangkat ya" Pamit Fely. "Iya Fel, hati-hati ya. Barra papa titip menantu papa. Kamu jangan pernah lengah buat jagain Fely disana". Barra menghela nafasnya sambil menganggukan kepala. Fely sudah menjadi anak kandung disini. Dan Barra hanya anak tiri saja. Terbukti dimana sekarang saja Barra terus diberi wejangan untuk menjaga Fely selama mereka berada di puncak nanti. "Iya pa" Jawabnya malas. Lalu, Fely dan juga Barra kini mulai meninggalkan ruang keluarga. Karna hari sudah cukup siang, dan mereka harus segera menjemput teman-teman Fely yang sudah dipastikan sedang menunggu kedatangan Barra dan Fely untuk menjemput mereka. *** Fely sedang mencari lagu kesukaannya untuk diputar didalam mobil Barra. Karna, ia tidak mau ada keheningan di sini. Fely dan teman-temannya terbiasa untuk bernyanyi didalam mobil. Agar perjalanan mereka menjadi seru. "Bruno Mars aja" Pinta Barra pada Fely. Fely menganggukan kepalanya. Lalu, kini terputarlah lagu Bruno Mars yang berjudul Just The Way You Are. When I see your face There's not a thing that I would change 'Cause you're amazing Just the way you are And when you smile The whole world stops and stares for a while 'Cause girl, you're amazing Just the way you are Yeah Satu bait lagu bagian reff Barra nyanyikan sambil Barra menggenggam jemari Fely. Bahkan, kala Barra berhenti bernyanyi, Barra menciumi punggung tangan Fely berkali-kali. Sampai, ketiga gadis yang duduk dikursi belakang berteriak histeris karna melihat bucinnya Barra terahadap Fely. Dan, jika diperhatikan Fely terlihat salah tingkah sekarang. Tapi, sebisa mungkin Fely terlihat cool didepan semuanya. "Aaaa... Gila lo Barra brutal amat" Komentar Clarin saat lagu sudah selesai diputar dan berganti judul lagu lain. "Jantung aman Fel?" Tanya Nindi. "Liat mukanya merah banget dia hahaha" Sahut Kai yang melihat dengan jelas wajah Fely yang kini sudah memerah. Dan kini keempatnya melihat kearah Fely secara berbarengan. Semakin memerahlah wajah Fely sekarang. "Ish apaan sih kalian, jangan liatin gue kaya gitu" Ucap Fely sambil menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Barra meraih satu tangan Fely untuk kembali digenggamnya. Barra fikir Fely tidak akan sesalting ini saat Barra menyanyikan satu lagu yang memang Barra tujukan untuk Fely itu. Karna, sampai detik ini saja Fely belum berterus terang tentang perasaan gadis itu pada Barra. "Udah, jangan malu" Ucap Barra lembut. Tapi, Fely masih menutupi wajahnya menggunakan satu telapak tangannya yang tidak Barra genggam. "Ish yang bener ah nyetirnya Bar" Jawab Fely. "Salting brutal tuh dia" Sahut Nindi. "Apaan sih Nin". "Udah, jangan digodain terus bini gue. Kasian" Ucap Barra. Karna, Barra tidak tega juga melihat Fely yang terus menutupi wajahnya. *** Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang, akhrinya Fely dkk sudah tiba di Villa yang sengaja mereka sewa selama di puncak ini. Semua membawa koper masing-masing di bagasi. Sementara, Fely hanya berjalan dengan cantik tanpa dirinya membawa apapun. Karna, kopernya sudah tentu Barra bawakan untuknya. "Anjir, enak banget yang bawa laki. Ga perlu berat-beratan bawa koper" Sindir Nindi pada Fely. "Eh iya dong. Kan kita mah pake satu koper aja. Lagian, laki gue itu pengertian" Jawab Fely sambil memuji Barra. "Oh ya, lo bertiga ga papa tidurnya sekamar? Gue kan harus tidur sama Barra. Enak tau ada yang pelukin" Tanya dan ucap Fely sedikit memanasi teman-temannya saat mereka sudah berada didalam Vila. "Bisa ga, ga usah diperjelas masalah dikamarnya?" Tanya Nindi. "Ya, gimana ya. Maklum lah, suami istri" Jawab Fely. Barra menggelengkan kepalanya. Melihat kelakuan Fely didepan teman gadis itu sangat berbanding terbalik jika Barra meminta Fely untuk mengakui dirinya sebagai kekasih Fely. Karna, disini Fely terlihat ingin terus menunjukan pada ketiga gadis itu jika Barra adalah suaminya. Dan menikah dengan Barra adalah hal yang membahagiakan untuk Fely. "Udah lah biarin. Si Fely mah sengaja mau bikin kita panas" Ucap Kai. "Tau, rese amat emang dia". Sahut Clarin. " Yeu, biarin. Yu Bar ke kamar" Ajak Fely pada Barra. "Iya ayo. Bikin dede ga?" Jawab dan tanya Barra. Secara tidak langsung, Barra kini sudah tertular jiwa memanasi teman-teman Fely. "Iya ayok" Jawab Fely sambil terkekeh. Begitu juga dengan Barra. Sementata ketiga gadis didepan mereka sedang melongo saat mendengar percakapan antara Barra dan juga Fely yang tidak bisa mereka filter itu. "Heh, ini masih siang" Ucap Nindi. "Yeu, biarin aja terserah kita. Kan udah HALAL" Jawab Fely dengan menekan kata 'halal'. "Cabut ah ke kamar, bisa-bisa kita terus kebayang pengen married" Ajak kai pada Nindi dan juga Clarin. Segera ketiganya meninggalkan Barra dan juga Fely yang katanya akan pergi ke kamar itu. *** "Cape ya?" Tanya Fely pada Barra yang sedang memijat tangan pria itu seorang diri kala Fely membereskan baju keduanya kedalam lemari yang tersedia dikamar yang mereka tempati sekarang. "Lumayan pegel aja" Jawab Barra. Fely kini berjalan menghampiri Barra yang duduk dipinggiran kasur. Menarik lengan pria itu lalu dipijatnya. Barra tersenyum bahagia saat Fely dengan pengertiannya langsung memijat lengan Barra yang dirasa pegal itu. Karna, Fely tidak pernah melakukan ini sebelumnya jika bukan Barra yang memintanya. Itupun saat Barra pegal akibat kecapean bermain basket saja. "Mau dibikinin minum?" Tanya Fely disela ia yang masih memijat lengan Barra. "Boleh kalo lo ga cape" Jawab Barra. "Gue mah kan duduk aja tadi. Jadi ga cape lah. Mau apa?" Jawab dan tanya Fely. "Kopi aja" Jawab Barra yang mendapat anggukan dari gadis itu. "Tangannya masih pegel?" Tanya Fely karna ia harus membuatkan kopi untuk Barra. "Udah ngga. Kan dipijitin sama istri tercinta" Jawab Barra sedikit menggombal. "Mulai gombalnya" Jawab Fely yang mendapat kekehan dari Barra. "Ya udah, gue buatin kopi dulu. Mau disini atau didepan minumnya?" Tanya Fely. "Di depan aja. Gue liat ada bangku deket pohon. Sekalian bawain cemilan juga ya" Jawab dan pinta Barra. "Ya udah, tunggu didepan ya" Ucap Fely. Setelah mendapat anggukan dari Barra, Fely segera keluar dari kamarnya guna membuatkan kopi untuk Barra. Sementara, Barra juga memilih untuk keluar dari kamar. Ia akan bergegas menuju halaman Villa. *** "Ngapain lo?" Tanya Clarin yang ntah sejak kapan berada didapur saat Fely tengah membuatkan secangkir kopi untuk Barra. "Buatin kopi buat si Barra" Jawab Fely sekenannya. "Belajar jadi istri yang baik ya bund?" Tanya Clarin sedikit menggoda Fely. Tapi, Fely malah menatapnya tajam. "Jadi, menurut lo gue ga baik gitu suka nurutin perintah dia?" Tanya Fely. "Hehe, canda Fel. Serius amat" Clarin mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya membentuk huruf V. Sementara Fely menarik nafasnya lalu mengambil segelas kopi itu dan ditaruhnya diatas nampan yang dimana sudah ada beberapa cemilan yang Fely siapkan juga untuk Barra. "Gue kedepan dulu. Mau mesra-mesraan sama suami" Ucap Fely yang sudah biasa lagi pada Clarin. "Panasin aja terus Fel panasin" Protes Clarin yang mendapat kekehan dari Fely. Pasalnya, sejak mereka di perjalanan saja Fely dan Barra tidak hentinya menebar kemesaraan keduanya. Belum lagi saat mereka baru tiba di Villa. Dan sekarang, Fely kembali memanasinya dengan Fely yang sedang menyiapkan kopi untuk Barra. Walaupun hal yang lumrah, tapi tetap saja Clarin merasa panas kala melihat Fely dan Barra terus saja mengumbar kemesraan. *** Fely menaruh nampan diatas meja yang ada didepan bangku yang Barra duduki sekarang. Lalu, ia duduk disebelah Barra yang kini sudah menyimpan hp nya. Karna, sambil menunggu Fely membuatkan kopi untuknya, Barra memilih untuk memainkan hp nya guna menghilangkan rasa bosan yang datang menghampirinya. "Makasih ya Fel" Ucap Barra. "Iya, sama sama" Jawab Fely. Barra mengambil gelas yang berisikan kopi itu lalu diseruput ya pelan. Karna, memang kopi yang dibuatkan Fely masih terasa panas. Sekaligus, menikmati rasa kopi yang selalu diracik dengan pas oleh Fely. Dan kembali Barra menaruh kopi itu ke tempat semula sebelum Barra menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi. Sama seperti yang sedang Fely lakukan sekarang. "Enak ya udararnya. Ga kaya di Jakarta" Ucap Fely yang kini menyenderkan kepalanya pada bahu Barra, dan melingkarkan tangannya pada pinggang pria itu. Sementara Barra kini merangkul bahu Fely. "Nyaman ya?" Tanya Barra. "Nyaman banget. Ga kaya di Jakarta, polusi semua". Barra terkekeh sambil mengelus rambut Fely. "Ya udah, pindah aja kesini gimana?". Tanya Barra sedikit bercanda. "Ish ngga lah ga mau" Jawab Fely. "Ya kan katanya enak udaranya disini". "Ngga harus pindah juga Jarwo" Jawab Fely. Keduanya kini menatap halaman depan yang ada dihadapan mereka. Sebuah halaman yang sangat menyegarkan mata karna tanaman yang berwana hijau itu. *** Saat jam makan malam, Fely dkk memilih untuk makan malam di Vila saja. Memang, ini permintaan dari Barra yang ingin menyantap masakan dari Fely. Katanya, sudah lama Fely tidak membuatkan masakan untuk pria itu. Jadi, mau tidak mau Fely harus memasak dengan dibantu oleh ketiga temannya itu. Kini, Fely sedang mengambilkan nasi serta lauk-pauk yang sudah ia masak dengan ketiga temannya itu untuk Barra. Dan ia kembali menaruh piring yang ssudah penuh itu didepan Barra. Dengan senang hati Barra tersenyum pada Fely. Tidak seperti ketiga teman Fely yang hanya bisa menggigit jari saat Fely dengan begitu telatenny menyiapkan makan malam untuk Barra. "Vila serasa milik berdua" Sindir Nindi pada Barra dan juga Fely. "Sirik aja lo" Jawab Fely. "Tau, makanya nikah" Tambah Barra. "MASIH SEKOLAH" Jawab Kai, Nindi dan juga Clarin secara berbarengan membuat Fely dan juga Barra kini tertawa bersama. Setelah itu, mereka memutuskan untuk menyantap makanan yang ada di depan mereka. Sambil sesekali kelima orang itu berbincang. Ntah membahas masalah sekolah, maupun masalah tampil dance yang akan dilakukan saat demo eksul nanti. Dan masih banyak lagi yang mereka bahas disini. *** TBC. I hope you like the story Don't forget to vote and comment  See you in the next part
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD