Part 42

2078 Words
"Barra..... Barra... Barra" Fely berteriak dari bawah sampai ke kamarnya. Lita yang sedari tadi berada dikamarnya sontak keluar dan mengikuti Fely karna takut terjadi apa-apa akan menantunya itu. Karna, tidak biasanya Fely berteriak menyebutkan nama suaminya itu. "Fely sayang kenapa?" tanya Lita saat Fely ingin membuka pintu kamarnya, karna Barra belum juga keluar dari sana. "Mama, Fely-" Ceklek Suara pintu kamar dibuka, membuat Fely tidak jadi bercerita pada ibu mertuanya itu. Karna Fely melihat Barra yang berada diambang pintu. Fely langsung berhambur memeluk Barra, karna ia sangat merasa bahagia sekali sekarang. Saking bahagianya, Barra hampir terjungkal kebelakang, Karna Fely cukup mengeluarkan tenaga saat memeluk suaminya itu. Untung saja, Barra bisa menahan tubuhnya dan Fely. Jadi, ia tidak jatuh. "Barra.. gue seneng banget" ucap Fely tanpa melepaskan pelukannya. Barra memilih untuk membalas pelukan dari Fely. "Seneng kenapa? Gue tau lo menang" jawab Barra. Fely menarik kepalanya yang sedari tadi berada diceruk leher Barra, tanpa ia melepaskan tangannya yang melingkari leher suaminya itu. "No.. lo tau? Gue, dapet kesempatan buat bisa wakilin sekolah buat solo dance diajang kompetisi antar provinsi" ucap Fely senang lalu ia kembali memeluk Barra. Barra tersenyum bahagia saat mendengar ucapan dari Fely. Karna, Barra tahu jika ini adalah hal yang paling Fely impikan selama ini. "Lo serius?" tanya Barra. "Iya, gue serius". Lita hanya bisa menatap senang saat anak dan menantunya tersenyum bahagia seperti ini. Sepertinya Lita sudah bisa merasakan tumbuhnya rasa cinta diantara mereka, hanya saja mereka yang belum menyadarinya. "Ntar kalo lo kepilih, lo harus karantina?" tanya Barra. Fely menarik kembali kepalanya sekarang. Ia baru mengingat jika memang saat dirinya terpilih nanti, ia harus menjalani karantina sekitar satu bulan menuju kompetisi berlangsung. "Oh iya ya. Ada sih sebulan katanya" jawab Fely lesu. Ia lupa jika dirinya sudah menikah, tidak mungkin ia meninggalkan Barra selama itu untuk hobby nya, jika kelak ia terpilih menjadi perwakilan Provinsi nanti. "Lo, lo ga kasih izin ya? Ga papa ko, biar nanti gue minta si Clarin gantiin gue aja pas kompetisinya" ucap Fely lagi. "No, gue ga akan larang lo, karna gue tau itu mimpi lo" jawab Barra. Tentu saja membuat Fely sangat senang sekali sekarang. "Serius?" tanyanya. Barra menganggukkan kepalanya. Fely kembali menaruh kepalanya diceruk leher Barra. "Ekhmm...." Dehem Lita karna ia sudah terlalu lama melihat anak dan menantunya ini berpelukan tanpa menghiraukan keberadaannya disini. Fely dan Barra seketika melepaskan pelukan mereka. Fely yang sedari tadi memunggungi Lita sontak membalikan badannya. Tapi, tangan Barra masih setia berada dipinggangnya. "Eh, mama" ucap Fely malu. Lita tersenyum lalu menggelengkan kepalanya. "Sayang, selamat ya atas pencapaian kamu" ucap Lita sambil berjalan dan memeluk Fely, tapi hanya sebentar. "Makasih ya ma". "Mama bangga banget sama kamu. Mama semakin yakin, kalo mama ga salah pilih kamu jadi istrinya Barra. Udah cantik, berprestasi lagi" ucap Lita. Fely tentu saja senang saat ibu mertuanya itu memuji dirinya. Fely kan haus akan pujian. "Mama bisa aja" jawab Fely tersipu malu. Padahal, dalam hatinya ia sangat senang sekali. Apa lagi ibu mertuanya itu memuji dirinya didepan Barra. Supaya Barra semakin membuka matanya, jika ia lebih segalanya dari Jihan. "Sini hp kamu Barra, mama fotoin kalian sambil Fely yang pake medali itu" Lita meminta hp putranya itu, dan Barra segera menyrahkan hp nya pada Lita. Di ambillah beberapa potret keduanya. Yang paling lucu, adalah saat Barra mencium pipi Fely yang sedang memamerkan medalinya kedepan kamera dan Fely yang tersenyum bahagia disana. Setelah dirasa cukup, Lita kembali menyerahkan hp Barra pada putranya itu. Fely dan Barra melihat hasil jepretan Lita yang sangat bagus sekali itu. "Ya udah, kamu sekarang bersih-bersih dulu ya sayang, istirahat juga pasti kamu cape kan abis kompetisi" ucap Lita yang mendapat anggukan dari Fely. Setelah itu Lita kembali ke kamarnya, sedangkan Barra dan Fely masuk ke kamar mereka berdua. *** 'He said, he proud of me❤️' Caption itu yang Fely tulis pada postingan inst*gram miliknya yang dimana ia mengupload fotonya bersama Barra tadi. Tapi, jangan harap wajah Barra akan terlihat disana. Tentu saja Fely menutupinya dengan sticker. Karna, belum saatnya semua orang mengetahui hubungannya dengan Barra. Setelah memposting foto itu, Fely memilih untuk mandi dan siap-siap karna Barra akan mengajaknya untuk shopping sepuasnya, seperti yang sudah Barra janjikan dulu jika Fely juara, Barra akan menghadiahinya. Barra bukan tipikal lelaki yang selalu mengingkari janjinya. Jadi, ia akan menepati janji itu hari ini juga. Banyak sekali notifikasi masuk kedalam hp nya sebelum Fely masuk ke kamar mandi. Fely yakin jika notifikasinya itu berasal dari teman-teman dan juga fansnya yang kepo akan sosok laki-laki yang mencium pipi Fely itu. Sementara Fely mandi, Barra membuka akun istagramnya. Barra tersenyum sendiri saat melihat fotonya Fely upload dengan caption yang memang benar adanya. Dirinya sangat bangga atas pencapaian yang Fely capai. Barra juga membaca beberapa komentar yang masuk dipostingan istrinya itu. Banyak sekali yang mendukung hubungan Fely dengannya. Tapi, banyak juga yang patah hati saat melihat Fely dengan bebasnya dicium oleh Barra. Beragam komentar yang ada disana cukup membuat Barra tersadar, jika istrinya itu sangat menarik dimata orang lain. Ingin sekali rasanya Barra ikut mengomentari postingan Fely. Tapi, ia mengurungkan niatnya. Lebih baik sekarang ia bermain game satu kali sambil menunggu Fely mandi dan juga make up. Karna, istrinya itu selalu lama jika urusan make up. *** Barra harus mengelus dadanya saat Fely memintanya untuk dibelikan skincare dan juga make up yang harganya cukup fantastis. Belum lagi, baju, sepatu, tas, dan beberapa aksesoris yang katanya akan menunjang penampilan dance Fely nanti. Untung saja, Barra sudah mempersiapkan saldo ATM yang banyak untuk membelanjai istrinya itu. "Kalo lo mau gue cantik, modalin" ucap Fely saat ia membawa Barra ke tempat Skincare. Barra hanya bisa menghela nafasnya. Karna ntah berapa kali Fely mengatakan itu. "Iya. Udah buruan dong gue laper" jawab Barra. Karna, selepas sholat magrib, Fely langsung membawa Barra untuk mencari skincare gadis itu. "Bentar Barra, gue harus pilih dulu ini" jawab Fely. "Nanti kesini lagi aja deh, ya?" bujuk Barra. Fely menoleh kearah suaminya yang sedang berdiri didekatnya itu. "Ga usah, ini udah ko" jawab Fely sambil mengambil paket skincare yang biasa ia pakai. Setelah itu, Fely membawa Barra ke kasir, untuk meminta suaminya itu membayar skincare nya yang hampir menghabiskan dua juta uang Barra. Setelah itu, barulah Fely dan Barra mencari tempat makan di mall yang sama. Karna, Fely bilang ia belum puas merampok isi saldo suaminya itu. *** Barra kembali mendengus saat makanan yang mereka pesan datang, dan Fely malah asyik memfotonya terlebih dahulu untuk di upload di insta storu katanya. Seribet ini kah cewek? Fikirnya. "Felysia suami lo laper" kesal Barra saat Fely masih asyik saja dengan hp nya. "Bentar Barra" jawab Fely. Setelah merasa puas, Fely akhirnya mempersilahkan Barra untuk menyantap makanan yang ada didepan mereka. "Abis ini gue mau beli tas sekolah" ucap Fely. Barra menoleh sebentar pada gadis didepannya, lalu ia kembali menyantap spagethinya. Ia ingin menikmati makan malamnya ini. Karna, sudah pasti Barra akan mewujudkan keinginan istrinya itu. Fely yang melihat Barra asyik dengan makanannya memilih diam saja. Ia juga memutuskan untuk kembali menyantap makanannya. Lebih baik, ia membicarakannya setelah makanan mereka habis. Sekitar tiga puluh menit, Fely dan Barra sudah selesai makan malam. Barra memanggil pelayan untuk meminta bil p********n. Karna, setelah ini mereka harus mencari ransel sekolah untuk Fely. Sesuai permintaan gadis itu. "Mbak, minta bil nya" Barra melambaikan tangannya pada seorang pelayan yang ada disana. Pelayan tersebut langsung menghampiri Barra dan mengatakan total p********n yang harus Barra bayar malam ini. Setelah itu, keduanya pergi untuk mencari ransel sekolah untuk Fely. *** Fely menggelayutkan tangannya pada tangan Barra. Beruntung, saat berada di mall, tidak ada teman mereka yang ada disini. Jadi, Barra membiarkan Fely saat ini. Toh, mereka sudah sah. "Bar, kesini dulu yu. Kayanya banyak kemeja bagus buat lo" Fely mengajak Barra ke store pakaian pria yang mereka lewati. Barra yang tidak ada niatan untuk membeli pakaian untuk dirinya sendiripun akhirnya membeli juga atas permintaan Fely. Padahal, baju dilemarinya masih banyak yang bagus. Bahkan, ada yang belum ia pakai juga. "Kalo gue ada barang baru, lo juga harus" ucap Fely yang sedang memilah beberapa baju dan kaos untuk Barra. "Emang harus ya?" tanya Barra. "Harus, soalnya biar lo makin keren". "Ntar, lo juga yang marah kalo ada yang lirik gue" jawab Barra. Sejak tadi saja, Fely terus menggerutu saat banyaknya wanita yang melirik kearahnya. Padahal, Barra rasa penampilannya biasa saja. Tapi, ya resiko lelaki tampan. Sudah pasti banyak yang meliriknya. "Ya tinggal gue colok matanya" jawab Fely asal. Barra terkekeh dibuatnya. "Lo udah tau sendiri, gue kalo berantem kaya gimana" ucap Fely. "Iya, iya" jawab Barra tidak ingin memperpanjang pembahasan yang akan menjurus pada pertengkaran keduanya. Setelah Fely memilih beberapa baju untuk Barra dan membayarnya, ia mengajak Barra ke tempat tas seperti tujuan awal mereka saat makan malam barusan. *** "Huft, capek juga ya" keluh Fely didalam mobil saat ia dan Barra sedang berada diperjalanan menuju pulang. Jam memang sudah menunjukan pukul sepuluh malam. "Capek, tapi masih aja ga kapok shopping" jawab Barra. "Ga akan lah. Shopping itu buat otak ga stress" jawab Fely. Karna, bagi kaum wanita shopping adalah obat dari segala obat. Apalagi saat semua keiingiannya sudah terbeli. Rasa capek itu akan hilang dengan sendirinya. "Lagian, istri happy itu, pahalanya gede loh buat suami" lanjut gadis disebelah Barra itu. Barra hanya menganggukkan kepalanya. Karna, ia juga tahu jika istri bahagia, maka rezeki suami akan lancar. Terbukti, setelah menikah tempat sewa latihan basket Barra selalu ramai yang menyewa. Bahkan, dalam waktu hampir dua bulan ini, omset pendapatan naik dua kali lipat dari biasanya. Belum lagi bisnis Barra yang lainnya. "Jangan tidur" cegah Barra pada Fely yang terlihat sudah mengantuk itu. "Gue ngantuk". "Temenin gue, masa gue ga ada yang ngajakin ngobrol" jawab Barra. Mau tidak mau, Fely berusaha menahan kantuknya. Karna, jika difikir kasihan juga Barra jika harus menyetir dengan dirinya yang terlelap. "Tega amat" jawab Fely. "Ya lo lebih tega kalo ninggalin gue tidur" jawab Barra. Fely memutar kedua bola matanya. Sepertinya Barra belajar darinya tentang bersilat lidah. *** Sesampainya dirumah, Fely segera membersihkan tubuhnya. Ia juga segera berganti pakaian menggunakan piyama. Tidak lupa, ia menyiapkan piyama untuk Barra juga. Karna, Barra sedang membersihkan tubuhnya sesuai permintaan Fely. "Lo, udah sholat ya?" tanya Barra saat Fely sedang memakai skincre malamnya. Karna, tadi Barra melihat Fely yang masuk ke dalam masjid saat ia hendak sholat magrib dan isya saat di masjid yang ada di mall tempat mereka shoping tadi. Fely menoleh kearah Barra yang kini sudah berdiri dibelakang diirnya yang sedang duduk didepan meja rias. Barra juga kini sedikit membungukkan tubuhnya, dengan tangan pria itu yang menjadi tumpuan diatas meja rias. "Kenapa?" tanya Fely tidak mengerti. "Ga usah so polos" jawab Barra. Fely menyerngitkan kedua alisnya. Karna memang ia tidak mengerti maksud dari tujuan Barra. "Apa sih?" tanya Fely yang kembali mengoleskan krim malam sebagai step terakhir pemakaian skincare nya malam ini. Tidak lupa, ia memakai lip balm sebelum tidur agar bibirnya lembab saat bangun tidur esok hari. "Ish" Barra mendengus kesal karna Fely yang tidak mengerti keinginannya. "Lo kenapa sih? PMS?" tanya Fely. Barra memutar kedua bola matanya. "Sini coba berdiri" perintah Barra. Fely dengan polosnya menuruti permintaan suaminya itu. Dengan satu gerakan, Barra sudah berhasil memangku Fely dan mendudukan gadis itu diatas meja rias yang berada didepannya. Barra juga mengunci tubuh Fely dengan tangannya yang berada diatas meja rias. "Beneran ga ngerti, hmm?" tanya Barra tepat didepan bibir Fely. Sehingga Fely bisa mencium aroma mint mulut Barra. Barulah Fely mengerti keinginan Barra itu apa. "Emang, lo bisa maksa gue kalo gue tolak?" tanya Fely yang kini mengalungkan tangannya pada leher Barra. "Emang lo mau dosa kalo nolak gue?" tanya Barra yang kini tangannya sudah melingkari pinggang Fely. Tanpa menunggu jawaban dari Fely, Barra sudah mendaratkan bibirnya diatas bibir Fely. Bahkan ia melumatnya dengan lembut. Tidak ada penolakan dari Fely, membuat Barra kini bisa melesakkan lidahnya kedalam mulut Fely. Ia mengbsen deretan gigi rapi Fely itu. Barra melepaskan ciumannya sebentar. "Yakin mau disini, hmm?" tanya Barra dengan suara yang cukup menggoda iman Fely. "Yakin lo bisa?" tanya Fely balik. Barra tersenyum lalu menggendong Fely keatas ranjang. Tentu saja keduanya kini melakukan kewajiban mereka sebagai pasangan suami istri pada umumnya. Setelah mereka berpuasa satu minggu karna Fely yang datang bulan kemarin. "Barr, kata orang kalo selesai dateng bulan itu harus hati-hati" ucap Fely. Barra menganggukkan kepalanya. Ia mengerti maksud dari Fely. Dengan begitu, ia akan lebih hati-hati sekarang. Untuk mencegah kemungkinan buruk terjadi. Mengingat keduanya yang masih berstatus pelajar. *** TBC. I hope you like the story Don't forget to vote and comment  See you in the next part
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD