“Jangan asal fitnah, Mbak! Malu ke cadar apalagi agamamu!” kesal Rindu tetap saja membela diri ketika Violita memberikan buku harian berwarna merah muda miliknya. Violita makin sibuk istighfar dan memang sudah tak terhitung seberapa banyak dirinya melakukannya. Selain itu, Violita juga jadi kerap menggeleng tak habis pikir. Ia nyaris menampar Rindu ketika sang adik tirinya itu terus saja menuduhnya menjadi wanita tak benar. Wanita tak benar yang hobi zina maupun fitnah, kemudian menjadikan cadar sekaligus agama sebagai tameng. Akan tetapi, tangan kiri Daniel menahannya dari samping kanan belakangnya. Daniel menatapnya penuh keseriusan sambil terus menggenggam tangan kanannya yang kemudian digandeng. Barulah detik kemudian, tangan kanan Daniel yang menampar Rindu. “Hhhhhhhaaaiiiiii! Apa-a