“Sudah, tenang diri kamu!” Yuda sedari tadi masih memperhatikan keresahan di wajah Iza, meskipun sudah membawa Puput menemui dokter. “Aku masih cemas.” Iza melirik Puput duduk di belakang kemudi, asik bermain dengan boneka kesayangannya. “Apa yang harus kamu cemaskan? Dokter sudah mengatakan agar kita lebih bersabar dan lebih sungguh-sungguh lagi dalam mendidik Puput.” Iza terdiam. Setelah berkonsultasi dengan dokter, disleksia bukan sesuatu hal yang harus ditakutkan melainkan harus dihadapi dengan meningkatkan kesabaran yang ekstra. Dokter menyarankan agar Iza bekerjasama dengan pihak sekolah untuk mendiskusikan cara yang paling tepat untuk membantu anak mengikuti pelajaran di sekolah. Dokter juga mengusulkan agar Iza terus menyemangati dan membujuk anaknya untuk membaca buku, kemudi